Lompat ke konten Lompat ke footer

Dedolarisasi dapat menyebabkan The Fed Amerika Serikat menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi dan dampak kepada perekonomian internasional [ industri properti real estate menjadi suram, deposito tak menarik lagi, Bank berguguran, Pinjol P2P lending bangkrut, investasi ventura global, perusahaan yang tidak awas pasti kolaps dan 90% UKM di seluruh dunia bakal banyak yang bangkrut secara perlahan lahan ] ( 2023 )

Perang dagang yang dilakukan antara Amerika Serikat VS China yang dimulai sejak era mantan presiden Donald Trump di tahun 2018 ketika melihat neraca keuangan AS yang selalu defisit melawan China dalam hal aktivitas ekspor impor. 

Nampaknya perang dagang di tahun 2023 semakin meluas. 

Itu diperparah saat invansi Rusia ke Ukraina tahun 2022 yang lalu ketika pemutusan SWIFT dan makin ramainya anggota dari kumpulan negara BRICS yang dipimpin oleh Rusia + China untuk melakukan persetujuan dedolarisasi atau usaha proses menggantikan transaksi mata uang dolar AS sebagai mata uang yang digunakan dalam perdagangan. 

Melihat fenomena ini. Amerika Serikat tentu tidak tinggal diam. 

Gedung putih ( the white house ) melalui Janet Yellen, menteri keuangan Amerika Serikat dan ketua dewan gubernur THE FED. Pasti melakukan tindakan balasan demi menyelamatkan perekonomian nasional AS yang dipimpin oleh presiden Joe Biden saat ini. Apalagi Amerika Serikat harus berurusan terjepit untuk membayar utang agar tak terjadi gagal utang. Dimana utang AS di tahun 2023 sudah menumpuk hingga $ 31 triliun US dolar atau sekitar Rp 461.000 ribu triliun rupiah.

Disisi lain, berdasarkan marketcap. 

Di tahun 2023. Perekonomian Amerika Serikat sudah kalah telak melawan ekonomi China. 

Amerika Serikat telah mencetak uang dolar sebanyak $ 23 triliun US dolar. Bandingkan dengan uang beredar milik partai komunis PKT China sebanyak 261.460.000.000.000 CNY. Itu telah melampaui AS.

Ingatlah, bahwa melalui catatan history sejarah. 

Perang dagang atau perang mata uang selalu saja berakhir dengan perang sungguhan yang melibatkan tank, helikopter, rudal, bom, kapal perang dan lain lain. 

Melihat kondisi dedolarisasi seperti ini. 

Aku pikir. Pemerintahan Amerika Serikat. Entah itu dari kedua belah pihak masing masing partai Republik dan partai Demokrat bakal murka dan marah dengan memberikan tanda setuju di rapat internal untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi melalui perpanjangan tangan Janet Yellen. 

Tergantung bagaimana responnya nanti. Jika trend dedolarisasi masih makin marak dilakukan oleh China, Rusia dan negara lainnya. 

Maka, saya rasa tak terelakkan. Amerika Serikat dipastikan melakukan perlawanan dengan menaikkan suku bunga bakal dinaikkan oleh THE FED lebih tinggi lagi. Akibatnya bank bank lain di seluruh dunia, bakal ikut latah dan FOMO ikut ikutan menaikkan suku bunga. Imbas dampaknya malah dapat menjalar ke mana mana. 

Dampak paling buruk terasa nanti yaitu kepada sektor properti real estate di seluruh dunia. 

Dengan kenaikan suku bunga tersebut. 

Jadi orang orang macam apa yang sanggup bertahan untuk membeli rumah dan gedung apartement. 

Aku pikir di tahun mendatang makin marak gedung berlantai tinggi menjadi kosong, rumah mewah dijual dengan harga diskon tapi tak ada pembelinya, banyak supermarket megah dijual menjadi kosong melompong & perusahaan properti banyak yang bakal bangkrut. 

Ya generasi generasi anak muda di masa depan mayoritas bakal kebanyakan tidak sanggup lagi untuk membeli, memiliki dan meminang impian sebuah rumah keluarga idaman, rata rata orang hanya sanggup menyewa saja. Karena biaya bunga cicilannya makin menantang. 

Dampak lain yaitu banyak Bank Bank kecil dengan bigcap rendah bakal bangkrut atau ( kolaps ) atau di akusisi atau saling merger.

Sektor UKM juga makin menantang. Karena cicilan pinjaman kredit meningkat. Aku pikir, UKM kecil dan mikro bakal banyak yang bangkrut juga. 

UKM yang berusaha semakin bekerja keras, malah penghasilan semakin sulit untuk diraih sehingga tak sanggup membayar bunga, selain itu tertekan juga akibat inflasi. Akibatnya terjadi gagal bayar. Sehingga aset UKM, seperti tanah, bangunan, kendaraan, dll bakal banyak disita oleh pihak Bank. 

Investasi deposito, termasuk P2P lending. Lalu reksadana dan ventura capital juga tak lagi menarik bagi banyak orang. Diranah ini bakalan banyak perusahaan P2P lending dan sekuritas yang bangkrut. 

Solusinya kebanyakan orang orang bakal pindah melirik ke 3 bentuk instrument investasi yaitu obligasi, saham dan cryptoccurency.  

Namun, semua investasi itu bisa jadi sia sia jika orang orang banyak tidak punya uang untuk berinvestasi. Karena uang selalu habis sebelum akhir bulan. Sehingga miliaran orang di seluruh dunia bakal ketergantungan dengan penerimaan gaji uang bansos sebesar Rp 600.000 ribu perbulan - Rp 1.000.000 juta rupiah perbulan dari pemerintahan masing masing negara. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.