Langsung ke konten utama

Peneliti Israel ujicoba tanam kakao di padang pasir untuk lawan perubahan iklim dari kiamat cokelat dan menggunakan komputasi AI untuk memperbanyak cokelat skala raksasa melalui kultur sel di bioreaktor ( 2024 )

Bagaimana rasanya jika suatu saat nanti persediaan makanan cokelat dari tanaman kakao hilang dari peredaran di seluruh dunia. 

Tidak dapat lagi teman teman temukan di Indomaret, Alfamart, Hypermart dan Supermarket lainnya. 

Anak cucu tidak pernah merasakan bagaimana lezatnya Silverqueen, Oreo, Kitkat, Toblerone dan selai cokelat.

Semua label bungkusan berbahan cokelat yang pernah ada pindah menjadi pajangan di museum. 

Lalu cucu cucu bertanya di museum : 

Nenek kakek, Itu bungkus snack makanan cokelat ya. Cokelatnya mana sekarang...? Apa itu cokelat...?

Bagaimana rasa cokelat Kinderjoy...? 

Tentu saja, semua orang tidak menginginkan cokelat punah dari muka bumi. Karena jujur saja secara pribadi, saya tidak mau cokelat mengalami akhir zaman. 

Cokelat berasal dari biji kakao dari tanaman pohon yang bahasa aliennya disebut 'theobroma cacao'.

Pohon ini umumnya hanya mau hidup di hutan hujan tropis yang punya banyak embun di pagi hari, seperti di Africa pada bagian selatan, benua America dibagian selatan yang masih banyak hutannya dan termasuk tanaman ini juga tumbuh subur di Indonesia. 

Pohon kakao umumnya suka tinggal menetap di pulau Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Papua. Karena kondisi alam lingkungan masih mendukung kakao bertumbuh subur dan berbuah lebat. 

Ellen graber dari peneliti asal Israel mengatakan : 

Kakao berada dalam status bahaya kepunahan akibat perubahan iklim dan tantangan lainnya. Sahutnya.

Peneliti Israel ujicoba tanam kakao di padang pasir untuk lawan perubahan iklim dari kiamat cokelat ( 2024 )

Pada tahun 2018. 

Peneliti asal Israel telah mempublikasikan ke jurnal ilmiah internasional, bahwa pohon kakao dapat terancam punah akibat meningkatnya pemanasan panas suhu di bumi dan maraknya ilegal logging yang menyebabkan kondisi kerusakan lingkungan alam sekitar mempengaruhi derajat suhu ideal yang dibutuhkan kakao.

Baca jurnal : 

https://voicenetwork.cc/cocoa-barometer/ atau di https://cocoabarometer.org/en/

Israel dikenal telah sukses mampu membudidayakan pohon tembakau dan pohon pisang, yang notabene sebenarnya tanaman tropis tapi bisa tumbuh subur di padang pasir. Sehingga tidak butuh impor komoditas ini lagi dari negara lainnya. 

Tapi beda cerita dengan pohon Kakao. 

Pohon kakao lebih manja dan ruwet. Spesies ini punya prasyarat tinggi terhadap keinginan kesesuaian suhu, angin dan kelembapan. Jika syarat tidak terpenuhi, maka tanaman jadi malas berbuah dan memilih untuk mati. 

Elana dari Israel mengatakan : 

Biji kakao merupakan bahan utama pembuatan coklat, Ini sebelumnya belum pernah dibudidayakan di Israel. Tidak sulit bagi kita untuk memahami alasannya. Mengingat perkebunan kakao membutuhkan iklim tropis dengan kelembapan tinggi, seperti di Ghana, Pantai Gading, dan Ekuador, tiga produsen terbesar dalam industri senilai $130 miliar. Sahutnya. 

Ujicoba menanam kakao menggunakan rumah kaca greenhouse di Israel memang berhasil. 

Peneliti Israel berhasil menanam pohon kakoa, tapi dari segi biaya cost sebenarnya tidak efektif malah menjadi mahal, karena harus pakai mesin penjaga kelembapan suhu, mesin pengembun uap yang meniru embun alam, mesin kipas angin blower, menggunakan drip irrigation untuk membasahi tanah dengan air supaya akar tidak mengalami kepanasan, dll. 

Greenhouse tidak cocok untuk budidaya kakao, mengingat ini adalah tanaman tahunan yang mampu tumbuh hingga setinggi 13 meter. 

Cara penggunaan greenhouse itu tidak efektif. 

Pohon kakao ada baiknya di tanam secara terbuka di alam. 

Satu satunya cara agar pohon kakao mampu tumbuh subur di Israel yaitu dengan melipatgandakan jumlah hutan lokal di Israel hingga 2-3x sebanyak 400.000.000 - 750.000.000 juta pohon dari yang ada saat ini sekitar 250.000.000 juta pohon atau setara 88.000 hektar adalah hutan, sisanya 66.000 adalah pertanian, pertanian gandum & perkebunan perlu lagi didongkrak hingga 2-3x. Sehingga memicu terjadinya hujan yang mampu memberdayakan embun secara alami, mengundang munculnya angin alami lokal dan menurunkan suhu lokal. 

Pada beberapa kondisi, di wilayah Israel terdapat area dingin ( sejuk ) hingga 14 derajat celsius. Terutama di wilayah utara Israel yang cenderung memiliki es. Tetapi lokasi sudah dipenuhi oleh banyak area pertanian, perternakan, hutan, taman nasional, infrastruktur milik negara dan perumahan. Lagian, pohon kakao menolak tumbuh di suhu minus < 21 derajat celsius. 

Suhu ideal untuk pertumbuhan kakao berkisar antara rata rata 30 derajat - 32 derajat celsius. 

Lebih dari angka ini dan kurang dari angka ini maka pohon kakao dijamin mengalami kematian.

Di tempat lain di wilayah Israel. Beberapa peneliti Israel menggunakan metode cara lain menghasilkan cokelat tanpa mengandalkan hutan hujan tropis yang kian hari kian rapuh akibat penggundulan hutan sehingga tidak dapat lagi diandalkan. Perusahaan Celleste-bio.com asal Israel menggunakan data, analitik, komputasi kecerdasan buatan AI, agtech dan biotech untuk memproduksi cokelat skala raksasa melalui kultur sel, tanpa harus menanam satupun pohon kakao kini hanya melalui ekstrak 1 biji saja.

Tim Cellestebio dari Israel mengatakan : 

Permintaan dunia terhadap cokelat terus meningkat tetapi pasokan semakin sedikit. Hutan tropis telah menjadi panas dan tidak mampu menahan perubahan iklim, penyakit dan pengundulan hutan. Sahutnya. 

Youtube : Pusat penelitian tanaman Kakao, Cocoa cure center yang didanai modal oleh pemerintah Israel

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.

Related Post