Lompat ke konten Lompat ke footer

Diary urban farming, family cooking, bisnis online, travel dan investasi cryptocurrency Nopember 2022

Saya kembali menulis tentang diary urban farming, family cooking, bisnis online, travel dan investasi cryptocurrency hasil bulan November 2022.

Tulisan ini saya tulis sebagai pedoman bagi saya untuk mencari kelemahan dan kelebihan setiap strategi untuk menjadi lebih baik lagi.

Siapa tahu bermanfaat bagi pembaca ya. 

Sulitnya memelihara anak ayam doc yang baru menetes. 5 temuan kesalahan aku selama ini. :

Untuk berternak ayam, sebenarnya udah lama aku lakuin sejak tahun 1991. 

Tapi aku belum pernah meneteskan, memelihara dan merawat anak ayam doc, biasanya beli ayam dari toko. 

Hal ini terjadi karena waktu itu, rumah aku, sebelum pindah ke dekat perbatasan taman nasional sabangau. Dulunya kandang ayam milik aku sempit banget buat memelihara ayam kalau di kota Palangkaraya. 

Jadinya sih ngga bisa buat kayak gitu. Karena ukuran tempat kandang ayam aku dulu waktu tinggal di kota Palangkaraya cuma memiliki lebar 2 meter x 4 meter saja. Itu pun, muat hampir 25 ekor ayam.  

Foto : Kenangan ayam ayamku di kota Palangkaraya

Ada ayam petelur, ayam broiler dan ada juga ayam kampung. 

Semuanya jadi 1 di kandang.  

Biasanya, aku beli anak ayam dari toko, lalu membesarkannya hingga panen.

Gitu aja,

Ngga pernah ayam ayamku meneteskan telur untuk diteteskan. Karena semua telurnya ngga fertil.

Jadi untuk urusan meneteskan anak ayam doc, memang masih ilmu baru buat aku, sejak pindah rumah ke ukuran yang lebih luas sebesar 42 meter x 24 meter. Barulah aku mulai dapat meneteskan anak ayam. Sebelumnya mustahil aku dapat lakukan karena lokasi tanah yang sempit kala tinggal di kota Palangkaraya.

Tetapi aku kelimpungan dan stress banget, karena hampir setiap hari anak ayam doc milik aku mati. 

Persentasenya tinggi banget, mati bisa hingga 60%. 

Artinya jika ada 10 anak ayam yang menetes, 6 ekor mati. Yang hidup cuma 4 ekor. 

Kalau gini terus menerus, aku jadinya stress kalau hari demi hari melihat kematian anak ayam doc. 

Setelah dicari tahu, ada 5 kesalahan yang aku temukan. yaitu : 

1]. Jenis lampu salah pilih.

Jenis lampu yang saya gunakan selama ini untuk anak ayam doc bukan tipe dari jenis warm (panas), melainkan lampu cool (dingin) berwarna putih. Itu menjadi penyebab salah satu mengapa banyak anak ayam doc mati. 

2]. Kandang terbuka terpapar oleh angin.

Kandang ayam doc yang aku persiapkan memang sudah di simpan di dalam rumah sehingga hangat. Tetapi tetap aja ada kematian, karena paparan angin masuk ke kandang secara terbuka. 

Anak ayam doc ternyata tak tahan angin ya. Untuk mengatasi masalah ini, aku merenovasi kandang dengan penutup angin. Hasilnya kali ini cukup berhasil mengurangi tingkat kematian dari yang tadinya 60% menjadi antara 40%.   

Sisa kematian 40% hingga saat ini. Aku belum tahu apa penyebabnya....? 

3]. Anak ayam harus dipisah dengan hati hati berdasarkan ukuran tubuh.  

Anak ayam doc nampaknya tak boleh dicampuraduk dengan anak ayam yang ukuran tubuhnya sudah membesar, karena sering terjadi si ayam doc yang udah besar menginjak nginjak anak ayam doc yang barusan belajar berjalan. 

Sering juga kalau sedang makan, anak ayam doc yang berukuran besar berkelahi dan menyenggol anak ayam doc yang kecil sampai mati. 

4]. Kandang ayam khusus doc udah keramean. 

Untuk ukuran 1 kandang milik aku. Maksimal hanya boleh muat 15 anak ekor ayam. Jika melanggar batas ini atau terlalu padat penduduknya, maksud aku adalah padatnya populasi ayam doc, maka yang terjadi adalah anak ayam doc saling senggol senggolan, beberapa yang ngga tahan bakal mati. Untuk mengatasi permasalahan ini. Maka sepertinya aku harus membeli dan membuat kandang ayam doc yang baru untuk memisahkan atau mengurangi kepadatan per tiap kandang berdasarkan ukuran tubuh mereka masing masing. Karena kalau tubuh ayam doc berukuran besar disatukan dengan ayam doc kecil, maka yang kecil bakal mati ditendang tendang, diinjak dan dipukul pukul.  

5]. Tahi mengeras menumpuk di pantat.

Belum tahu juga apa penyebab terjadinya pengerasan tahi di pantat ayam doc. Ini sering terjadi, misalnya dari 10 ayam, 2 - 3 ayam doc bisa mengeras tahinya di pantat. Terutama untuk ayam doc umur 1 hari - 30 hari. Kalau ayam doc udah beranjak dewasa, biasanya hampir ngga terjadi lagi.

Jika tahi mengeras menumpuk di pantat, maka ayam bisa mati karena ngga bisa BAB. Solusinya yang dapat aku lakukan yaitu mengupas tahi keras ini dari pantat ayam secara manual. 

Penjualan ayam kampung perdana : Rp 650.000 ribu rupiah.

Puji Tuhan Yesus, pada bulan kemaren saya mendapatkan uang dari penjualan ayam kampung untuk perdana kalinya sejak pindah rumah. 

Pendapatan yang aku peroleh sebesar Rp 650.000 ribu rupiah. 

Memang sih, itu bukan pendapatan bersih, alias masih pendapatan kotor. 

Bagi banyak orang menganggap ini uang kecil. 

Tapi buat aku itu uang banyak.

Harapan aku yaitu mengharapkan agar perternakan ayam kampung dapat meleset hingga 1.000 ekor. 

Setelah mencapai batas ini, aku berhenti untuk tetap fokus skala ayam kampung bisnis kecil kecilan 1.000 ekor. Tak boleh lebih dari itu, karena beda lagi ilmunya, lebih kompleks, lebih sulit dan lebih rumit.

Memelihara 1.000 ekor ayam kampung masih dianggap standar. Menurut aku itu udah patut untuk disyukuri. 

Aku memilih untuk menghindar dari memelihara lebih 1.000 ekor, 2.000 ekor, 3.000 ekor, 6.000 ekor atau bahkan 10.000 ekor, karena ada alasan tersendiri mengapa aku memutuskan hal ini. 

Pertama karena luas lahan tak mencukupi lebih dari 1.000 ekor, jika dipaksakan hanya menimbulkan sakit penyakit pada ayam karena overpopulasi. 

Kedua, karena aku memang ngga mau juga. Berternak lebih dari 1.000 ekor, Itu menandakan level ilmu perternakan yang berbeda dan membutuhkan karyawan. Artinya ini mulai masuk ke ranah dominan bisnis skala menengah dan perusahaan. Sesuatu yang begitu aku hindari. 

Tapi sih, aku ngga tahu juga tentang masa depan ya. 

Apakah kelak aku berhasil memelihara hingga 1.000 ekor. 

Pastinya itu kan cuma impian dan cita cita saja. 

Kalau ngga terjadi ya ngga apa apa juga.

Kalau pun terjadi, patut disyukuri. 

Menara tower base transceiver station ( BTS ) internet.

Beberapa bulan belakangan ini, akses internet di rumah aku kian kencang. Padahal dulunya lambat dan sering loss signal. Masih untung sih lambat, kalau di beberapa tempat lain malah loss signal sama sekali. Ngga ada sinyal internetnya. he he...,  

Waktu aku tinggal di kota Palangkaraya. Akses internet cepat banget. Tapi semenjak pindah rumah di perbatasan Taman nasional sabangau. Akses internet jadi sering putus putus dan lambat.

Di bulan Desember 2022. Internet di tempat aku udah berubah, sekarang jadi kencang dan stabil karena sudah didirikan menara tower base transceiver di antara ribuan gedung walet yang tinggi. he he...,  

Sewa alat berat excavator untuk mengali tanah


Bulan kemaren, papah sewa alat berat seharga Rp 400.000 ribu. 

Alat berat excavator ini digunakan untuk mengali tanah di depan rumah agar ada aliran air mengalir. 

Kalau dikerjakan pakai cangkul. Bisa butuh waktu berhari hari, cape dan melelahkan. 

Nah, kalau pakai excavator cepat banget ya. 

Cuma dalam waktu 20 menit saja, semua tugas selesai. 

Keripik, bakpia patok, dan kue kering dieliminasi dari daftar makanan aku : 

Masih ada beberapa makanan yang kecolongan lagi selama ini. 

Yaitu keripik, bakpia patok dan kue kering.

Selama ini, aku masih jajan dan membeli bakpia patok di depan jalan rumah aku, karena rasanya yang enak dan renyah, maka aku sering banget membelinya, harganya 1 bakpia cuma Rp 1.000. 

Pikirku, makanan kue sehat. Jadi, ngga apa apa aja aku konsumsi ya. 

Suatu ketika, entah kenapa dipikiranku terbesit sehingga bertanya tanya dalam hati. 

Kok bisa ya, struktur kue bakpia patok, keripik dan kue kering bisa sekeras itu ya dan kenapa dapat awet lama banget bisa berhari hari. 

Padahal bahannya sama menggunakan tepung gandum yang biasanya aku pakai juga membuat kue di rumah, tapi kok durasi waktu ketahanan keripik, bakpia patok dan kue kering bisa lama banget berhari hari. . 

Hampir setiap minggu, sesungguhnya aku juga bikin kue sendiri, tanpa gula, tanpa pengawet dan tanpa penyedap apapun. 

Kalau aku bikin kue, pasti besoknya udah basi, oleh sebab itu aku habisin saat itu juga. Nah, karena memang kue yang aku buat emang ngga ada pengawet dan teksturnya lembek tanpa bahan penambah lainnya. 

Berbekal dari peristiwa ini, akhirnya aku menyadari bahwa bakpia patok, keripiki dan kue kering yang biasanya aku makan selama ini memang terbukti 100% mengandung bahan pengawet berbahaya yang dapat menyebabkan kanker ganas dan ada bahan tambahan pengeras makanan lainnya agar strukturnya menjadi kriuk kriuk, padahal ini pun dapat menyebabkan kanker mematikan. 

Mulai hari ini, saya menobatkan makanan keripik, bakpia patok dan kue kering sebagai makanan berbahaya. 

Sebelumnya aku juga udah menghindari semua jenis makanan kerupuk. 

Sebagai ganti eliminasi keripik, bakpia patok dan kue kering. 

Berarti jumlah daftar makanan yang terlarang semakin bertambah banyak aja ya.

Namun, bukan berarti aku ngga makan kue sama sekali lagi. 

Tetapi kali ini mesti dipilih hati hati. 

Kalau ada kue yang dapat bertahan hingga berhari hari, susah busuk dan sulit basi. 

Maka ini harusnya jadi tanda tanya besar pertanda bahaya bagi kita semua. 

Malahan, kue yang cepat busuk dan cepat basi. Itu justru kue yang sehat karena tak mengandung zat pengawet kimia apapun. 

Kue seperti lamang khas Kalimantan tetap aku makan,

kue lumpia, kue pais, kue cucur, kue onde onde, kue risoles, kue pisang goreng, kue molen, kue bakwan sayur, kue lemper, kue lemet singkong dan kue khas buatan aku sendiri tetap aku makan.

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.