Langsung ke konten utama

Catatan diary singkat : 107 ekor ayam saya mati karena flu burung ( bird flu AI H5N1 ) dalam waktu 1 minggu ( 2024 )

Sudah 1 minggu sejak kedatangan 2 ekor ayam baru pembawa penyakit 'bird flu' yang saya beli dari pengepul di pasar besar di kota Palangkaraya. Wabah virus ganas yang juga disebut H5N1 menyerang tanpa ampun, setiap hari selalu ada kematian. Ayam berguguran dan jatuh mati mendadak. Padahal kemaren mereka terlihat sehat. 

Tiba tiba ayam ayam milikku tergeletak ke tanah tanpa nyawa. 

Ini pertama kali selama 3 dekade, aku melihat & menyaksikan keganasan virus seperti ini seumur hidupku belum pernah terjadi. Tidak pernah aku menemukan penyakit virus & bakteri pada ayam seganas H5N1.   

Rasanya hendak meneteskan air mata. Mengingat masa masa lalu saat bersama ayam ayamku saat mereka masih hidup. Kenapa cepat sekali virus flu burung ini membunuh, hanya dalam waktu 2 hari saja sejak terinfeksi, satu per satu ayam mati tanpa tidak dapat diobati.    

Oh ya, aku ada sedikit cerita nyata : 

Ayamku ini bisa kembali mendatangi aku, mereka mengenal suaraku ketika aku memanggil kurkurkur kurkurkur. Bahkan ada yang tersesat hingga 100 meter dari kandang, ayamku bisa kembali berlari dengan cepat saat mendengar suaraku. 

Ya, anda tidak salah baca. 

Ayam ayamku adalah pelari pelari tangguh ketika mendengar suaraku memanggil. Lalu mereka semua datang mendekat menghampirku. Mereka tahu & kenal suara aku.   

Kini sudah sirna.  

Kenangan indah itu sudah berlalu. 

Foto : Kenangan masa lalu yang menyenangkan. Kini telah sirna menjadi foto album diary. Aku sudah merawat mereka sejak kecil ketika menetas dari telur. Namun kini tidak ada lagi.

Foto : Kenangan masa lalu yang menyenangkan. Kini telah sirna menjadi foto album diary. Aku sudah merawat mereka sejak kecil ketika menetas dari telur. Namun kini tidak ada lagi.

Perubahan dan pelajaran penting :

Flu burung tidak dapat diobati. Satu satunya cara yaitu menggunakan pencegahan antisipasi dengan biosecurity dan vaksin. Lalu memberikan mereka pakan bergizi ketika wabah menyerang. Mengharapkan daya kekebalan tubuh mampu menahan serangan virus H5N1.

Ada 2 tipe jenis ayam mati ketika virus ini menyerang : 

1]. Kondisi parah

2]. Kondisi terlihat sehat tapi mengalami panik

Kondisi parah artinya ayam sudah tidak dapat lagi berdiri, berjalan, terbujur kaku dan nampak pucat banget. Pada saat kejadian ini, ayam dapat diprediksi bakalan pasti mati. Tetapi ada kondisi yang sulit diprediksi saat ayam terlihat sehat tapi mengalami panik, merasa ada sesuatu yang tidak nyaman dalam tubuhnya sehingga kebingungan kesana kemari. Pada poin #2 ini lah yang dapat menyebabkan kematian mendadak tiba tiba karena tekanan darah ( hipertensi ayam naik pesat ). Lalu terjatuh, tersungkul dan berakhir mati mendadak.   

Poin #2 menyebabkan jumlah ayam makin banyak yang mati tiba tiba. Padahal kondisi tubuh masih segar dan sehat. Saya perhatikan memang terjadi stress tingkat berat dan hipertensi ayam naik tinggi.  

Berikut beberapa usaha yang saya lakukan : 

Memberikan ramuan rempah rempah seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, gula pasir, vita stress untuk mengurangi stress berat, vita chick untuk memberikan multivitamin, viterna, EM4 dan 2 kapsul obat tetra chlor yang dicampur ke minuman ayam. Harapannya agar kekebalan dapat mampu menahan serangan virus.

Lalu memberikan makanan bergizi seperti beras, BR1 full dan hasil cincangan daging ayam yang sudah mati di rebus mendidih lalu dipotong kecil kecil untuk diberikan kepada ayam sebagai tambahan high protein dan tambahan high kalsium. Tak lupa juga menumbuk tulang ayam menjadi halus untuk diberikan ke ayam. 

Hasilnya memang tidak mujarab. 

Tapi setidaknya saya sudah berusaha semaksimal mungkin, memastikan ayam dapat kenyang dan mampu berjuang melawan keganasan virus H5N1. 

Berikut foto hasil pakan yang saya berikan ke ayam.

Foto : Pakan bergizi HI-protein & HI-calcium

Ada beberapa pelajaran penting dan temuan ilmu menarik yang dapat saya petik dari peristiwa ini :

1]. Pentingnya vaksin AI H5N.

2]. Pentingnya keamanan biosecurity dari pendatang ayam baru.

3]. Mengurangi tingkat kepadatan ayam dari keinginan 300 ekor menjadi 200 ekor saja. 

***

Wabah ini dimulai ketika 2 ekor ayam baru yang saya beli datang dari pengepul di pasar besar. Seharusnya saya perlu memisahkan atau mengkarantina dulu sebelum masuk ke kandang utama dengan cara mempersiapkan kandang pada jarak jauh hingga 30 meter dari kandang utama. 

Kenapa saya membeli ayam baru, padahal sudah ada ayam lama. Ini untuk mencegah terjadinya inbreeding yang menghasilkan banyak cacat pada ayam. Pembelian 2 ayam baru mutlak, wajib dan harus dilakukan untuk memperbaharui genetik ayam agar tidak terjadi kecacatan dan kematian pada embrio saat di mesin tetas. 

Ada baiknya setiap 1 tahun sekali membeli 2 ayam jago baru dari luar. Tetapi sebelum masuk ke kandang utama. Aku mesti mengkarantina di tempat yang jauh dan menunggu waktu hingga 2 minggu memastikan ayam baru bebas dari penyakit flu burung ( bird flu ). 

Untuk vaksinasi dilakukan 2 kali seumur hidup ayam, mengingat usia terlama ayamku nanti cuma sampai umur 2,5 tahun. Pertama pada usia sekitar 2 bulan saat masih kecil dengan dosis kecil 0,5 ml terkhusus untuk kandang box yang terpisah dari kandang utama demi mencegah kematian saat memasuki ke kandang di semi umbaran mengingat juga sudah terjadi pencemaran akut oleh virus flu burung, lalu suntikan ke 2x pada usia 3 bulan saat mendekati berat 300 gram dengan dosis 0,5 ml juga. Jadi nanti totalnya 1 ml.    

Untuk kasus penyakit pada ayam, saya banyak belum tahu. Menurut situs chickenscage.com Terdapat sekitar 22 jenis penyakit pada hewan ternak ayam. Namun menurut wikipedia ada sebanyak 35 jenis penyakit pada unggas ( termasuk selain ayam, seperti bebek, kalkun, burung, dll ). Maka oleh sebab itu dibutuhkan pengetahuan, pengedalian dan tata cara pelaksanaan demi mengobati dan menghindari penyakit yang membuat kematian pada ayam dan membebani biaya pengeluaran akibat ayam sakit. 

Terus tentang mengurangi tingkat kepadatan ayam dari keinginan 300 ekor menjadi 200 ekor saja. 

Ini juga berdasarkan pedoman charoen pokphand. 

Jika kandang ayam penuh sesak, maka wabah penyakit dengan mudah menyebar. 

Standar internasional yaitu 1 meter x 1 meter. Ada baiknya 1 ekor ayam saja.

Sehingga jika kandang saya berukuran 20 meter x 21 meter. Maka maksimal ayam yang diperbolehkan adalah 200 ekor saja. Jadi jika mengacu pada hukum standar internasional ini, maka impianku memiliki ayam sebanyak 300 ekor seharusnya tidak boleh. Kecuali meluaskan ukuran kandang. 

Jadi niat dibatalkan dan mulai fokus ke depannya yaitu diangka 150 ekor saja sebagai titik maksimal. Sebenarnya sih bisa sampai 400 ekor kalau standarnya. Tapi aku pilih yang aman saja yaitu 150 ekor. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post