Lompat ke konten Lompat ke footer

Islam Rohingya di Myanmar di Bantai, di Tembak, dan di Bakar Hidup Hidup oleh Tentara Myanmar (2017)


Foto diatas adalah Jasad dari beberapa Keluarga yg meninggal di Perjalanan akibat Tenggelam di Sungai Naf. 

Ketika Pengungsi dari Suku Rohingya mencoba melarikan diri dari Genosida Aparat Petugas Keamanan Myanmar. 

Foto diatas hanyalah sedikit dari bukti kasus Pembantaian. 

Disaat Indonesia berbahagia Gembira menyambut Idul Adha. Di Tempat Lain, Muslim justru di Bantai. 

Pada Bulan Agustus 2017. Ribuan Muslim dari Suku Rohingya melakukan Eksodus besar-besaran. 1,1 Juta Rohingnya di Burma, Myanmar adalah Tantangan Terbesar yg dihadapi pemimpin nasional Aung San Suu kyi yg telah dikritik oleh Amerika Serikat, Turki dan PBB karena enggan berbicara mengenai masalah penganiayaan Kalangan minoritas.

Mohammed Rashid (Umur 45 Tahun) mengatakan :

"Kami bersembunyi di hutan selama 2 hari, kami mendengar rumah-rumah di desa kami telah terbakar. kami terus berjalan hingga ke perbatasan". 

Chris Lewa, Wartawan Reuters Amerika Serikat Pemantau Rohingya mengatakan :

Myanmar berusaha mengusir populasi masyarakat Rohingya. Secara aktif warga sipil Rakhine turut membantu berpartisipasi dengan aparat keamanan dalam pembakaran desa.

Hamida, Warga Rohingya melaporkan kepada CNN di Kamp Pengungsian Bangladesh :

Mereka memukul kami, menembaki kami dan membobol orang-orang sampai mati. banyak orang terbunuh, Banyak wanita di Perkosa, Kami menderita kemiskinan. 

Muhammad Harun mengatakan :

Kebencian Pemerintah memaksa saya melarikan diri.

Nobin Suna mengatakan :

Tentara memerintahkan masyrakat untuk tinggal di rumah. Tapi mereka membakar rumah kami, kami lari tapi mereka menembaki kami, muslim tidak memiliki hak kewarganegaraan.

Informasi dari wartawan AS mengatakan :

Sekitar 20.000 orang Rohingya masih terjebak di Myanmar. Pemerintah menolak menyerahkan minoritas dan malah menyebut mereka sebagai Terorist.

Berikut Foto-Foto Kesedihan dan Penderitaan Muslim dari Suku Minoritas Rohingya. Kebanyakan dari mereka telah melarikan diri ke Negara Tetangga Bangladesh. 


















PENYEBAB : 

Pemerintah Myanmar menyatakan Suku Rohingya adalah Terorist yg Bertajuk Gerilyawan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA). 

Kerap ingin menegakkan Hukum Syariat Islam di Rakhine State Myanmar. 


ARSA Melancarkan Serangan ke Pos Polisi dan Markas Militer Myanmar. Mereka Terlebih dahulu melancarkan serangan dan membunuh umat Buddha. 

Namun Ata Ullah menyatakan Pembentukan Kelompok Bersenjata ini untuk melindungi Rakyat Muslim Rohingya dari Kekerasan Aparat Keamanan Myanmar.  

Youtube : Ata Ullah Rohingya. 


Ketegangan antara Islam dan Buddha di Myanmar Telah Terjadi Sejak lama. Menyebabkan Eksodus besar-besaran dari Suku Rohingya yg Mayoritas Muslim.

Rohingya merupakan Minoritas yg di tolak oleh banyak orang-orang di Myanmar.

Termasuk di Tolak oleh Pemerintah Myanmar yg didukung oleh Aparat Bersenjata dan Warga Sipil yg Menolak Rohingya.





SIKAP PEMERINTAH AMERIKA SERIKAT :

Hampir mustahil bagi wartawan AS untuk memasuki area konflik, karena Larangan Ketat. Media AS hanya berada di kawasan jauh di seberangan Sungai Naf untuk mewawancari orang-orang.

Namun Citra Satelit PBB dan Amerika Serikat menunjjukkan bahwa tragedi kemanusian yg terjadi memang benar adanya.

Foto : Kebakaran Terjadi di Desa-Desa Mayoritas Islam

Amerika Serikat saat ini nampak bersikap hati-hati dalam kasus kejahatan manusia tersebut. Dengan Tetap menghormati Pemerintah Myanmar dan juga menghormati Suku Muslim Rohingnya. 

"Amerika Serikat mendukung demokrasi untuk rakyat Burma, (Myanmar). dan AS mengutuk serangan yang dilakukan oleh Kelompok Militan di Negara Bagian Rakhine.

Namun, Tentara Burma memiliki Hak dan Tanggung Jawab untuk mematuhi Hukum Internasional. 

Mencakup MENAHAN DIRI untuk TIDAK MENYERANG WARGA SIPIL ROHINGYA dan menyerang Bantuan Luar Negeri yg tidak bersalah dan memastikan bantuan kemanusiaan menjangkau mereka". Sahut, Nikki. Pejabat AS.


Lebih dari 1.000+ orang dari Suku Rohingya Telah Tewas di Bantai, di Bakar, dan di Tembak. Beberapa yg Lainnya Meninggal di Perjalanan saat mengungsi akibat Tenggelam, Kelelahan dan Kelaparan.

Pada Tanggal 25 Agustus 2017. Korban Bertambah Lagi menjadi 399 Orang Rohingya. Walaupun dari Pihak Myanmar juga terdapat Korban jiwa. Yaitu 13 Polisi, 2 Pejabat dan 14 Warga Buddha.

Belum ada Tindakan nyata dari Amerika Serikat membantu Rohingya. Namun Pemerintah AS Telah berulang kali menghubungi Myanmar yg saat ini Terus menutup Mata & Telinga.

AS Telah mengeluarkan Kebijakan Resolusi  H.Res.418 untuk meminta Myanmar menghentikan aksi kejahatan Pembantaian dan Diskriminasi tersebut. 

https://www.congress.gov/bill/113th-congress/house-resolution/418

Namun hingga saat ini belum efektif.

Sejak Konflik berdarah yg telah berlarut-larut selama bertahun-tahun. Amerika Serikat telah menampung 12.000 Pengungsi Rohingya. 

Foto : Peraih Nobel Saa Suu Kyi asal Myanmar dalam Hak Asasi Manusia dianggap Gagal. Kekerasan justru terus terjadi di Negara yg Mayoritas beragama Buddha tersebut. Terlihat Seorang Polisi Myanmar melakukan Foto Selfie disaat orang-orang Rohingya ketakutan dan dianiaya. beberapa petugas polisi nampak menendang dengan keras. 
TINDAKAN PEMERINTAH INDONESIA

Di Lansir dari Situs Berita Kompas.com : 

Presiden Jokowi berjanji mengirimkan Bantuan Bahan Makanan dan Obat-Obatan Kepada Para Pengungsi yg Telah Berada di Bangladesh. 


Jokowi juga mengirim utusan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Untuk Datang secara Langsung Bertemu Tatap Muka menemui Pemerintah Myanmar. Termasuk bertemu Sekjen PBB Antonio Gueterres dan mantan Sekjen PBB Kofi Annan membahas Kasus Tersebut.

Selama ini Tanggapan Indonesia dan kancah Internasional selalu diindahkan. 

Selain Bangladesh yg menampung sekitar 500.000+ orang Rohingya. 

Foto : Tentara Bangladesh menjaga Pengungsi Rohingya. Untuk membantu Keuangan Bangladesh dalam mengurus kebutuhan Pokok. Negara Turki merupakan Kandidat yg berdiri di Garis Depan dalam membantu Rohingya
Arab Saudi menampung 400.000 ribu orang, 

Pakistan 200.000 orang, 

Malaysia menampung 40.000 orang 

Thailand menampung 100.000 orang

India menampung 40.000 orang

Amerika Serikat menampung 12.000 orang, 

Turki membantu mengirimkan makanan dan obat-obatan. (Pemerintah Turki adalah Penyumbang Terbesar untuk Rohingya yg dikirim ke Bangladesh)



Indonesia menampung 12.000 orang. Tepatnya berada di Aceh Utara. Kawasan Gedung Pelelangan Ikan. 



Informasi yg beredar. 

Muslim dari Suku Rohingya diharapkan mendapatkan Kewarganegaraan eKTP WNI Indonesia. 

Artikel Lainnya :

Youtube : Presiden Jokowi Indonesia

Terima Kasih. Semoga Bermanfaat ya. GBU