Kemajuan pesat di bidang teknologi selama satu dekade masih belum mampu mengatasi penyakit tumor kanker.
Penyakit tumor kanker dapat diobati dengan berbagai macam pembedahan operasi, tindakan treatment, penggunaan antibiotik, radioterapi dan kemoterapi.
Tetapi ada syaratnya yaitu kadang kadang menggunakan sedikit keberuntungan asalkan perkembangan kanker pasien masih dalam tahapan stadium 1 atau 2 (jinak).
Penyakit kanker dapat diobati dengan baik. Namun apabila menuju stadium 3 atau 4. Pada umumnya sudah sulit untuk diselamatkan.
Ada banyak faktor penyebab penyakit kanker.
Salah satunya yaitu karena rutin mengkomsumsi protein shake powder.
Foto : Tumor kanker |
Whey protein shake powder
Di era modern ini.
Banyak orang ingin tampil dengan penampilan yang cantik dan ganteng.
Salah satunya yaitu dengan cara meminum protein shake powder yang dipenuhi oleh berbagai macam nutrisi seperti vitamin, mineral dan kandungan protein yang tinggi dapat membantu memperindah otot, membangun otot menjadi kuat, meningkatkan kesehatan dan menjaga kebugaran tubuh sehingga terkesan gagah.
Kathy mcmanus dari departemen nutrisi asal Amerika Serikat yang terkoneksi ke jaringan universitas Harvard mengklaim bahwa kebanyakan orang seharusnya tak membutuhkan protein shake powder karena sudah tercapai secara alami dari hasil akumulasi makanan sehari hari.
Jadi untuk orang (pria atau wanita) yang memiliki berat 55 kg. Maka tubuh tak perlu menambah nutrisi protein tambahan apapun dari minuman shake powder.
Faktanya di Amerika Serikat dimana mayoritas penduduk berasal dari kalangan pendapatan menengah dan atas (kaya).
Rata rata warga AS sudah kelebihan asupan protein harian. Seperti berasal dari daging ayam, ikan, telur, almond, kedelai dan kacang kacangan.
Namun di zaman sekarang ini. Orang orang malah makin tambah ramai membeli protein shake sebagai minuman pengisi waktu luang.
Tak peduli seberapa mahal minuman ini. Kira kira antara Rp 300.000 ribu sampai diatas Rp 1.000.000 juta per kaleng.
Kelebihan protein diketahui dapat menyebabkan gangguan ginjal dan memicu pertumbuhan sel tumor kanker.
Protein shake powder tak disarankan. Ilmuwan asal Amerika Serikat mengklaim.
Tubuh manusia sedari awal didesain oleh alam untuk alam bukan untuk memperoleh kebanyakan komsumsi produk olahan yang berasal dari pabrik perusahaan di dalam kemasan botol atau kaleng bubuk.
Di kawasan negara berpendapatan ke bawah (miskin).
Kebutuhan protein jarang terpenuhi.
Kebalikannya adalah orang orang di negara miskin malah kebanyakan karbohidrat, gula, lemak, kelebihan kolestrol, kekurangan kolagen dan minim multivitamin.
Kekurangan protein turut pula mengundang bahaya.
Sehingga menyebabkan penyakit malnutrisi dan memicu kematian sel sel kotor di dalam tubuh yang malah berujung pada pembentukan kanker.
Studi kasus pada contoh kebanyakan orang di Indonesia saat ada acara hajatan atau pesta perkawinan di mana hidangan makanan tersedia dalam jumlah besar. Maka orang orang mulai melahap dalam dosis banyak, mereka mengambil daging ayam, sapi dan ikan membentuk piring menyerupai gunung. kemudian melahapnya dengan habis kurang dari waktu 30 menit.
Perbuatan teknik makan dengan asupan seperti itu adalah indikasi pemicu utama tumor kanker.
Studi kasus lain :
Seorang teman mengajak traktir makan masakan padang sepuasnya.
Sontak saja, berbondong bondong teman teman memesan nasi padang dengan lauk berupa ayam bakar dengan sosis melebihi seperti hari biasanya. Karena dibayari oleh temannya. Maka mereka masing masing orang mengambil hingga 5 potong dada ayam bakar lalu melahap habis kurang dari 30 menit secara bersamaan.
Perbuatan teknik makan dengan asupan seperti itu adalah indikasi pemicu utama tumor kanker.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat melibatkan lebih dari 6.000 peserta menghasilkan sebuah fakta.
Orang orang di usia 50 tahun sampai 65 tahun yang makan makanan berprotein dalam jumlah terlalu tinggi. Maka empat kali kemungkinan berisiko besar meninggal karena kanker. Termasuk bagi mereka para perokok. Sahutnya.
Mengapa protein shake powder dizinkan beredar oleh badan BPOM padahal dapat mengundang penyakit tumor kanker.
Tak ada yang salah dengan protein shake powder.
Protein baik bagi tubuh kita.
Hanya saja protein shake powder dapat memicu lonjakan peningkatan asupan protein secara drastis dan cepat secara bersamaan sehingga tubuh kita tak siap untuk menerima kelebihan.
Walhasil maka lahirlah sel sel tumor kanker.
Longo dari Universitas Harvard. Amerika Serikat mengatakan :
Hampir setiap orang memiliki sel kanker atau sel pra kanker di dalam tubuhnya di beberapa titik. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah kanker itu berkembang ? Ternyata salah satu faktor utama yang menentukannya adalah bagaimana perbuatan cara kita terhadap asupan protein. Sahutnya.
Selain itu, protein shake powder juga di tambah dengan zat zat aditif berbahaya lainnya seperti pengawet, penguat rasa, dan pewarna makanan.
Dosis yang dianjurkan oleh BPOM memang dapat ditoleransi oleh tubuh dalam skala kecil. Oleh sebab itu mengapa shake powder dapat lolos dari perizinan sehingga dijual ke berbagai macam tempat.
Kalau cuma konsumsi 1 minggu sekali atau 1 bulan sekali sih ya.
Tapi bagaimana jika dikonsumsi 3x sehari setiap hari.
Tapi bagaimana jika protein di komsumsi terlalu banyak setiap hari.
Tak mudah untuk menyelamatkan diri dari penyakit kanker.
Hingga saat ini sulit untuk melawan tumor kanker. Terutama stadium 3 dan 4.
Ilmuwan Amerika Serikat menyarankan agar anda jangan pernah menyentuh, merasakan dan mengkomsumsi protein shake powder dalam bentuk apapun juga. Hindarilah perbuatan seperti itu dan beralih memasak makanan protein sendiri.
Tetap perhatikan asupan protein harian sesuai batas yang telah ditentukan.
Pola hidup dengan makan protein dari sumber alami menunjjukkan manfaat kesehatan yang hampir tak terbantahkan. Celetus peneliti dari Hardvard, AS.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU