Langsung ke konten utama

8 faktor harga beras selalu naik dan makin rutin impor ( 2024 )

Foto : Sawah padi

Kita semua sepakat bahwa beras merupakan kebutuhan utama pokok makanan rakyat Indonesia dan beberapa negara lainnya seperti India, Pakistan, China, Vietnam, Thailand, Korea selatan, Korea utara, Jepang dan bangsa Asia lainnya. 

Kecuali Papua makan sagu, Amerika Serikat makan gandum dan limbad makan paku.

Nenek moyang saya dari suku dayak ngaju sejak zaman dahulu kala selalu makan nasi. Mereka tidak pernah menjadikan jagung dan singkong sebagai pengganti nasi. 

Ini menandakan bahwa peranan beras sulit tergantikan dan krusial bagi kebanyakan orang Indonesia. 

Orang orang Indonesia makan nasi 3x sehari dan ditemani lauknya mie instan. 

Meskipun beras memegang peranan penting dalam makanan kita, faktor tingginya permintaan demand dan karena keinginan perut manusia tidak dapat didesak. Tapi produksi beras sedikit dan jadi sumber rebutan bagi miliaran mulut di dunia. Menyebabkan setiap tahun demi tahun harga beras cenderung selalu naik. 

Untuk meringankan kenaikan harga beras, pemerintah Indonesia melalui pemimpin presiden Jokowi mengeluarkan jurus bansos sembako beras untuk meredam beban. 

Berdasarkan uji klinis, bansos terbukti mampu menyeimbangkan harga beras di pasaran. Tetapi hanya sementara saja. Jika tidak ada kebijakan bansos maka harga beras dipastikan lebih mahal lagi di pasar Indonesia. 

Bansos sembako beras tidak menyelesaikan masalah. Malahan menurut saya tidak efektif. Karena sumber akar faktor permasalahannya belum terpecahkan dengan solusi jitu.  

Kenaikan harga beras sesungguhnya tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tapi di berbagai negara. Selain Indonesia, negara India dan China juga bermasalah akut terhadap kenaikan harga beras. Bahkan  mengeluarkan aturan larangan ekspor, fokus untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. 

Berikut 8 faktor harga beras di Indonesia selalu naik dan makin rutin impor ( 2024 )

1]. Hujan

Perubahan iklim menyebabkan kurangnya curah hujan pada musim kemarau untuk menyirami sawah sawah dan ladang ladang di Indonesia dengan air segar yang berasal dari langit. 

Salah satu penyebab utama perubahan iklim karena pepohonan berukuran besar setinggi 10 meter - 20 meter banyak di tebang oleh aktivitas illegal logging. Padahal pohon adalah mesin tercanggih di dunia yang mampu menyulap 1 tetes air menjadi 5 tetes air bersih dan pohon juga turut memegang kendali untuk membuka tabir langit mengundang hujan lokal. 

Di Indonesia semakin banyak pohon raksasa di tebang oleh penebang kayu, maka secara praktis terjadi pemanasan iklim dan debit hujan menjadi rendah. 

Dampaknya, ketika air berkurang, maka padi mau minum dan makan apa..? Alhasil banyak sawah mengalami layu dan kekeringan. Ini lalu menganggu produktivitas pertanian. Hasil panen menjadi sedikit. Hukum ekonomi kemudian berlaku tentang 'permintaan dan penawaran'.

Kesimpulannya bahwa angin, rintik rintik hujan, petir, guntur dan dewa Thor punya peranan terhadap kenaikan harga beras. 

Solusi untuk mengatasi masalah ini sebenarnya gampang. 

Cukup kumpulkan orang orang di bundaran MONAS untuk memohon turunnya hujan gaib lokal.  

2]. R&D, sensor cropx, bibit unggul padi dan teknologi netafim drip irrigation system. 

R&D di bidang ilmu pengetahuan di Indonesia masih kurang. Mayoritas petani di NKRI masih bekerja secara tradisional. Bahkan masih menggunakan cara konvensional membanjiri sawah dengan air yang terbukti sebagai pemborosan.

Padahal padi hanya membutuhkan air setetes demi setetes sesuai keperluaannya, bukan dengan dibanjiri. 

Air tawar bersih begitu terbatas, sehingga terbagi bagi untuk aktivitas penduduk lainnya. Disini peranan pemerintah diperlukan sebagai penyuluh dan pemberi informasi tentang bagaimana bertani dengan lebih efektif, efesien dan hemat air.   

Pemerintah juga harus turut ikut serta untuk menciptakan bibit unggul lokal. Tanpa bibit mumpuni, mustahil mampu meningkatkan hasil produktivitas. Contoh di Kalimantan ada padi yang baru panen 9 bulan. Padahal di luar negeri, rata rata padi panen hanya 4 bulan. Itu dapat terjadi karena pemerintah mereka telah menciptakan bibit unggul lokal yang tumbuhnya cepat. 

Masalahnya, untuk menciptakan bibit unggul padi berkualitas tinggi untuk penggunaan iklim lokal. Itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Laboratorium, penelitian biaya R&D mencapai miliaran rupiah, alat alat dan membayar gaji orang orang S3 di bidang pertanian itu amat mahal harganya. Jadi ini urusan pemerintah harus terlibat langsung. Karena tidak mungkin rakyat jelata, UKM dan industri skala menengah mampu membiayai dan menciptakan bibit unggul perpadian berbasis iklim lokal. 

3]. Pajak dan administrasi

Tarif pajak yang diberlakukan dan administrasi berbelit belit ini itu merupakan salah satu biang kerok kenaikan harga beras yang disebabkan oleh kesalahan kebijakan pemerintah itu sendiri. 

Saat distribusi beras melewati pelabuhan malah kena pajak dan saat di jalan raya memasuki jalan tol kena administrasi. Seharusnya infrastruktur jalan tol gratis tidak boleh kena pungut biaya. 

Tahukah anda, kenapa Indonesia tidak berhasil mengekspor beras keluar negeri. Jawabnya karena tiada ada beras yang diekspor. 

Selain itu, akibat ulah pejabat dengan sengaja memberikan tarif pajak bea keluar yang tinggi. Seharusnya untuk meningkatkan ekspor entah barang atau komoditas apapun itu juga, semua jenis pajak bea keluar harus dinolkan. Tapi hingga saat ini tidak mau dilakukan dengan alasan untuk meningkatkan gaji dan tunjangan pejabat. Wkwkwkw...., 

4]. Kenaikan gaji dan tunjangan pejabat di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia berada di kisaran 5% dan grafik cenderung turun. Tetapi pemerintah malah menaikkan gaji dan tunjangan pejabat, berserta jajaran staff lainnya seperti Menteri, ASN, TNI, POLRI, PARTAI POLITIK dan PENSIUNAN. Padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia belum menyentuh level 7%.  

Mengingat ekspor di Indonesia lemah, tapi impor selalu meningkat. Ingatlah bahwa semakin sering impor maka terbukti dapat merusak keuangan APBN. 

Jadi secara makro ekonomi mayoritas ekonomi Indonesia berasal bertumpu dari perekonomian yang berasal dari pemerintah atau dari belanja pemerintah itu sendiri. Termasuk dari kenaikan gaji. Dimana orang orang di pelaku bawah seperti UKM dan rakyat jelata biasa, saling berebutan kue ekonomi dari kucuran tetesan piramida pemerintah.   

Oleh sebab itu, maka setiap kenaikan gaji selalu diikuti dengan  inflasi kenaikan harga beras. Itu fakta yang sudah terjadi selama bertahun tahun. 

5]. Integrator company secara vertikal

Pemahaman saya selama menganalisis kenaikan harga beras telah menguatkan bahwa pentingnya integrator company secara vertikal dari bawah hingga atas. Sayangnya, di Indonesia saat ini tidak diizinkan oleh pemerintah untuk melakukan hal tersebut. Padalah jika industri ikut ke dalam ranah ini, maka dapat menurunkan sedikit biaya dari harga beras, mengingat kinerja perusahaan memiliki SOP BUNTUT ( standar operasional prosedur yang kredibel ) dan semua karyawan berasal dari lulusan universitas. Sedangkan petani rakyat jelata mayoritas non-universitas. Maksudnya yaitu teknik bertani petani tradisional masih mengambil konsep lama yang tidak efektif. Bahkan lahan sawah merekapun rata rata cuma 0,5 hektar. 

Solusi yaitu BUMN harus ikut serta dan pemerintah harus mulai mengizinkan 2-3 perusahaan swasta yang terdaftar di bursa saham ikut terlibat di pertanian perpadian dalam skala masif luar biasa dan terstruktur hingga mencapai jutaan hektar.

Jika Indonesia masih terus menerus mengandalkan koperasi tani dan petani dari rakyat biasa. Maka harga beras dipastikan berangsur angsur naik dari tahun ke tahun karena produktivitas dihasilkan begitu buruk. 

6]. Perang Rusia - Ukraina

Ukraina merupakan salah satu negara pengekspor gandum terbesar di dunia sebagai kebutuhan makanan pokok. Tetapi hingga detik ini, negara Ukraina masih berperang dengan sang beruang merah Rusia. 

Tidak ada tanda tanda perang berhenti, bahkan berpotensi Ukraina kena serangan bom nuklir dan negara negara tetangga sekitarnya, seperti Moldova, Finlandia dan Swedia berpotensi ikut tercaplok oleh tentara Rusia. 

Seperti yang diketahui, Rusia telah mencaplok hampir 20% wilayah Ukraina seluas pulau Jawa. Dan sisanya separuh dari wilayah Ukraina sepi tanpa penduduk kecuali hanya ada aktivitas militer saja. Jadi tidak ada penanaman gandum menghasilkan efek penurunan gandum pada rantai pasokan dunia. 

Orang orang Africa, Timur Tengah dan Uni Eropa. Mulai ada yang diketahui mengganti gandum menjadi beras. Karena stock gandum juga mengalami masalah yang sama. Akibatnya beras juga jadi rebutan oleh orang orang yang dulunya pemakan gandum sebagai makanan utamanya. 

7]. Pertumbuhan penduduk

Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia dapat menjadi salah satu indikator kenaikan harga beras.

Mengingat luas lahan tanah di NKRI terbatas, sedangkan ada 280 juta mulut harus diberi makan. 

Saya perkirakan, dengan luas wilayah Indonesia sebesar 191.360.000 juta hektar. 

Lahan di Indonesia masih sanggup hingga menampung manusia sebanyak total 500 juta penduduk. 

Sedangkan di seluruh dunia masih sanggup hingga menampung manusia sebanyak total 15 miliar orang. Kalau lebih dari jumlah ini agak susi. Alasannya yaitu semakin banyak orang berebut beras dan gandum. 

8]. Kebijakan pemerintah

Pemerintah diisi oleh pembuat aturan, hukum, undang undang dan kebijakan yang dilakukan oleh pejabat. 

Karena hati orang orang pejabat punya banyak landasan yang sulit ditebak, punya banyak hati dan sulit diatur dan punya banyak kepentingan uang. Maka politik terbukti ikut andil dalam lonjakan kenaikan harga beras. 

Contoh politik yang mengatur kebijakan kepemilikan tanah. Itu jelas berdampak pada harga padi. 

Contoh politik yang mengatur kebijakan subsidi pupuk. Itu jelas berdampak pada harga padi. 

Contoh politik yang mengatur kebijakan impor beras. 

Contoh politik yang mengatur kebijakan perbankan.

Contoh politik dimana pejabat yang harusnya menghandle harga beras di market pasaran Indonesia malah jadi mafia beras. 

He he..., 

Poin #7 merupakan permasalahan yang belum dapat saya cari solusinya. Bahkan hampir mustahil dicari jawabannya. Karena ada kerakusan, ketamakan, kecongkakan dan keinginan hati yang mengutamakan sifat populis di politik sehingga menyebabkan pembuat kebijakan dengan sengaja menempuh cara kebijakan yang bertentangan. Bisa dikatakan hampir 80% kenaikan harga beras disebabkan oleh kesalahan pemerintah atau kegagalan dari pemerintah itu sendiri. Artinya ditekankan disini ada kepentingan pejabat pejabat di dalamnya.  

Selain Indonesia. 

China dan India termasuk negara dengan politik gagal yang menyebabkan kenaikan harga beras dari waktu ke waktu. Negara yang saya sebutkan ini berpotensi juga mengalami masalah yang sama, banyak pejabat yang seakan akan tidak pernah merasa kenyang. 

Ada faktor lain yang belum tertulis disini. Silahkan teman teman tambahkan ya. 

Menyadari pentingnya artikel ini mengingat grafik harga saham beras terus naik konsisten. 

Sudah saatnya sistem urban farming makin gencar digalakkan untuk penduduk yang memiliki lahan sempit di belakang rumah agar menanam singkong, pisang, pepaya, nanas, rambutan, mangga, kacang tanah dan jagung sebagai pengganjal perut sehari.

Siapa tahu buah pisang juga dapat menyelamatkan perut dan kantong dompet dari kenaikan beras yang berangsur angsur melambung naik to the moon.  

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post