Langsung ke konten utama

Ide saya kepada petani pemilik < 1 hektar di seluruh dunia untuk keluar dari kemiskinan dengan fokus ternak ayam kampung unggul KUB2 ( 2023 )

 


Ketika duduk di bangku SMP. 

Guru pernah bertanya kepada saya. Tentang apa cita cita Afrid Fransisco

Diruang kelas. Saya dengan yakin menjawab menjadi : PETANI. 

Kala itu ini bukan merupakan pekerjaan lazim, dianggap lucu, cita cita simbol aneh untuk anak sekolahan dan identik dengan kemiskinan hingga saat ini. Teman teman ingin bercita cita menjadi dokter, polisi, guru, pilot, tentara dan KKB Papua.

Nah, untuk menjadi seorang petani yang sukses. Anda membutuhkan lahan 1 hektar.

Itu wajib hukumnya, mengingat upah buruh tani begitu murah. Sehingga perlu mengusakan 1 hektar. Entah itu bercocok tanam kategori jagung rebus, kacang kacangan, cabe rawit, semangka, terong, paria, oyong, mentimun, kembang kol, tomat, dll. Sedangkan untuk kategori perkebunan seperti pisang, kelapa sawit, kopi, teh, kelapa, jeruk, mangga, cokelat, tebu, manggis, jati, sengon, karet, kedelai, dll. Lupakan niat anda ini, karena mustahil sukses. Itu membutuhkan lahan minimal 40 hektar dan merekrut tenaga kerja yang banyak dalam ruang lingkup SM ( small medium ). Jadi agar sukses di bidang perkebunan wajib menjadi pengusaha SM. Kalau tidak maka miskin abadi untuk selamanya. 

Berbagai upaya menyediakan makanan untuk global dilakukan oleh petani.

Dalam hal statistik, angka dan nilai. 

Jumlah petani < 1 hektar di seluruh dunia mencapai kurang lebih 600 juta orang menurut laporan 2021. 

Mirisnya, mayoritas dari data 600 juta orang tersebut secara global itu hidup miskin, karena kalah bersaing dengan pemiliki lahan pertanian 1 hektar.

Di Indonesia. Jumlah rumah tangga petani pemilik lahan kurang dari 1 hektar berkisar diangka 15 juta orang. Dan sama seperti di negara lainnya. Hidup petani ini begitu miskin, terjerat utang dan serba kekurangan. Walaupun mereka telah bekerja keras mencangkul dan bercocok tanam setiap harinya guna memberi makan 280 juta rakyat Indonesia.

Lalu bagaimana solusi agar petani miskin dapat naik kelas : 

Saya hanya menemukan 5 cara. 

Yaitu :

1]. Membeli lahan tanah baru untuk meningkatkan luas menjadi 1 hektar.

2]. Ganti pekerjaan dari petani menjadi pejabat, investor saham, trader atau pekerjaan lainnya. 

3]. Mencari pekerjaan samping. Contoh menjadi pegawai kantor di pagi hari dan pada sore hari jadi petani. 

4]. Memaksa istri bekerja cari duit. 

5]. Mengganti jenis komoditas dari pertanian ke peternakan ayam kampung unggul.

Opsi memilih poin 1, 2, 3, 4 tentu menjadi pilihan sulit bagi petani. Bagaimana mungkin petani miskin dapat membeli tambahan lahan baru dan bagaimana mungkin petani mendapatkan pekerjaan sampingan menjadi pegawai kantor tapi disisi lain tetap harus bertani di keterbatasan waktunya.

Jadi poin ke 5 agak masuk akal. Yaitu merehab lokasi lahan atau sawah anda dari tadinya digunakan untuk pertanian menjadi farm peternakan ayam kampung unggul. Ini merupakan opsi terbaik yang dapat saya sarankan, karena berternak ayam kampung dapat dimulai di lahan yang sempit. Sekitar 0,5 hektar sudah bisa berternak 500 ekor. 

Tetapi ini juga punya hukum dan syarat yang patut diikuti agar dapat sukses. 

Yaitu minimal peternak memiliki batas kuota 500 ekor ayam atau sampai 1.000 ekor ternak untuk dibudidayakan dalam kategori pembesaran.

Jika anda adalah pemilik lahan tani sebesar 1 hektar. Fokuslah itu dan selamat kepada anda, karena apapun yang anda tanam dapat berhasil dan sukses dengan memiliki daya tawar dagang di pasar yang lebih baik dan berkehidupan lebih baik dibandingkan petani < 1 hektar. 

Memang menjadi petani 1 hektar tidak membuat anda kaya raya dan miliarder. 

Paling ngga memiliki kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan petani < 1 hektar. 

Pemilik lahan pertanian 1 hektar. Anda juga dapat disebut sebagai petani yang telah naik level. 

Kabar baiknya, sebanyak kurang lebih 10 juta petani atau rumah tangga petani di Indonesia memiliki lahan 1 hektar. Sehingga dapat dikatakan kehidupan mereka sejahtera, di sayang istri dan di sayang tetangga. 

Aku pikir, pada tahun 2030 dan dimasa depan nanti. Itu tantangan bakalan sulit bagi petani < 1 hektar untuk mendapatkan kesuksesan dan selalu disebut miskin, dibenci tetangga, ditendang istri dan digonggong anjing. 

Agar petani miskin < 1 hektar dapat meningkatkan kelasnya naik level. 

Tidak ada cara lain selain mengupgrate luas lahan anda jadi 1 hektar dan mengganti komoditas yang tepat dan menggunakan teknologi drip irrigation. 

Pastikan juga antara lahan pertanian anda dan akses ke pasar, minimarket dan supermarket tidak jauh atau tidak jauh lebih dari jarak 100 km. Maka petani dalam bahaya besar karena biaya transportasi membengkak. [ NB : Untuk beberapa jenis komoditas ada yang tidak cocok lebih dari 100 km ].   

Pastikan juga tersedia akses penunjang infrastruktur seperti jalan, jembatan, sistem pengaliran irigasi, telekomunikasi dan bendungan. Jika tidak ada infrastruktur ini maka jangan jadi petani, karena mau apa yang diusahakan kalau tidak ada infrastruktur di wilayah anda. 

Pastikan juga dekat dengan kantor polisi. Mengingat di zaman now banyak orang orang para pencuri buah yang doyan juga mencuri kamera CCTV. ( Pencuri bahkan untung 2 kali ].  

Nah, tantangan lain di pertanian meliputi perubahan iklim, seperti kekeringan dan hujan deras yang tidak menentu seringkali membuat tanaman layu dan mati. 

Faktor ancaman lain seperti serangan makhluk kecil seperti hama serangga, bakteri, virus dan jamur berbahaya dapat membuat tanaman layu dan mati. Resiko ini juga menjadi penyebab petani gagal dan jatuh ke dalam jurang kemiskinan ekstrim yang semakin tambah parah mengingat serangan infeksi virus seringkali datang tiba tiba tidak dapat diprediksi kapan. 

Apalagi jika anda merupakan seorang petani yang tidak mendapatkan pupuk subsidi. 

Ah, ini lebih ngeri lagi ya. 

Karena persediaan pupuk merupakan kebutuhan utama tanaman, jika pupuk yang dimiliki atau dibeli dari kategori pupuk non-subsidi, maka lengkaplah penderita kemiskinan petani tersebut. Lebih baik tidak usah jadi petani atau stop jadi petani, ganti diri menjadi pegawai BANK BCA. he he..., Siapa tahu kelak ngasih pinjol ke petani miskin. 

Jadi, solusi ide saya kepada seluruh petani di Indonesia pemilik lahan < 1 hektar. 

Ayo ubah pertanian anda menjadi beternak ayam kampung unggul. 

Ayo 15 juta orang petani di Indonesia, mulai ramai ramai beternak ayam kampung unggul. 

Di Indonesia. Contoh ayam kampung unggul adalah KUB2. 

Pada beberapa dekade ke depan. Anak generasi Z dan generasi Alpha bakal kawin wix wix wix.

Sehingga populasi Indonesia bertambah menjadi 350.000.000 juta orang. Disinilah peran 15 juta peternak ayam kampung memberikan asupan nutrisi kepada ratusan juta mulut. Syukur syukur kalau bisa ekspor daging ayam ke luar negeri. 

Terima kasih, Semoga bermanfaat ya. GBU.  

Related Post