Lompat ke konten Lompat ke footer

Negara Albania, Bosnia, Kosovo, Montenegro, Makedonia utara, dan Serbia siap gabung ke Uni Eropa dalam perjanjian pertemuan KTT 2022 dan mengapa Norwegia, Switzerland masih menolak ( 2022 )

Uni Eropa terletak di benua biru dengan memiliki total jumlah penduduk sebanyak 447.007.000 juta orang. 

Terakhir EU di tahun 2013 menerima negara Kroasia untuk ikut menjadi bagian baru dari persatuan supranasional. Yaitu semacam sejenis persatuan seluruh kepentingan politik yang menyerahkan seluruh kuasa kekuasaan negaranya kepada pemerintahan tunggal tertinggi di EU yang dipimpin oleh presiden Ursula von der leyen

Supranasional, ini hanyalah sebuah bentuk penyebutan kata baru saja, dimana istilah ini mirip seperti konsep 'Federasi' untuk Rusia dan konsep 'Negara bagian' untuk Amerika Serikat. Tetapi memiliki arti harafiah yang berbeda sistem, namun konsep utamanya sebenarnya sama.

Pada tanggal 6 desember 2022. Kumpulan negara negara balkan yang terdiri dari Albania, Bosnia, Kosovo, Montenegro, Makedonia utara dan Serbia. Telah berkumpul untuk membicarakan perundingan agar mendapatkan keanggotaan penuh di EU yang selama bertahun tahun masih di tolak pendaftarannya karena menyangkut beberapa alasan yang belum dapat terpenuhi. Seperti keamanan yaitu masalah tingkat kriminal harus diminimalkan dan HAM ( hak asasi manusia ). 

Michel dari Albania mengatakan :

Saya sangat yakin bahwa masa depan anak anak kita akan aman dan lebih sejahtera jika bergabung ke dalam Uni Eropa. Sahutnya. 

Total gabungan seluruh penduduk kumpulan negara balkan yang hendak ikut tergabung ke EU mencapai kurang lebih 13.800.000 juta orang. Politik dan rakyat lokal setempat masing masing negara sedang menanti nanti dengan cemas keputusan penerimaan keanggotaan di pembicaraan KTT. Karena ada banyak keuntungan benefit apabila tergabung ke EU, ketimbang kerugiannya. Terutama dari sektor ekonomi.

Presiden Ursula von der leyen as menuturkan arti penting, bahwa setiap negara Balkan yang hendak bergabung ke EU, harus memiliki loyalitas. Itu menunjjuk ke negara Serbia. Disisi lain, Serbia hendak berhasrat ingin gabung ke EU, tapi disisi lain akur dengan Rusia. Bagaimanakah cara menyeleraskan kebijakan ini, mengingat Rusia adalah musuh EU. Sehingga Ursula menekankan kembali untuk mengharapkan agar sepenuhnya setiap kepentingan harus selaras dengan EU.

Ini jalan dua arah, berharap mewujudkan kebersamaan reformasi di bidang politik dan tentunya menunjjukkan keinginan dengan merangkul ambisi semangat kebersamaan persatuaan Uni Eropa. 

Meskipun selama bertahun tahun negara negara balkan telah ditangguhkan keanggotaannya. Presiden Ursula menyakinkan bahwa ada tanda tanda bahwa 6 negara ini sedang dalam tahap menuju penerimaan sebagai anggota penuh EU. 

Presiden Kosovo, Vjosa osmani mengatakan :

Kami membutuhkan Uni Eropa. Jadikanlah sebuah kata kata menjadi kenyataan. Sahutnya. 

Swiss switzerland tetap menolak Uni Eropa. 

Pada ruang lingkup sekitar benua biru Eropa. 

Ada beberapa negara memilih hidup mandiri ( independent ). Itu terdiri dari negara kaya raya, seperti Norwegia yang kaya terhadap sumber daya gas alam, Swiss switzerland yang kaya terhadap perusahaan internasional, UK united kingdom sebuah kerajaan kaya raya dan Ukraina yang disebut sebagai negara kaya dari lumbung gandum & roti.  

Switzerland, sebuah negara kecil yang terletak di tengah jantung Uni Eropa. Merupakan sebuah bangsa dengan populasi sedikit hanya ada 8.735.000 juta orang. Tapi bobot ekonomi dan cadev ( cadangan devisanya ) begitu tinggi dan kaya raya. 

Swiss memang terlalu kaya dan hidup nyaman sejahtera berkelimpahan untuk harus bergabung ke Uni Eropa. 

Alasan ini menjadi penyebab mengapa selama bertahun tahun, orang orang Switzerland menolak menjadi bagian dari anggota EU. 

Jajak pendapat opini publik di tahun 2020. Menunjjukkan sebanyak 93% orang orang Switzerland menentang keanggotaan EU. Motifnya karena kekayaan. Orang orang Swiss hidup kaya raya jadi tak perlu tergantung dengan EU.

Walaupun begitu, ada 2 partai politik di Swiss hendak berniat merubah sistem reformasi kepemerintahan dengan maksud agar membuka dialog pembicaraan negosiasi untuk tergabung ke UE dengan memulai rencana integrasi Switzerland - EU tahun 2028. Alasannya karena terindikasi terdapat kerugian apabila tetap menolak bergabung ke EU. Faktor penyebabnya yaitu Uni Eropa nampak memberikan perlawanan tekanan sengit dengan menyasar layanan publik di Swiss antar hubungan kedua negara yang dimana birokrasi sengaja dipersulit dan adanya temuan EU sedang terus menerus mencari cara melipatgandakan pungutan ekspor impor dari Switzerland. 

Norwegia dan Uni Eropa. 

Orang orang Norwegia telah dua kali menolak bergabung dengan EU Uni Eropa dalam berbagai referendum yang diadakan pada tahun 1972 dan 1994. 

Pada tahun 2019. Jajak pendapatan memberikan data bahwa 68% persen orang orang Norwegia menentang tergabung ke EU. 

Dari perspektif ekonomi. Norwegia juga mirip seperti Swiss sama sama hidup kaya raya, banyak uang dan hidup bahagia, walaupun jumlah penduduknya relatif sedikit. Hanya saja, Norwegia lebih mengandalkan SDA ( sumber daya alam ) yang melimpah. Terutama dari pendapatan gas alam dan hasil dari penebangan jutaan kayu pohon mahal yang tumbuh dengan subur. 

Tentu saja, ini bukan tanpa halangan. 

77% persen dari semua ekspor Norwegia di jual ke pasar Uni Eropa. 

Jika presiden EU, Ursula von der leyen. Memutuskan memberlakukan hukum undang undang anti monopoli dan tekanan pelarangan lainnya seperti menyangkut isu dalih kebijakan tentang kerusakan lingkungan, perubahan iklim, dan alasan aneh aneh tak masuk akal lainnya dengan maksud tujuan demi melumpuhkan peredaran masuk ekspor barang barang dan produk dari Norwegia.

Maka seluruh mayoritas rakyat Norwegia berada dalam keadaan genting dan situasi rumit. 

Kwatir, gelisah dan cemas terhadap hal ini. Pada tahun 2021. Dilakukan jajak pendapat ulang yang dilakukan oleh lembaga Nupi norwegian institute of international affairs milik kementerian Norwegia. 

Hasilnya menurun dari 68% di tahun 2019 turun menjadi 44% di tahun 2021. 

Selengkapnya, 44% orang Norwegia menolak EU, 32% mendukung dan 24% tak tahu.

Partai politik di Norwegia juga telah terbelah 2 menjadi pihak pendukung EU dan pihak penolak EU.

Para peneliti di Norwegia dapat menyimpulkan bahwa di tahun mendatang ada banyak rapat, pertemuan dan referendum untuk membahas masalah ini apakah Norwegia harus masih tetap mandiri seperti saat ini atau justru memilih bergabung ke EU suatu saat nanti. 

Kekwatiran bahwa Uni Eropa dapat menerapkan sewaktu waktu undang undang monopoli, pelarangan dan pungutan denda hukuman dengan nilai jumlah besar terhadap produk Norwegia. Itu menjadi sosok menakutkan bagi orang orang Norwegia. Padahal, 77% hasil produk Norwegia di ekspor ke EU.   

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.