Lompat ke konten Lompat ke footer

Pada tahun 2050 : sekitar 90% UKM di seluruh dunia mengalami kebangkrutan massal ( 2023 )

UKM merupakan usaha yang didirikan oleh keluarga. Terdiri dari kakek, nenek, ibu, ayah, anak, mertua, calon pacar, cucu, dan lain lain sebagainya. 

Seluruh UKM tak memiliki badan hukum dalam bentuk perusahaan atau PT.

Kadang kadang disebut juga sebagai usaha kecil dan menengah atau disingkat UKM. 

UKM dapat dikelola oleh 1 orang, 2 orang bahkan hingga 50 orang. Ini tak dapat disepelekan, karena UKM mendominasi bisnis yang memperkerjakan atau melibatkan banyak orang. Mulai dari tukang siomay, bengkel, dagang kue, pengrajin anyaman rotan, pengelolaan tempe, meubel, pedagang toko fashion, pembuat minuman jamu, pengiling tepung bakso, penjahit, warung bubur ayam, pencukur rambut, pabrik las besi, restoran, dan masih banyak lagi. 

Pada tahun 2050 : sekitar 90% UKM di seluruh dunia mengalami kebangkrutan massal ( 2023 )

Pada tahun 2022. Jumlah total seluruh UKM di Indonesia. Terdapat sebanyak 59.000.000 juta. 

Namun, apakah angka ini dapat bertahan di tahun 2050, ditengah maraknya persaingan kompetensi yang makin tinggi, suku bunga yang terus meningkat tinggi, inflasi, perang harga antar sesama UKM yang kian mengganas, beban kredit macet dan perebutan sumber daya. 

Saat artikel ini ditulis kepada teman teman. 

Ada kira kira 2 hal penyebab mengapa UKM masih bertahan dalam jumlah yang besar. Yaitu : 

1]. Bantuan keringanan kredit di Bank.

2]. Saweran bansos dari pemerintah untuk pelaku jasa UKM.

Tetapi bukankah suku bunga pada tahun 2021, 2022 telah dinaikkan. Akibatnya menghasilkan riak gelombang bagi para pelaku UKM. Terutama yang berada di sektor kalangan bawah dapat terpapar kelesuaan atau pelemahan ekonomi di manajemen resiko mereka masing masing. Tentu saja ini dapat dipastikan menghasilkan kredit macet. 

Faktor kedua yang menyebabkan UKM masih dapat bertahan. Yaitu akibat adanya saweran bansos dari pemerintah ke pelaku UKM. Tak peduli apakah kualitas UKM mereka itu buruk, pelayanan UKM itu buruk. Selama UKM mendapatkan terus menerus saweran atau bansos dari pemerintah. Maka UKM yang berkinerja buruk tetap bertahan.

Namun pertanyaannya sampai kapan saweran dan keringanan kredit untuk UKM dapat terus menerus di bantu oleh pemerintah melalui anggaran APBN. 

Selama ini itulah yang terjadi. 

Itu tak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan hampir mayoritas negara negara lain juga melakukan hal yang sama. Berlaku di seluruh dunia. 

Saya rasa, APBN takkan sanggup menopang UKM. 

Bahkan negara sekelas CHINA, UNI EROPA maupun AMERIKA SERIKAT sekalipun, takkan sanggup menopang keseluruhan beban UKM pada negara mereka masing masing. 

Di Indonesia saja, data melaporkan bahwa jumlah kredit bermasalah terus menerus naik mencapai level 3%.

Lalu yang terjadi kemudian adalah dapat di tebak...? 

Satu per satu UKM bakal bangkrut secara massal dengan berjemaah. 

Saya perkirakan jumlahnya hingga mencapai 90%. Ini semua berlaku secara global. 

Misalkan ada sebuah negara memiliki 100.000.000 juta UKM. 

Maka yang kelak tersisa hanya ada 10.000.000 juta saja. Sisanya 90.000.000 juta bangkrut. 

Kebangkrutan UKM sesungguhnya dapat dipandang secara positif

Mendengar kata istilah 'bangkrut'. Banyak orang orang mungkin beranggapan negatif. 

Padahal tidak juga ya. 

Dalam arti harafiah positif. 

Bangkrut atau kebangkrutan juga dapat disebut kalau dalam istilah medis kesehatan seperti ibarat mengeluarkan penyakit kanker dari dalam tubuh. 

Bangkrut pada industri UKM itu secara positif dapat dipandang baik. 

Pada intinya bahwa : UKM dengan pelayanannya buruk, UKM yang kualitasnya jelek, UKM yang suka membuat masakan tak enak hingga membuat orang orang sakit perut, UKM yang membuat produk mudah rusak, UKM yang membuat produk terlalu mahal dari harga batas produksinya, UKM yang ala kadarnya, UKM dengan manajemen yang buruk, UKM yang tak mau berinovasi, UKM yang tak mau memberikan pelayanan lebih menarik, UKM yang suka menipu pelanggan, UKM yang suka berbohong kepada pelanggan, UKM yang tak mau mengikuti perubahan zaman, UKM yang tak mau bertransformasi ke arah digital, UKM ilegal yang tidak memiliki rasa malu secara terus menerus hobi mengemplang pajak, dll.   

Maka, semua UKM berkinerja buruk tersebut bakal dieleminasi. 

Sebagai gantinya, UKM berkinerja baik bakal bertahan walaupun tanpa saweran bansos dari pemerintah dan tanpa memerlukan banyak utang kredit dari bank atau fintech digital. 

Sisa yang bertahan nanti hanya ada 10% saja.

Dunia tak butuh banyak banyak keramaian UKM yang bikin penat, sumpek, macet dan pusing kepala. 

Dunia hanya membutuhkan sedikit UKM. Tetapi memiliki kualitas tinggi dengan pelayanan yang baik, bermutu, prima dan terdepan. 

Selamat berjuang, berinovasi dan bekerja ya pelaku UKM. 

Semoga para pembaca bukan dari kalangan tim kebangkurtan

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.