Skip to main content

Pada tahun 2035 : Teknologi AI dapat menyebabkan 50% orang di seluruh dunia kehilangan pekerjaan [ Tidak benar AI menciptakan banyak pekerjaan baru padat karya, justru yang ada AI segera memusnahkan PHK 50% lapangan pekerjaan dan memperbanyak pelacur & gigolo ] ( 2024 )

Pada waktu saya duduk di bangku kuliah jurusan teknologi komputer. 

Saya ingat kala itu, sedang duduk tegang membuat sebuah code pemprograman di laboratorium kampus. 

Saya menulis baris code demi code, menyusun algoritma berdasarkan struktur data yang valid atas anjuran dosen yang mengajar dan yang membimbing sekitar 50 mahasiswa/i di ruangan kelas kami. 

Kemampuan saya di bidang coding memang lemah.

Seringkali saya mengalami salah pemahaman coding dan sering buka buku kamus bahasa Inggris karena ngga ngerti. 

Bahkan jika ada coding code yang disisipi dengan algoritma berbasis ilmu matematika, kalkulus, statistik dan aljabar aneka macam jenisnya yang ribet. Itu dijamin saya pasrah dan kepalaku jadi pusing memkirkannya. Susah banget pokoknya deh. 

Menariknya.

Ketika saya terus menerus membuat kesalahan coding, Komputer dengan otomatis memberikan saya arahan titik lokasi kesalahan, memberi referensi perbaikan, menyortir tanda dan eksekusi saran secara realtime. 

Ah, dalam hatiku berpikir kala itu sambil sibuk menatap layar komputer di lab.

Aku berkata : 'INI BISA' 

NB : INI BISA, maksudnya dalam hatiku yaitu bahwa komputer sesungguhnya mampu menulis codingnya sendiri. Jadi apa gunanya saya cape cape memprogram coding, toh pada kenyataannya komputer dapat melakukannya lebih baik, lebih teliti, lebih cepat dan lebih akurat dibandingkan saya. 

Di kampus, kami belajar banyak tentang teknologi AI. 

Ibu dosen saya dengan postur tubuh gendut dan subur itu, dengan semangat berbicara kepada kami bahwa pada masa depan nanti, AI dapat berbicara, berinteraksi dan bertindak seperti manusia digital layaknya model JARVIS milik IronMan.

Ada banyak hal yang kami dapatkan di bangku kuliah tentang pembahasan AI. 

Membahas AI memang seru dan seakan akan tidak ada habisnya jika berbincang tentang AI. 

3 gelas kopi tidak sadar bisa habis hanya untuk ngebahas AI saja ya. 

He he...,

Waktu kala itu, AI belum secanggih seperti di tahun 2024. 

Kami hanya membahas teori dasar dasar ilmunya saja seperti machine learning, computer vision, automation, deep learning, kriptografi, keamanan cyber, dll. Itu adalah ilmu awal yang menjadi pembentuk bagian utama dari AI. 

Mayoritas memang sekedar teori tetapi tetaplah menjadi pembahasan menarik bagi kami seisi ruangan kelas sebagai penikmat teknologi yang antusias. 

Pada tahun 2024. AI telah menjelma menjadi lebih komprehensif dan semakin canggih. Walaupun sebenarnya sudah ada banyak terinstal di berbagai aplikasi & software. 

Kehadiran AI terkenal yaitu : OpenAI ( ChatGPT ) dan Gemini Alphabet.inc. Semakin membuka tabir perkembangan teknologi kecerdasan buatan tersebut.   

Pertanyaan tentang apakah AI dapat menyebabkan orang kena PHK atau kehilangan pekerjaan. 

Sebelum membahas hal ini, ada baiknya pelaku usaha menjawab 4 indikator ini :

1]. Mampukah sebuah usaha menjual produk dengan harga semurah murahnya.

2]. Mampukah sebuah usaha memiliki produk berkualitas kualitas tinggi.

3]. Mampukah sebuah usaha memiliki produk dengan kuantitas banyak dengan ukuran besar.

4]. Mampukah respon waktu pelayanan dengan kecepatan tinggi. 

Jika 4 indikator ini saja tidak dapat dipenuhi. Maka pelaku usaha seperti UKM atau Company selayaknya menyerahkan tugas berat tersebut kepada AI saja yang bekerja efektif & efesien. 

Contoh :

Jika disaat ini pada tahun 2024, luas tanah 100 hektar di bidang pekerjaan pertanian atau perkebunan di kelola oleh 25 - 35 orang. 

Maka pada tahun 2035. Teknologi AI & robotika otomatisasi dapat meminimalkan pekerjaan di bidang pertanian tersebut dari 100 hektar cukup pakai 10 orang saja. 

Artinya bahwa memang benar, AI dapat menyebabkan orang kehilangan pekerjaan dan memangkas hingga 50% tenaga kerja, buruh atau karyawan. 

Ini tidak hanya berlaku disektor pertanian saja, tapi menyeluruh dibeberapa bidang, entah itu pekerjaan kotor bahkan hingga pekerjaan kerah putih berdasi. 

Mayoritas beberapa pekerjaan dapat terdampak oleh AI. 

Semakin canggih perkembangan AI. 

Itu terus berlanjut di masa mendatang.

Saya percaya bahwa pada tahun mendatang di 2050. Antara 80% - 90% orang mulai dari usia produktif umur 22 tahun - 70 tahun tidak dapat lagi memiliki pekerjaan tetap dalam menghasilkan uang demi memenuhi kebutuhan sehari hari mereka. Artinya hanya ada 10% orang bekerja dalam kondisi part time dan 10% dalam posisi full time. Sisanya 80% orang masa produktif umur 22 tahun - 70 tahun tidak bekerja sama sekali. Karena sudah digantikan sepenuhnya oleh AI. 

Contoh : 

Jika penduduk dunia yang memasuki masa usia kerja berjumlah 10 miliar orang. Maka pekerjaan fulltime cukup hanya dihandle oleh 1 miliar orang saja. Sisanya 1 miliar orang parttime. Menyelesaikan pekerjaannya dibantu bekerjasama dengan AI. 

Pada tahun 2035 - 2050. Orang orang tetap masih bekerja tetapi seperti pembahasan diatas tenaga kerjanya semakin sedikit, orang orang yang bekerja ini nantinya justru bekerjasama dengan memanfaatkan kecanggihan AI & robotika. Bukan malah menghindarinya. 

Sedangkan mereka yang tidak mempelajari, tidak mengambil peluang, menghindarinya, suka demo menuntut aneka macam tuntutan & tidak mau atau menolak bekerjasama menggunakan AI & robotika, bakalan digusur habis habisan oleh AI tanpa ampun. 

Bahkan mau dengan jurus jungkir balik sekalipun, untuk membuka lapangan kerja padat karya atau dengan usaha meningkatkan skill ke level atas. Itu mustahil tidak bakalan dapat lagi tercapai, karena AI justru melenyapkan banyak jenis jenis pekerjaan dan skill AI miliaran kali lebih kuat dibandingkan manusia. 

Pekerjaan menghasilkan uang yang tidak terlalu terdampak oleh AI adalah salah satunya yaitu menjadi pelacur dan gigolo.  Tapi saya sungguh tidak menyarankan anda atau merekomendasikan seseorang entah itu pria atau wanita untuk ikut terlibat dalam tindakan perbuatan dosa ini ya. 

Karena saya percaya masih ada cara untuk menghasilkan uang dengan cara benar. Guna memenuhi kebutuhan sehari hari kita untuk membeli beras, kopi, gula, bayar listrik, beli ikan, dll. 

Tanpa harus menjual atau menjajakan sex di malam hari. 

Terakhir, saya berpesan kepada pembaca agar sehat selalu dan diberkati ya. 

AI jika dijadikan partner bisnis dengan benar, menurut aku itu sungguh menguntungkan bagi seseorang atau pelaku usaha. Jadi bukannya malah menjadi beban pikiran yang mengkwatirkan, melainkan memilih AI untuk bekerjasama menjadikan dunia lebih baik. 

Karena berdasarkan riset yang saya baca dari hasil penelitian. Mengklaim bahwa mayoritas orang orang diseluruh dunia, termasuk di Indonesia, Uni Eropa dan Amerika Serikat mengalami ketakutan akut nan kronis terhadap bencana kehadiran AI. Karena dianggap dapat menghilangkan pekerjaan mereka.

Tak ada cara efektif, tidak ada resep mujarab dan tidak ada solusi apapun juga untuk meningkatkan lapangan pekerjaan. Karena AI justru melenyapkan banyak jenis pekerjaan di seluruh dunia. Sebagai informasi : AI tidak menciptakan lapangan kerja padat karya yang baru, justru melenyapkannya. 

Malah menjadikan dan memandang AI sebagai rekan partner & tidak ada yang perlu dikwatirkan, digelisahkan dan dicemaskan terhadap AI. 

Menurutku, memang keliru juga jika pendapat negatif mayoritas orang orang di seluruh dunia yang cemas & kwatir terhadap AI. Seolah olah menganggap AI sebagai setannya. 

Menurutku, kehadiran AI justru dapat membantu umat manusia menjadi lebih baik. 

Yuk, jadi saya mengajak pemirsa untuk berhentilah memikirkan hal hal negatif tentang AI. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.