Langsung ke konten utama

Peluang bisnis budidaya tanaman anggrek [ alasan mengapa tidak menguntungkan dan strategi menghasilkan hasil cuan ] ( 2023 )

Mayoritas orang orang banyak tentu menyukai jika melihat tanaman dari bunga anggrek. 

Jika bunga anggrek mekar, warnanya warna warni, indah dilihat dan beberapa diantaranya memiliki aroma terapi harum wangi wangian yang mampu menghilangkan stress.

Tetapi untuk meminang atau memiliki anggrek tidak untuk semua orang.

Ini hanya diperuntukkan untuk kalangan orang orang middle income dan high class. 

Sebagai informasi. 1 tanaman anggrek yang paling murah berkisar diangka harga Rp 250.000 - Rp 300.000 ribu rupiah. Jika seseorang memiliki gaji UMR perbulan sebesar Rp 2.000.000 juta rupiah. Maka itu sudah menguras isi kantong dompet mereka hingga 15%. Ini ibarat cowok jelek pengen punya pacar mirip anime atau ibarat cewek dengan wajah kusam jerawatan belepotan pengen punya pacar mekanik yang gagah perkasa dan tajir melintir. Begitu pula prinsipnya dengan anggrek. Ada harga, ada anggrek. 

Jika seseorang ingin anggrek yang lebih cantik, maka harus siap dengan budget harga yang lebih mahal dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. 

Peluang bisnis budidaya tanaman anggrek [ alasan mengapa tidak menguntungkan ] ( 2023 )

Pada kesempatan kali ini, yuk berbicara tentang bisnis budidaya tanaman anggrek. 

Apakah bisnis ini menguntungkan atau tidak. 

Tentu saja jawaban ini tidak dapat digeneralisasi karena setiap kondisi berbeda beda. 

Jika ada seorang dengan modal minim dan memiliki luas lahan yang kecil kurang dari 1 hektar. Maka sehebat apapun skill bercocok tanam anggrek, itu bakalan kalah dengan pemodal besar atau yang bahkan berbasis company pertanian. Akibatnya bisnis anggrek menjadi merugi, tidak berkelanjutan dan tidak menguntungkan. Karena dari segi ekonomi faktor kalinya saja sudah kalah telak melawan company.

Jika ada seorang dengan koneksi channel investor pemodal besar, memiliki skill bercocok tanam anggrek yang mumpuni, memiliki akses penelitian anggrek, memiliki laboratorium mandiri, memiliki rekrutmen karyawan dari sarjana pertanian, memiliki pemasaran marketing yang handal baik itu online maupun offline, memiliki luas lahan bercocok tanam hingga mencapai 1 hektar dan memelihara hingga lebih dari 10.000 anggrek. Maka peluang bisnis budidaya tanaman anggrek menguntungkan dan berkelanjutan.

Anggrek menjadi salah satu tanaman hias yang paling populer di Indonesia. Selain itu, bunganya yang indah juga dapat awet hingga tahan 1 bulan sehingga memikat banyak orang hendak meminangnya.

Secara teknis, budidaya anggrek memang memiliki prospek yang bagus. 

Tapi berdasarkan pertimbangan diatas. Peluang bisnis anggrek tidak cocok untuk usaha skala kecil dan menengah. Karena kalah dari segi modal dan memiliki banyak beban yang tidak dapat dihandle. Seperti membayar peralatan hand sprayer, pot, arang, pakis, peptisida dan pupuk. 

Selain itu, tantangan lainnya yaitu menghadapi hama penyakit. 

Memelihara budidaya anggrek dari kecil hingga besar sampai berbunga butuh waktu berbulan bulan bahkan ada yang mencapai 1 tahun barulah mau berbunga dan biaya perawatan itu tidak sedikit. Jika terserang hama, maka anggrek menjadi rusak kusam, siapakah yang mau membeli. Maka menyebabkan resiko kerugian yang tak tertahankan padahal sudah banyak biaya yang digelontorkan untuk perawatan selama menunggu berbulan bulan.

Faktor kegagalan lainnya yaitu kalah dari segi jumlah kuota. Akibatnya pebisnis anggrek skala kecil dan menengah tidak dapat menutupi biaya sebelumnya untuk mengeruk keuntungan tidak dapat diraih.  

Demi menyelamatkan. Harus terjadi tawar menawar, rayuan dan adu mulut yang alot dengan pembeli atau pedagang tanaman di toko hias agar mendapatkan selisih keuntungan yang sepadan. Dimana hal tersebut mustahil tercapai. Artinya bahwa setiap penjualan yang berhasil hanya untuk menutupi biaya sebelumnya tanpa keuntungan sama sekali. Alias Rp 0 bahkan minus ( - ). 

Jadi satu satunya solusi untuk berhasil dan sukses di bisnis budidaya tanaman anggrek. Harus menggunakan kombinasi yang sudah dibahas diatas yaitu harus uplevel. Salah satunya yaitu meningkatkan tuntutan kuota jumlah tanaman harus terpenuhi, pemasaran marketing yang gesit ( offline online ) dan terkoneksi ke pemilik investor modal besar. Tanpa keterikatan ini, dengan cara apapun tidak dapat berhasil.

Lalu bagaimana cara agar pebisnis budidaya anggrek skala kecil dan menengah dapat bertahan. 

Tidak ada cara. 

Tetapi dapat disiasati dengan mengubah paradigma dari bisnis menjadi hobi anggrek pada umumnya.

Tetapi dengan biaya netral. 

Maksudnya yaitu seperti ini. 

Tahukah anda bahwa 99% orang yang membeli anggrek di toko tanaman hias. 

Mereka hanyalah bersifat sementara saja. 

Pada awalnya mereka tertarik melihat anggrek. 

Wah anggrek itu cantik, indah, beautiful, dll sebagainya.  

Setiap pagi dan sore hari mereka elus elus bunga anggreknya, mereka sirami dengan kasih sayang yang palsu. Beberapa minggu kemudian, muncullah rasa bosan dihati mereka. 

Sehingga anggrek yang tadinya mereka cintai dan sayangi. Tidak lagi dihiraukan dan terbengkalai.

Hingga akhirnya tanaman anggrek itu layu dan mati.

5 tahun kemudian, muncul lagi perasaan ingin membeli dan memiliki anggrek lagi. 

Lalu mereka membeli lagi anggrek di toko tanaman hias. 

Setiap pagi dan sore hari mereka elus elus bunga anggreknya, mereka sirami dengan kasih sayang yang palsu. Beberapa minggu kemudian, muncullah rasa bosan dihati mereka. 

Sehingga anggrek yang tadinya mereka cintai dan sayangi. Tidak lagi dihiraukan dan terbengkalai.

Hingga akhirnya tanaman anggrek itu layu dan mati.

5 tahun kemudian, muncul lagi perasaan ingin membeli dan memiliki anggrek lagi. 

Lalu mereka membeli lagi anggrek di toko tanaman hias. 

Setiap pagi dan sore hari mereka elus elus bunga anggreknya, mereka sirami dengan kasih sayang yang palsu. Beberapa minggu kemudian, muncullah rasa bosan dihati mereka. 

Sehingga anggrek yang tadinya mereka cintai dan sayangi. Tidak lagi dihiraukan dan terbengkalai.

Hingga akhirnya tanaman anggrek itu layu dan mati.

5 tahun kemudian, muncul lagi perasaan ingin membeli dan memiliki anggrek lagi. 

Lalu mereka membeli lagi anggrek di toko tanaman hias. 

Begitu seterusnya...., 

99% orang penikmat atau penggemar hobi anggrek melakukan hal tersebut. Berulang ulang kali.

Awalnya cinta lalu setelah bosan anggrek ditinggal pergi. 

Tangan mereka tidak lagi cinta untuk menyiram, sehingga anggrek pun menangis dan mati. 

Setelah 5 tahun kemudian muncul rasa cintanya lagi terhadap anggrek, maka mereka datang lagi untuk membeli lagi. 

Begitu seterusnya...., 

Disinilah para budidaya bisnis kecil dan menengah dapat masuk menangkap peluang bisnis ini dengan menyediakan, memperbanyak dan memelihara anggrek tersebut kepada mereka yang sering mengalami bosan tapi kadang kadang muncul lagi perasaan memiliki mencintai anggrek itu demi memenuhi kebutuhan tersebut. 

Pada intinya bagi skala kecil dan menengah tetap tidak dapat mendapatkan keuntungan juga dari bisnis budidaya anggrek. Tetapi setidaknya menutup sedikit biaya perawatan anggrek sebelumnya menjadi netral. Dengan syarat anggrek yang dijual ke pedagangan tanaman hias tidak boleh lebih dari Rp 250.000 ribu per tanaman ( Untuk studi kasus 2023 ). Ya, sekaligus hitung hitung sebagai hobi yang tidak menguras biaya, karena ditanggung oleh biaya dari uang orang lain untuk perawatan selanjutnya dari penjualan anggrek walaupun hanya kecil kecilan secara lokal. 

Mayoritas 99% orang yang menjadi penggemar hobi anggrek justru menguras uang miliknya atau disebut juga hobi yang menghabiskan uang. Itu dilakukan karena mereka terlalu jatuh cinta dengan anggrek. 

Mereka rela merogok kocek demi meminang anggrek yang dianggap begitu berharga karena kecantikan bunganya. Walaupun tahu bahwa 99% anggrek ditangan banyak orang orang berakhir berujung tragis dengan kematian. Artinya dari 100 orang yang membeli anggrek. Hanya ada 1 orang saja yang mampu memelihara anggrek secara berkelanjutan. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post