Lompat ke konten Lompat ke footer

3 kelemahan teknologi Web 3.0 [ desentralisasi login xyz ] ( 2022 )

Sebelum memulai membahas tentang kelemahan web 3.0. 

Berikut merupakan sejarah awal perkembangan internet. Mulai dari web 1.0, 2.0 hingga 3.0. 

Web 1.0 ( Hanya baca ) 

Web 1.0 lahir pada tahun 1990 sampai 1999. Kemampuannya hanya sekedar sebagai website bersifat statis yang dimiliki oleh perorangan individu dan perusahaan. 

Orang orang hanya dapat membaca saja ( read only 1 arah ) tanpa dapat memberikan komentar atau interaksi lainnya di situs website tersebut. 

Web 2.0 ( Baca dan aktif interaksi ) 

Web 2.0 lahir pada tahun 1999 sampai 2014. Kemampuannya telah berubah dari sekedar baca menjadi aktif interaksi. Dipimpin oleh perusahaan Pyra labs yang menciptakan platform Blogger.com di tahun 1999. Orang orang mulai dapat menulis artikel dan saling berkomentar. Pada tahun 2002, perusahaan media sosial Friendster membuat gebrakan dimana orang orang dapat saling berkomunikasi, upload foto, memberikan icon emoji. dll. Di tahun 2003. Wordpress diluncurkan. Menambah semaraknya dunia web 2.0 di mana website berubah menjadi sesuatu yang lebih besar, seperti berdagang melalui toko online.   

Web 3.0 ( Kontrol kepemilikan data sepenuhnya ) 

Web 3.0 lahir pertama kali dan sukses dilepas ke galaksi internet pada tahun 2014. 

Web3 mengubah secara revolusioner masa depan internet menjadi aman, cerah dan demokrasi dengan memberikan sebuah kekuatan hak asasi kepemilikan penuh kepada orang orang yang ingin berekspresi atau memiliki pandangan yang berbeda beda dengan orang lain tanpa melanggar privasi milik orang lain hanya untuk kalangan tersendiri atau kepada pihak lainnya yang sesuai berdasarkan makna dari persetujuaan kebersamaan dan keputusan atau pilihan masing masing orang tersebut. 

Untuk memulai web3. 

Teman teman dapat memulai membangun program webiste, aplikasi, program atau blog di login.xyz

Web 2.0 telah mengubah interaksi internet dari sekedar hanya baca, menjadi trading, komentar, upload, download, dll. 

Tetapi menyangkut masalah kontrol data. 

Web 2.0 masih bersifat satu arah. Jadi, untuk memberikan kekuatan dan hak kendali penuh kepada pengguna dalam bentuk kepemilikan data dan bigdata. Maka web 3.0 lahir menjadi solusi sebagai website atau aplikasi dengan data terdesentralisasi tanpa harus menggunakan layanan dari jasa perusahaan cloud computing terpusat, tanpa dapat mustahil dibanned selama orang orang menggunakan konektivits VPN ( virtual private network ) dan tanpa harus membayar dengan uang konvensional melainkan via uang digital crypto dan token. 

Contoh ilustrasi web 3.0 seperti ini :

Misalkan, ada perusahaan pornografi atau judi online. Ketika mereka membuat website selalu dibanned oleh pemerintah dan dilarang oleh perusahaan penyimpanan cloud bersangkutan karena melanggar aturan tentang konten porno dan judi. 

Akun dan data anda selalu dihapus oleh perusahaan cloud, sehingga website tak dapat online.

Menggunakan teknologi Web 3.0 menyelesaikan semua masalah itu. Website pornografi dan judi online kembali aktif, data akun anda aman karena menggunakan jaringan server bersistemkan blockchain yang terdesentralisasi ke seluruh penjuru dunia, pembayaran hosting juga bertindak anonim tanpa dapat terdeteksi oleh pemerintah yang hobi membanned akun web.  

Web 3.0 menawarkan keuntungan, namun ada juga kelemahannya. 

Berikut 3 kelemahan teknologi web 3.0 : 

1]. Mahal.

Biaya transaksi server dan cloud hosting di web 3.0 relatif mahal ketimbang Amazon AWS, Azure microsoft, Google cloud, Alibaba cloud, IBM cloud, Salesforce, Oracle cloud, dll. 

Bagi developer berkantong tipis ( miskin ). Setiap fitur web 3.0 membuat anda menangis. Dari awal penciptaan web 3.0 harganya sudah mahal, sekarang saat artikel ini ditulis, harga juga nampaknya masih mahal bahkan sampai kapapun juga dipastikan web 3.0 selalu mahal dibandingkan cloud dari perusahaan ternama yang disebutkan di atas. 

2]. Tak friendly untuk kalangan IT/SI newbie.

Secara teknis, web3 bukan tempat teruntuk kepada orang orang awam, pemula newbie apalagi yang tak tahu menahu tentang seluk beluk algoritma, pemprograman, kecerdasan buatan (AI), compute edge, sistem informasi database, machine learning, blockchain, protokol struktur data, robotika, tokenization, dll sebagainya. 

Web3 membutuhkan SDM skill tingkat tinggi jika ingin membuat sesuatu hal yang belum dikerjakan oleh pihak lain atau belum tersedia. Maksudnya adalah seseorang harus membuat kode programnya sendiri dari awal sampai akhir. 

Seiring berjalannya waktu. Web3 tetap dapat dinikmati oleh kalangan newbie pemula. Ini hanya masalah waktu saja kok mengingat Web3 tergolong teknologi baru. Nanti sekitar 10 tahun ke depan, ada semakin banyak para developer Web3 mau secara sukarela berbagi program atau blueprint source code miliknya dengan gratis sehingga tinggal plug and play saja oleh pihak lain.  

Namun untuk saat ini. Keterbatasan atau kelemahan web3 memang tak ramah bagi kalangan orang orang pemula. Pada tahun 2030, semua kerumitan web3 dari sulit berubah menjadi mudah, namun satu hal yang pasti, web3 tetap tak digunakan oleh kebanyakan programer. Karena menyangkut pada masalah poin diatas (#1). Yaitu sistem web3 berbiaya mahal dibandingkan cloud hybrid. 

3]. Tempat kumpulan para pelaku terorist, pornografi, para peretas cyber, pedagang narkoba atau hacker cracker, aplikasi game judi dan aksi kriminal lainnya. 

Bagi orang orang atau anda para developer yang merasa tak berbuat tindakan kejahatan dengan cara melanggar aturan pemerintah. 

Teknologi web 3.0 tak cocok bagi anda. 

Bahkan sesungguhnya web 3.0 tak diperlukan sama sekali bagi kebanyakan orang. Terutama bagi mereka yang tak melawan aturan hukum pemerintah. 

Mayoritas pengguna web 3.0 berasal dari kalangan pedagang narkoba online, pelaku terorist, penjual konten video premium pornografi, peretas cyber, website judi online, website live streaming vulgar, dan aksi kriminal lainnya seperti orang orang yang berjualan pistol dan senapan api secara ilegal. 

Walaupun di dominasi oleh kalangan penjahat. 

Teknologi web 3.0 dapat bermanfaat digunakan pula oleh perusahaan cloud untuk membentuk jaringan server hosting hybrid desentralisasi demi memuluskan kehandalan kinerja dalam mengurangi biaya pembangunan server data center yang bersifat sentralisasi ke banyak multiserver. Sebagai akibatnya, dunia cloud terbagi menjadi 2 kategori yaitu kira kira antara 90% hybrid dan 10% desentralisasi (web 3.0).

Di tahun mendatang. Cloud hybrid yang menggunakan infrastruktur teknologi web 3.0 dapat menjadi adopsi arus utama hingga menguasai cengkraman 90%, walaupun bukan saja ditujukan untuk kalangan penjahat. Artinya web 3.0 dapat pula digunakan dalam hal tujuan baik demi semangat awal blockchain yang mempelopori desentralisasi dan DAO untuk mencegah pihak atau pemerintah tak bertanggung jawab menyalahgunakan aturan dengan mengubah aturan dan hukum sesuka hati, melainkan dipegang sepenuhnya oleh sistem web 3.0 yang dapat dipercayai, transparant dan aman untuk semua orang.  

Web 3.0 sebagai tulang punggung bisnis internet dunia internasional dan trend peranan ini dapat terus semakin membesar. Kira kira penguasaannya mencakup 90% perusahaan hybrid cloud yang dimana tetap menggunakan basis teknologi desentralisasi ini dan 10% server cloud sepenuhnya berbasis web 3.0.

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.