Bagaimana implikasi proyeksi Central Bank Digital Currencies ( CBDC ) terhadap negara G20, G7 dan pengaruh terhadap basic income pada masyarakat orang orang banyak ( 2022 )
Penerapan mata uang digital CBDC hendak di adopsi kepada masyarakat orang orang banyak di kawasan negara G20. Seperti Amerika Serikat, China, Uni Eropa, Indonesia, Brazil, Kanada, dll
Namun, pihak dari rombongan Rusia, presiden Vladimir Putin ngga datang, sehingga pembahasan tentang CBDC pada acara G20 di Bali, Indonesia. Akhirnya pada tahun 2022 dinyatakan gagal. Lalu acara G20 di Bali itu membahas pada topik bidang lainnya yang tak berhubungan erat dengan CBDC.
Aku pikir, untuk saat ini memang selayaknya gitu ya.
Pasti ada pihak yang menjadi penentang. Terutama di sini adalah dari negara beruang merah, Rusia.
Pihak pendukung dari teknologi CBDC berharap agar inovasi finansial ini diadopsi ke khalayak ramai demi memuluskan kinerja kebersamaan bank bank sentral di seluruh dunia. Jika G20 menolaknya, maka G7 ( group of seven ) dapat menjadi pilihan alternatif lain. Tanpa harus mengundang pihak musuh yang berlawanan seperti Rusia & China atau yang bertindak dengan sifat bebas aktif seperti Indonesia.
Bagaimana implikasi proyeksi Central Bank Digital Currencies ( CBDC ) terhadap negara G20, G7 dan pengaruh terhadap basic income pada masyarakat orang orang banyak ( 2022 )
Penerapan uang kertas dan uang logam sudah tak lagi relevan di bidang finansial modern saat ini karena tak efektif, bongsor dan boros. Sebagai gantinya, internet banking mobile telah merevolusi metode pembayaran jual beli atau transaksi uang dengan cara yang lebih murah, ringkas dan cepat.
Kawasan negara yang masih saja hingga artikel ini ditulis menggunakan konsep uang lama, seperti percetakan uang kertas dan uang logam. Di pastikan bakal tertinggal jauh dengan negara yang sudah menerapkan uang digital atau cashless payment.
G7 menjadi pelopor di bidang ini. Harapan pada acara G20 sesungguhnya G7 hendak mengkoneksikan CBDC ke khalayak negara negara yang lebih besar dan banyak.
CBDC adalah mata uang yang mengubah bentuk menjadi uang dasar digital elektronik dalam bentuk simbol bilangan angka yang live sepenuhnya di jaringan internet.
Uang digital sudah ada saat ini dikeluarkan oleh masing masing negara. Contoh bentuk uang digital di Indonesia seperti ketika teman teman bertransaksi di mobile banking bank BCA, BRI, BSI, dll atau menggunakan kartu flazz multifungsi dengan teknologi chip RFID ( radio frequency identification ) yang memudahkan dan mempercepat proses pembayaran secara non-tunai melalui pembelian isi saldo dapat dilakukan di toko minimarket Indomaret dan Alfamart.
Oh ya, uang digital CBDC tak dapat disamaratakan dengan uang digital seperti Bitcoin, Ethereum, dll, karena itu berbasis blockchain, Sedangkan uang digital CBDC dikeluarkan oleh Bank sentral tanpa memerlukan buku besar terdistribusi yang terdesentralisasi.
Mengapa implikasi penerapan CBDC penting untuk diadopsi ke G7 dan G20.
CBDC merupakan konsep pemikiran dari sebuah rangkaian yang disusun oleh keterikatan kebijakan politik dari berbagai negara yang berbeda beda untuk menjadi satu prinsip uang digital yang mampu saling terkait walaupun memiliki jenis mata uang berbeda beda dan memiliki bank sentral yang berbeda beda agar dapat saling bertransaksi satu dengan lainnya tanpa memandang perbatasan jarak geografi sebuah negara.
CBDC dapat 100% sepenuhnya menggantikan peranan uang kertas dan uang logam yang tak efesien. Lalu mengalihkannya ke sistem yang lebih canggih secara virtual di internet atau menggunakan sebuah kartu flazz bagi orang orang yang belum terjangkau sinyal internet atau tak memiliki smartphone.
Bank sentral sebuah negara A dapat mengeluarkan uang digital CBDC, yang diterima oleh bank sentral dari negara B yang telah menandatangai persetujuaan ikatan kebersamaan. Ini artinya dapat menyederhanakan ekspor impor menjadi lebih efektif, memuluskan kegiatan aktivtas jual beli UKM dan pebisnis dari perusahaan besar dari lokal menuju global internasional dengan lebih mudah tanpa halangan kasus pembayaran yang selama ini membelenggu.
Persetujuaan CBDC antar negara G20 dan G7 dapat menghasilkan sebuah solusi pembayaran elektronik yang aman, hemat energi, praktis nan mudah tanpa orang harus membawa dompet yang tebal berisikan uang kertas yang ngga muat di kantong celana, sekarang hanya butuh bawa 1 kartu flazz saja bagi yang belum punya smartphone 4G/5G
Potensi CBDC membawa dampak luas ke miliaran orang dalam hal pembayaran transaksi jual beli yang lebih mudah, bahkan dapat dilakukan dari jarak jauh, tak hanya di ruang lingkup nasional saja, melainkan secara langsung menuju ke internasional.
Ide CBDC awalnya terinspirasi dari kehadiran Bitcoin yang lahir pada tahun 2009.
Lalu, bagaimana pengaruh CBDC terhadap basic income pada masyarakat orang orang banyak ?.
Tentu saja jika antar negara menyetujui pembentukan prinsip CBDC. Maka tak butuh waktu lama dalam penerapannya, kira kira 3-5 tahun, setelah persetujuaan jika politik menyetujuinnya. Maka adopsi CBDC menyebar luas ke dalam sistem keuangan yang saling terpadu antar negara. Akibatnya berdampak pada perluasan basic income yang turut menyebar dengan cepat ke miliaran orang menghasilkan revolusi baru yang belum dapat dibayangkan oleh kebanyakan orang tentang pembentukan kembali ekonomi berbasis teknologi digital finansial generasi menuju tahapan industri ke 5.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.