Lompat ke konten Lompat ke footer

Kenapa Indonesia mengalami musim hujan dan musim kemarau (2019)


Indonesia merupakan negara berada di garis Khatulistiwa. Dalam ilmu geografi, garis khatulistiwa atau ekuator merupakan sebuah garis imajinasi digambarkan di tengah-tengah planet di antara dua kutub dan paralel terhadap poros rotasi planet.

Garis lintang khatulistiwa adalah 0°. Melintasi Kalimantan, Sumatera, Halmahera dan Sulawesi.

Oleh sebab itu, kawasan yang dilalui oleh khatulistiwa memiliki bayangan hampir tepat diatas kepala kita karena matahari berada posisi sejajar.


Mengapa Indonesia terjadi musim hujan :

Indonesia merupakan negara kepulauan strategis karena letak geografis berada di lokasi garis khatulistiwa dan diapit oleh 2 lautan samudra air dan 2 daratan benua yaitu benua Asia dan benua Australia. Sehingga terjadilah perbedaan bagian bumi selatan dan bagian bumi utara.

Foto : Garis Khatulistiwa
Kira-kira pada bulan Oktober – Maret. Letak posisi rotasi matahari berada dekat di belahan bumi selatan. Yaitu benua Australia.

Akibat matahari terlalu dekat dengan benua Australia. Menyebabkan terik penyinaran cahaya matahari di Australia terasa panas, suhu menjadi tinggi, dan tekanan menjadi rendah/minimum.

Prinsip udara mirip seperti air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Begitu pula dengan udara bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah.

Udara bergerak menyebabkan angin. Karena tekanan di benua Australia rendah/minimum.

Sebaliknya daerah di benua Asia berada di kondisi tekanan tinggi/maksimal. Angin yang dinamakan Muson Barat kemudian bergerak dari benua Asia menuju benua Australia melewati Indonesia.


Benua Asia dipenuhi oleh berbagai tanaman hijau, pohon dan samudera laut air. 

Alhasil, angin dari benua Asia membawa butiran-butiran embun yang menjadi awan sehingga menyebabkan musim hujan di Indonesia.

Mengapa Indonesia terjadi musim kemarau :

Ini merupakan proses kebalikan.

Dimana kira-kira pada bulan April – Oktober. Kedudukan gerakan rotasi matahari berada di belahan bumi utara.

Akibat matahari terlalu dekat dengan benua Asia. Menyebabkan terik penyinaran cahaya matahari di Asia terasa panas, suhu menjadi tinggi, dan tekanan menjadi rendah/minimum.

Karena tekanan di benua Asia rendah/minimum. Sebaliknya daerah benua Australia berada di kondisi tekanan tinggi/maksimal. Angin yang dinamakan Muson timur kemudian bergerak dari benua Australia menuju benua Asia melewati Indonesia.


Benua Australia dikenal tandus, gersang dan minim air. 

Alhasil, angin dari benua Australia membawa sedikit awan. Sehingga menyebabkan musim kemarau di Indonesia.


Foto : Penampakan lahan tandus di Australia
Perubahan Iklim

Pergerakan arah angin sebenarnya sulit untuk diprediksi apabila awan tak ada. Jika awan hilang maka mustahil bagi badan lembaga Meterologi dan Geofisika memprediksi cuaca.

Faktor penyebab awan hilang karena sebuah daratan tersebut berada jauh dari sumber air lautan dan tak ada sumber sumber-sumber pepohonan hijau berfotosintesis mengeluarkan titik embun di pagi dan sore hari.

Awan hanya muncul dipicu oleh keberadaan hutan pepohonan dan lautan.

Akibat banyak pohon di tebang, jumlah populasi manusia meningkat, penggunaan bahan-bahan bakar fosil BBM, dan penggunaan mesin AC untuk pendingin ruangan menyebabkan perubahan iklim menjadi tak menentu.

Perubahan iklim menyebabkan suhu di Indonesia kian hari kian terasa panas dan kemarau semakin terasa panjang menyengat tubuh.


Untuk meningkatkan kondisi curah hujan, Indonesia dapat berpartisipasi untuk menanam jutaan pepohonan yang telah ditebang agar suhu menjadi dingin dan mengundang banyak awan agar semakin banyak hujan membasahi bumi.

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU