Lompat ke konten Lompat ke footer

Israel rombak gudang logistik militer menggunakan robot dan artificial intelligence (AI) dengan pendanaan $ 1,7 miliar dolar atau Rp 24 triliun rupiah (2021)

Pemerintah Israel dan IDF mulai melakukan perombakan untuk meningkatkan kinerja gudang logistik dari cara kerja manual dan tradisional menuju ke era transisi peralihan digital berbasis kecerdasan buatan (AI) dan robotika.
 
Robot dan sistem AI mulai menggantikan tugas pekerjaan tradisional tersebut untuk menggantikan peran manusia dengan memotong sekitar 30% tenaga kerja yang bekerja di gudang logistik.  
 
Israel rombak gudang logistik militer menggunakan robot dan artificial intelligence (AI) dengan pendanaan $ 1,7 miliar dolar atau Rp 24 triliun rupiah (2021)

 
Pemerintah Israel memiliki 17 pangkalan militer. Tersebar ke seluruh penjuru di kawasan Israel.
 
Terbagi dalam divisi pangkalan angkatan darat, pangkalan angkatan laut dan pangkalan angkatan udara.
 
Gudang logistik berada di dekat pangkalan militer.
 
Setiap gudang menyimpan hingga lebih dari 5.000 jenis item barang. Terdiri dari suku cadang, amunisi, bom, roket, seragam, paku, baut, sepatu, helm, alat elektronik, ikat pinggang, bahan bakar, perban, kursi, besi, baja, kabel, obat, parasut, minuman bahkan hingga makanan beku untuk pasukan IDF.
 
Semua item barang. Disusun rapi dalam setiap rak setinggi 14 meter.
 
Terkecuali untuk item senjata.
 
Berupa peluru, bom dan rudal. Tersimpan di bunker bawah tanah yang dilindungi oleh beton tebal.
 
Pada tahun 2021. Militer Israel telah memulai beberapa proses internal untuk mengubah gudang logistik ke platform digital dengan pendanaan awal dari pemerintah sebesar $ 1,7 miliar dolar atau sekitar Rp 24 triliun.

 
Perusahaan Israel Aerospace Industries menyediakan teknologi untuk mengubah forklift menjadi robot otonom. Sehingga tak dibutuhkan lagi tenaga kerja operator untuk mengendalikannya.
 
Robot mampu melakukan ratusan kali manuver tanpa lelah hingga 24 jam.

 
Di masa lalu, seorang pekerja di gudang logistik harus bolak balik dan menghitung semua item barang dengan jari tangan satu per satu. Lalu mencatatnya dengan pulpen dan kertas untuk mengetahui barang terpakai, barang yang dikirim, barang yang datang dan barang yang masih tersedia.  
 
Profesi pekerjaan ini menyita waktu dan melelahkan tenaga kerja.
 
Teknologi robot pemindai segera menggantikan tenaga kerja manusia. Dengan menghitung semua barang di gudang logistik melalui kamera canggih secara real time, kemudian secara otomatisasi data dikirim ke sistem informasi terpadu.

 
Penggunaan robot dan AI memotong 30% tenaga kerja di gudang logistik militer Israel.
 
Namun, semua pekerja yang terdampak tak di PHK. Melainkan dialihkan ke pekerjaan baru yang belum tersentuh otomatisasi.
 
100% gudang logistik akan diubah menjadi energi listrik terbarukan

 
Pendanaan dialihkan pula ke pembelian alat panel surya fotovoltaic untuk diinstal di setiap atap gudang.  
 
Sharvit mengatakan :
 
Semua pusat gudang akan dibangun menggunakan energi hijau. Sahutnya.
 
Listrik dari cahaya matahari dapat menurunkan biaya listrik menjadi 0. Karena setiap gudang memancarkan energi listriknya sendiri masing masing untuk menyalakan lampu, mesin pendingin, komputer dan robot.
 

Artinya terjadi penghematan keuangan secara besar besaran dalam konsumsi listrik. Sisa uang itu digunakan kembali untuk membeli peralatan senjata, makanan dan keperluaan tambahan lainnya.
 
Transportasi logistik dan kargo

 
Untuk pertama kalinya. Transportasi logistik milik perusahaan sipil diizinkan oleh pemerintah Israel dalam memasok dan menyuplai kebutuhan militer.
 
Tetapi untuk item logistik strategis. Seperti rudal, bom, peluru, senapan dan senjata lainnya. Transportasi tetap dikendalikan sepenuhnya oleh truk militer dengan pengawasan iring iringan ketat polisi dan tentara IDF.
 
Brickman mengatakan :
 
Pengelolaan proyek ini akan memakan waktu bertahun tahun dan harus akurat. Ini adalah pertama kali sebuah perusahaan sipil diperbolehkan melakukan operasional dalam memberikan suplai kepada militer. Pangkalan utara tetap dioperasikan sepenuhnya oleh militer, pangkalan selatan dan tengah dapat dikelola oleh perusahaan sipil. Ini merupakan perubahan budaya. Kita perlu belajar bagaimana bekerja sama tanpa merusak aspek operasional. Sahutnya.

 
65% senjata disuplai dari pabrik perusahaan Israel Aerospace Industries, Elbit System dan Rafael Advanced defense system.
 
Sedangkan sisa senjata lainnya. Termasuk suku cadang untuk pesawat tempur, helikopter dan kapal perang dikirim dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Melalui pelabuhan dan bandara.
 
Item barang barang berbasis non-senjata dan rantai pasokan penunjang lainnya. Transportasi diserahkan ke perusahaan sipil seperti flying cargo.   

 
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU