Saya kembali menulis tentang diary hasil bulan Mei 2023
Tulisan ini saya tulis sebagai pedoman bagi saya untuk mencari kelemahan dan kelebihan setiap strategi untuk menjadi lebih baik lagi.
Siapa tahu bermanfaat bagi pembaca ya.
Menata ulang skema bisnis ayam kampung dengan menghindari pengepul di pasar tradisional menuju ke toko sayur sayuran dengan pemilik mesin frozen food ( daging beku ).
Pada bulan kemaren.
Saya mendapatkan tawaran pembelian daging ayam kampung dengan harga 1 kg = Rp 50.000 ribu rupiah.
Dari hal ini saya mulai berpikir. Kok bisa begini ya, karena seingat saya jika menjual daging ayam 1 kg di pengepul hanya dihargai sebesar Rp 40.000 ribu rupiah. Artinya saya mengalami kerugian Rp 10.000 ribu rupiah. Padahal harga daging ayam kampung 1 kg di toko sayur mencapai Rp 65.000 ribu rupiah. Setelah ditelisik ini diakibatkan ada banyak rantai perantara dari pengepul atau pemotongan ayam menuju ke pihak pedagang 1, lalu menuju lagi ke pihak pedagang 2. Artinya terlalu banyak rantai pasar yang tidak efektif sehingga justru dapat merugikan. Akibatnya tawaran harga yang diberikan pengepul terlalu rendah.
Ah pikirku begini.
Bagaimana jika konsep bisnisnya aku ubah
Dengan cara yang dulu hendak menggunakan jasa pengepul di pasar tradisional. Aku ubah menjadi dijual langsung ke toko sayur sayuran tanpa harus melewati pengepul. Artinya harga ayam yang dapat aku jual dapat lebih mahal dibandingkan tawaran murah dari si pengepul.
Tetapi ini tidak untuk semua toko sayur.
Aku hanya memilih bekerjasama dengan toko sayur yang memiliki mesin frozen food ( daging ayam beku, daging ikan beku ).
Untungnya, di sekitar rumah aku.
Ada 2 toko sayur yang memiliki mesin frozen food.
Konsep bisnisnya yaitu saya menjual kepada mereka ( pemilik toko sayur dipinggir jalan itu ) dengan harga 1 kg daging ayam = Rp 50.000. Artinya ini win win solution mengingat harga daging ayam di kota Palangkaraya mencapai Rp 65.000 ribu rupiah perkilogram. Sehingga pedagang sayur itu untung Rp 15.000 ribu rupiah per penjualan. Jika mereka mau menjualnya dibawah standar sekitar Rp 60.000 ribu ke konsumen. Artinya akan ada lebih banyak orang win win win solution. Yaitu konsumen atau pembeli dapat senang membeli ayam kampung dengan harga lebih murah Rp 5.000 rupiah dibandingkan di pasar. Lalu saya juga untung karena dapat menjual ayam Rp 50.000/kg diatas standar pengepul yang hanya menghargai Rp 40.000 per/kg. Sedangkan pemilik toko frozen food dapat untung Rp 10.000 ribu per tiap penjualan.
Artinya semua pihak mengalami untung ( win win win solution ).
Kelemahan di konsep bisnis ini yaitu karena tidak melewati pengepul. Oleh sebab itu, aku harus cabut bulu ayamnya sendiri. He he..., Mengingat pemilik toko sayur menolak ayam hidup. Pengennya ayam sudah bersih tanpa kepala, tanpa ceker, tanpa jeroan, tanpa bulu.
Hem..., OK lah kalau begitu.
Lagian untuk mencabut bulu ayam juga ngga butuh waktu yang lama.
Jadi rencana kedepan. Saya tidak menjual ayam ke pengepul. Melainkan menjual ayam yang sudah saya bersihkan bulunya untuk dijual langsung menuju ke paman toko sayur sayuran yang berbasis froozen food.
Goodbye pengepul di pasar tradisional.
Selamat datang paman toko sayur sayuran & frozen food.
Aku pikir ini menjadi strategi terbaik untuk meningkatkan harga keuntungan jual ayam kampung saya. Ketimbang menggunakan cara dulu yang harus menjual ke pengepul. Itu merugikan saya, lebih untung dijual ke cara baru yang lebih menguntungkan.
Target saya yaitu menjual antara 100 kg - Rp 150 kg daging ayam kampung setiap bulan ke toko tersebut. Semoga dapat tercapai. Walaupun sebenarnya masih jauh dari harapan. Mengingat bibit ayam kampung milikku masih belum sepenuhnya KUB2.
Hore..., berat ayam KUB2 sudah mencapai 1,3 kilogram usia 5 bulan
Untuk pertama kali di dalam sejarah hidupku.
Aku kini berhasil memelihara ayam kampung dengan mampu mencapai bobot berat 1,3 kg hanya dalam waktu 5 bulan ( sesuai standar tabel Balitbangtan untuk versi ayam betina KUB2 ).
Sebelumnya aku belum pernah mencapai rekor ini karena ayam yang aku pelihara bukan versi unggul.
Ada perbedaan lain yang aku perhatikan selain dari sisi pertumbuhan yaitu kesehatannya juga berbeda.
Belum masuk musim hujan saja, anakan ayam kampung asli lokal mudah banget sakit sakitan, kira kira hampir 10% yang mengalami sakit. Apalagi jika masuk musim hujan maka tambah banyak aja yang sakit. Ayam kampung asli lokal sering mengalami demam, sayap turun, gampang rontok bulu, kena snot, bulu kusam, kena korengan, kaki mengurus, mata terlihat malas kusut, dll padahal sudah pakai tirai pelindung malam untuk mencegah udara dingin.
Akibatnya saya harus merogok banyak kocek untuk membeli pengobatan ayam kampung lokal yang sering sakit sakitan tersebut.
Tetapi ini berbeda dengan ayam kampung unggul KUB2. Ayam ini nampak selalu terlihat sehat di kandang saat memasuki musim hujan. Kondisi ayam KUB2 tetap memiliki bulu tebal, sayap tegak, kaki kuat, tidak ada bulu yang rontok pecah pecah dan makannya pun banyak lahap.
Saya sungguh menyesal kenapa baru sekarang mengetahui tentang ayam kampung unggul KUB2 dari Balitbangtan.
Rencana kedepannya saya pengen membeli 1 box anak ayam DOC KUB2 di toko online Shopee.
Tapi karena keterbatasan modal. Niat itu hingga sekarang belum terwujud.
Sempat pengen beli 10 ekor saja dulu. Tapi ngga bisa, karena syaratnya wajib beli 100 ekor.
Total harga kira kira Rp 1.450.000 ribu rupiah ( + ongkos kirim via pesawat, plus biaya cek tes karantina di bandara ).
Jika mengandalkan 1 ayam KUB2 yang aku punya saat ini. Itu tidak memungkinkan karena genetiknya nanti pasti bercampur dengan ayam kampung lokal asli lagi yang sering sakit sakitan, gampang mati dan pertumbuhan lambat banget.
Saya puas terhadap kinerja VITERNA NASA
Sempat berhenti beberapa waktu lalu dari penggunaan viterna dengan alasan harga mahal.
Kini aku kembali lagi pakai viterna.
Memang terlihat berbeda hasilnya ya dengan kondisi ayam ayam ketika aku tidak memakai viterna dan setelah memakai viterna.
Akibatnya ayam ayamku seperti nampak terlihat semok dan agak sehat dikit jika menggunakan campuran bahan aktif viterna. Walaupun harus mengeluarkan kocek yang mahal tapi hasilnya memuaskan.
Jadi rencana kedepannya saya udah fix ( semoga tidak berubah ubah lagi ). Yaitu aku berusaha menggunakan campuran viterna + EM4 untuk air minum ayam dari usia 2 bulan sampai masa panen tiba.
Jadi untuk air minum ayam dewasa.
Saya cuma mengandalkan 2 ramuan sihir ini saja. Yaitu Viterna + EM4.
Tapi kalau untuk anakan ayam DOC. Campurannya lebih banyak lagi menggunakan 4 ramuan. Yaitu Viterna, EM4, Vitachick dan Trimezyn. Jika ayam sakit ditambah lagi dengan kapsul Tetrachlor.
Viterna + EM4 saya juga gunakan untuk fermentasi makanan. Yaitu 1 tutup botol untuk berat pakan 10 kilogram yang kemudian ditutup rapat dan diikat kuat kuat.
Rencana kedepan, saya bulan kemaren berusaha keliling cari cari vaksin untuk anak ayam doc di kota Palangkaraya. Tapi ngga ada yang jual. Namun aku lihat di toko online ada banyak banget pedagang yang jual, mayoritas berasal dari Jakarta.
Untuk saat ini. Saya belum bisa menggunakan vaksin.
Karena lagi lagi masih terhalang modal untuk membeli vaksin.
Harapan aku agar kedepan seluruh anak ayam doc sudah dapat di vaksin sejak dini agar mencegah kematian akibat ulah makhluk hidup si virus kecil tak kasat mata dan bakteri yang nakal itu.
Minimal pakai versi vaksin tetes.