Lompat ke konten Lompat ke footer

Cheongung Rudal Pertahanan Buatan Korea Selatan untuk Menangkis Korut (2016)

Ketegangan Politik antara ‘Korea Selatan’ dan ‘Korea Utara’. Semakin hari Semakin Panas Bak Gunung Berapi yg pengen Meletus. Apalagi, Pada Tahun 2016 ini ya. Korea Utara yang di Pimpin oleh KIM JONG UN. (Umur 33 Tahun). Dengan Pede memperkenalkan Bom Hidrogen.

Bagi Teman-Teman yg Belum Tahu. Bom Hidrogen atau disebut juga Bom Termonuklir. Adalah Bom yg Kekuataannya Hampir 1.000 Kali Lebih Dahsyat dari Bom yg Pernah di Jatuhkan oleh Pesawat Tempur B-29 Superfortress Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. Pada Tahun Agustus 1945 yg Lalu.

Foto : Salah Satu Rudal Mematikan Korut
Bagaimana Korut Ciptakan Bom Mematikan
Banyak orang-orang Bertanya, Bagaimana cara ‘KORUT’ bisa menciptakan Senjata Bom Hidrogen Mematikan ini. Padahal kita tahu, untuk menciptakannya membutuhkan banyak Uang dalam Proses Pembangunan Infrasturkturnya.

Sampai saat ini belum ada yg tahu. Mengingat ‘KORUT’ adalah Negara Komunis yg Tertutup. Namun, Beberapa Pengamat Menilai. Korut mampu menciptakan Persenjataan Bom Hidrogen dengan cara melahap Keuangan rakyatnya untuk FOKUS membuat BOM & PERSENJATAAN.


Sehingga Membuat Rakyat Korea Utara Hidup dalam Kemiskinan dan Kelaparan. Akibat ulah Penguasa Pemerintahannya yg gencar Membuat BOM-H (Bom Hidrogen).  Foto diatas : Perbandingan China dan Korea Utara di Perbatasan.

Pada Tanggal 14 Maret 2016 : Pemerintah Korea Utara mengancam Korea Selatan dan Amerika Serikat. Korea Utara juga mengancam Kota-Kota Amerika Serikat untuk di jadikan Abu dan Semua orang akan Tewas Terbakar.

Korea utara juga mengklaim dirinya memiliki BOM HIDROGEN yg Jauh Lebih Dahsyat dari buatan Uni Soviet. (TSAR BOM).

RUDAL PENANGKIS BUATAN KOREA SELATAN
Di Semenanjung Korea Selatan di Sekitar Wilayah DMZ (Zona Demiliterisasi). Sebenarnya Telah Terdapat 17.000 Tentara Amerika Serikat. Lengkap dengan Rudal Perisai yang disebut dengan THAAD (Terminal High Altitude Area Defense). Rudal Perisai milik Amerika Serikat ini diklaim mampu menghancurkan Rudal Balistik Korea Utara dari Jarak 200 Km.

Foto : THAAD
Tetapi, Ngga Pengen Hanya Mengandalkan Amerika Serikat aja. Korea Selatan juga Berpacu dengan Waktu dalam menciptakan Rudal Penangkis agar bisa Mandiri.

Ada Sekitar 15 Perusahaan Korea Selatan yg dikerahkan. Yaitu Perusahaan SAMSUNG THALES, (anak Perusahaan Samsung dalam Bidang Elektronik & Teknologi Militer). Kemudian ada LIG NEX1. (anak Perusahaan LG dalam Bidang Teknologi Militer), ada dari Perusahaan GOLDSTAR KOREAN, Perusahaan SSANGYONG dan juga mengerahkan Ilmuwan dari Perusahaan Mesin dan Truck DOOSAN DST.

Ke 15 Perusahaan ini Bersatu Padu dalam Menciptakan Rudal Pertahanan Penangkis yg disebut CHEONGUNG. Tetapi sebelumnya, KORSEL Meminta Bantuan Transfer of Teknologi dari Ilmuwan-Ilmuwan Persenjataan BUMN milik Rusia dari ALTAY ANTEY. Tujuannya agar Sistem Pertahanan CHEONGUNG berhasil diciptakan.

Spesifikasi Kemampuan CHEONGUNG
CHEONGUNG atau juga disebut dengan KM-SAM atau IRON HAWK. Di Perkenalkan oleh Pemerintahan Korea Selatan. Pada 2011 yg Lalu. Pada Juni 2015 yg Lalu Resmi diperkenalkan dari Proses Belajar Sejak Tahun 1998. Saat ini, Pada Tahun 2016. CHEONGUNG masuk dalam Jajaran Tahap Produksi.

Spesifikasi CHEONGDUNG di Lengkapi dengan Baterei dan Radar Multi Fungsi 3D Aktif Elektronik dipindai Array. Tiap 1 Unit Truck Menampung 8 Rudal.


Target data dan Perintah bisa di Transfer Cepat untuk Menembak Rudal Musuh, Pesawat Musuh atau Helikopter Musuh. Ia di Luncurkan Secara Vertikal menggunakan Bimbingan INS dengan Aktif Homing RD Search. 1 Rudal CHEONGDUNG memiliki Berat 400 Kg. Ia Mampu Melesat Terbang Hingga Jarak 1-40 Km. Terbang di atas Ketinggian 15 Km.

Video Trailer

Artikel Lainnya :

Masa Depan
Tak Hanya Aplikasikan Di Darat aja menggunakan ‘Truck’. CHEONGDUNG juga akan diinstal pada Kapal perang.

Di Masa Depan. Korea Selatan akan memulai lagi Pembangunan Rudal Generasi ke II yg disebut CHEOLMAE II. Rudal Masa Depan ini Nanti Mampu Mengawasi Pertahanan Hingga Jarak 150 Km. Tetapi Proyek ini masih Tahap Perencanaan. Di Perkirakan akan memakan biaya hingga Rp 10 Triliun untuk Riset dan Penelitian Lanjutan. (Kurs Rupiah Rp 13.500). GBU