Langsung ke konten utama

Perusahaan Eni, BP, Socar, Newmed, dkk setor pajak penghasilan 7,5% dari tambang gas alam ke APBN pemerintah Israel senilai $ 1,7 miliar atau Rp 26 triliun rupiah ( 2024 )

Foto : Pertambangan gas di Israel

Israel merupakan salah satu negara kaya raya yang memiliki gas alam melimpah di kawasan Timur Tengah dengan pasokan produksi gas yang dapat bertahan dan belum dapat habis hingga 100 tahun ke depan.  

Pada tahun 2013. Pemerintah Israel mengizinkan sebanyak 6 perusahaan asing luar negeri dan lokal untuk menambang, menjual, mengekspor dan mengeksplorasi gas alam di lautan lepas pantai di Israel.

Dengan imbalan, wajib, taat dan harus membayar pajak sebesar 7,5% dari laba keuntungan perusahaan setiap tahunnya. 

Itu terdiri dari perusahaan Eni asal Uni Eropa, BP asal Inggris ( United Kingdom ), Socar asal Ajerbaizan. Dan sisanya perusahaan Newmed energy yang merupakan perusahaan lokal asal Israel. 

Pemerintah Israel melalui kementerian energi dan otoritas pajak Israel mengatakan pada tahun 2023 bahwa ke 6 perusahaan pertambangan gas tersebut telah menyetorkan pajak dari keuntungan gas sebesar 6,5 miliar new shekel atau dalam kurs dolar sebesar $ 1,7 miliar dolar atau sekitar Rp 26 triliun rupiah pertahun. 

Dari jumlah uang pajak tersebut, dikatakan bahwa sebagian besar keuntungan gas yang dikumpulkan dalam bentuk royalti pajak penghasilan perusahaan tambang di transfer ke dana kekayaan negara ( SWF Israel Citizens Fund ). Sisanya masuk ke penerimaan negara sebagai tambahan APBN tahunan. 

Israel telah mulai memberikan izin mengebor ke perusahaan tambang sejak tahun 2013 dan hingga saat ini masih aktif ngebor dan terus menerus perusahaan pengebor rutin menyetor pajak ke APBN Israel setiap tahunnya. 

Leviathan adalah salah satu ladang reservoir gas terbesar di Israel. 

Gas ini dijual atau diekspor ke luar negeri. Seperti menuju ke Yordania, Mesir dan Uni Eropa. 

Namun setelah pertimbangan matang untuk jalur distribusi pengiriman pasokan gas dari Israel ke Uni Eropa melalui Cyprus ke Yunani menggunakan jalur pipa bawah laut. Dianggap agak mahal secara nilai ekonomi dalam pembangunan infrastruktur pipanya juga rentan rawan di congkel oleh tentara Turkiye.  

Hubungan Israel dan Turkiye kurang baik, mengingat proyek pipa melewati lautan di perbatasan Turkiye memiliki koridor yang berbahaya dan dapat merugikan. Apalagi sejak lama Turkiye tidak setuju adanya pipa gas milik Israel melewati lautannya.  

Akhirnya saat ini, Israel memutuskan untuk menjadikan Mesir sebagai pihak penyalur gas ke Uni Eropa menggunakan kapal Mesir. 

Jadi, bisa dibilang Israel memilih jalur yang lebih "aman" untuk mengirimkan gasnya ke luar negeri lewat abang abang Firaun. Dimana saat ini sang Firaun sudah menyatakan perjanjian damai kepada Israel. 

57% gas Israel di ekspor ke luar negeri. 

Sisanya 43% gas Israel di gunakan untuk keperluaan sendiri. Seperti membangkitkan tenaga listrik gas untuk menghidupkan seluruh alat alat elektrik di kota kota di Israel, untuk dijadikan tabung gas sebagai aktivitas memasak bagi ibu rumah tangga, pembuatan pupuk fertilizer dan penggunaan bidang industri lainnya. 

Pada tahun 2023. Pemerintah Israel setuju agar 6 perusahaan meningkatkan produksi gas hingga 13% dibandingkan pada tahun 2022 yang lalu. 

Pemerintah Israel melalui kementerian energi mendorong peningkatan pendapatan ekonomi melalui peningkatan produksi gas tersebut secara positif.

Walaupun uang senilai $ 1,7 terlihat besar dengan cara mengumpulkannya susah payah setiap tahunnya. Ini jika digunakan untuk membiayai perang. Maka $ 1,7 miliar dolar dalam waktu 17 hari bisa habis cepat. 🤣

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post