Langsung ke konten utama

6 negara dengan jumlah penduduk menyusut terbanyak ( 2024 )


Mayoritas kebanyakan negara di dunia ini mengalami pertumbuhan penduduk dengan pesat. 

Di Indonesia saja, secara konsisten setiap tahun terjadi peningkatan penduduk umat manusia NKRI. Dimana sebanyak 2.263.000 bayi atau orang kelahiran baru bermunculan menggantikan generasi orang orang tua yang telah meninggal dunia atau sudah masuk usia lanjut. 

Pertumbuhan bayi di Indonesia tentu saja baik jika dilihat dari segi keberlanjutan demografi. 

Hal senada terjadi di negara Amerika Serikat. 

Data di AS menunjjukan bahwa terdapat 1.817.567 bayi baru atau orang baru bermunculan setiap tahun di negeri pimpinan paman Joe Biden tersebut. Tentu saja ini baik untuk kepentingan pemerintah AS demi membangun masa depan dalam menentukan strategi dan kebijakan yang berpengaruh di sektor pendidikan, perdagangan, pertanian, perternakan dan keberlanjutan ketenagakerjaan yang diisi oleh anak anak muda. 

Terus meningkatnya trend pertumbuhan bayi baru di AS berarti menandakan bahwa Amerika Serikat terus bertumbuh menjadi lebih besar dan berpengaruh pada pasar market internasional dan tatanan dunia global.  

Pada tahun 2024. Jumlah penduduk dunia mencapai di angka 8,1 miliar orang. 

Dibalik pertumbuhan penduduk dunia. Justru ada beberapa negara yang mengalami trend kebalikannya yaitu 'kekurangan stok bayi yang uwu uwu yang awalnya berasal dari sel bertunggal satu'.

Pakar Dr Boyke menyebutnya sebagai resesi seks. 

Tapi istilah ini saya rasa tidak tepat. Mengingat hasrat biologi itu kan sulit dihentikan. 

Menurut saya, istilah yang lebih tepat adalah "resesi cucu atau defisit cucu'. 

Ada banyak faktor mengapa beberapa negara justru menyusut jumlah penduduknya.

Seperti kinerja pemerintahan yang buruk, penerapan pajak tinggi yang menyebabkan daya beli penduduk melemah, kesalahan kebijakan seperti yang terjadi di China yaitu memaksa rakyat hanya boleh punya 1 anak dan 1 anjing. Jika lebih dari itu maka orang yang melanggar di hukum penjara. Dan faktor faktor lainnya. Walaupun saat ini China sudah menarik aturan 'just one child', karena PKC mulai tersadar memahami dampak krusial yang berbahaya akibat kesalahan kebijakan yang justru merugikan partai komunis. Menyebabkan populasi China untuk pertama kali disalib oleh India. 

Di Jepang, faktor dilema terhadap pajak penghasilan merupakan salah satu biang kerok penyusutan penduduk. Tarif pajak terlalu tinggi yang diterapkan oleh pemerintah Jepang hingga 56% menyebabkan rakyat bekerja extra keras mencari uang hingga kelelahan akut. 

Selain itu, setoran pajak malah dialihkan oleh pemerintah Jepang untuk subsidi bank agar mempertahankan suku bunga minus. Menurut saya ini kacau, kocak dan mengundang encana keruntuhan ekonomi Jepang itu sendiri akibat kebijakan ugal ugalan. 

Menyebabkan rakyat kesulitan membiayai kebutuhan hidup sehari hari dan anak muda di Jepang enggan memiliki anak karena biaya meningkat akibat gaji terkuras, terkikis dan dirampas hampir separuhnya oleh pajak.

Beberapa pihak lain di Jepang memutuskan harus rela bunuh diri. 

Entah itu loncat dari gedung apartemen, gantung diri, menyasat tangan dan menusuk dirinya sendiri dengan pisau. 

Isu peningkatan bunuh diri dan anak muda tidak mau punya anak juga terjadi di Korea Selatan dengan alasan faktor biaya sandang, pangan, papan, gengsi dan pajak tinggi. 

Kekurangan bayi di Korea selatan, Uni Eropa dan Jepang menyebabkan penduduk disana dominan di isi oleh orang orang tua lanjut usia. 

Maka tak heran, teman teman sering kali melihat muncul lowongan pekerjaan di internet untuk bekerja di luar negeri. 

Dicari : 

Bayi bayi baru untuk mengisi posisi kosong pekerjaan di negara Jepang, Korsel, Jerman ( EU ), Italia ( EU ), dll. Bonus gaji menarik + bisa dapat jodoh orang Jepang + jodoh orang bule.

Mantapz

Sedangkan penyusutan jumlah penduduk yang terjadi di Lebanon akibat adanya krisis kepemimpinan di pemerintahan dengan fraksi Hizzbullah yang hendak menguasai negara. Ini akhirnya menyebabkan masalah krisis ekonomi di negara Timur Tengah tersebut.  

Sedangkan di Uni Eropa penyusutan jumlah penduduk terjadi akibat salah satunya yaitu faktor mahalnya pasokan energi yang menyebabkan inflasi harga barang di mana mana dan uang pajak disetor untuk membiayai bantuan perang ke Ukraina. 

Selain itu, harga energi yang bertambah mahal membuat industri di Uni Eropa terpuruk. Banyak perusahaan di Uni Eropa ( EU ) terancam bangkrut dan kolaps. Mengingat energi dibutuhkan sebagai pembangkit listrik demi menjalankan roda ekonomi.    

Berikut daftar 6 negara dengan jumlah penduduk berkurang. 

NB : Data tidak termasuk Rusia dan Ukraina karena terjadinya perang.  

1]. Jepang

Jumlah penduduk di Jepang setiap 1 tahun berkurang 660.000 ribu orang. 

2]. China

Jumlah penduduk di China setiap 1 tahun berkurang 490.000 ribu orang.

3]. Uni Eropa

Jumlah penduduk di Uni Eropa setiap 1 tahun berkurang 404.000 ribu orang

4]. Lebanon

Jumlah penduduk di Lebanon setiap 1 tahun berkurang 135.000 ribu orang

5]. Korea selatan

Jumlah penduduk di Korsel setiap 1 tahun berkurang 42.000 ribu orang

6]. Cuba

Jumlah penduduk di Kuba setiap 1 tahun berkurang 19.000 ribu orang

Faktanya yaitu bahwa penyusutan penduduk atau pengurangan penduduk terbukti tidak baik, jika dilihat dari indikator metrik ekonomi dan keuangan. 

Nb : kelahiran bayi tidak dapat diimbangi oleh kematian usia lanjut. Menyebabkan pengurangan penduduk. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post