Langsung ke konten utama

Nasdaq Amerika Serikat membuat aturan minimun bagi perusahaan industri dengan nilai kapitalisasi dibawah $ 800.000 ribu dolar atau Rp 12 miliar bakal delisting ( dihapus dari bursa ) ( 2024 )

Nasdaq sebuah perusahaan jasa keuangan asal Amerika Serikat, telah memberikan pengumuman ke publik internasional bahwa siap segera di tahun 2025 menerapkan kebijakan delisting untuk emiten saham yang memiliki nilai valuasi rendah ( kecil ) turun ke bawah hingga $ 800.000 ribu dolar atau setara Rp 12 miliar ( kurs rupiah ke dolar ) dan penurunan saham per unit menjadi $ 1 dolar. 

Syarat utama sebuah perusahaan agar dapat masuk atau melantai ke bursa IPO di Nasdaq yaitu diwajibkan memenuhi nilai kouta standar sebesar $ 1.000.000 juta dolar atau sekitar Rp 16 miliar rupiah. 

Tetapi jika nilainya turun ke $ 800.000 ribu dolar, maka pada tahun 2025. Siap siap kena delisting ( penghapusan ). 

Jumlah perusahaan industri yang terlisting di bursa saham Amerika Serikat mencapai sebanyak kurang lebih 4.600 unit lebih. Dimana sebanyak kurang lebih 931 perusahaan yang terdaftar di bursa berharga di bawah estimasi $ 800.000 ribu dolar. 

Kebijakan aturan baru Nasdaq tentu menjadi sebuah kabar buruk bagi founder, CEO dan investor yang berinvestasi di saham saham anjlok tersebut. Karena sebentar lagi bakalan dihapus atau diusir sepenuhnya dari listing bursa. 

Tetapi penghapusan tentu tidak dilakukan secara mendadak. Melainkan NASDAQ memberikan pengumuman atau mengirim pemberitahuan lewat email terlebih dahulu selama 30 hari pertama dan 30 hari kedua. Agar para investor punya kesempatan menjual sisa sisa saham yang ada untuk mempertimbangkan beli tisu buat lap air mata. 

Jadi, apa sebenarnya yang melatarbelakangi Nasdaq memperlakukan aturan kejam ini. 

Pihak tim Nasdaq menjelaskan bahwa semakin kecil nilai kapitalisasi industri tersebut, maka investor dapat mudah terkena dampak perubahan psikologis harga gorengan atau kena pump dump, terutama untuk investor pemula. Nasdaq menetapkan aturan $ 1.000.000 juta dolar karena dinilai posisi ini masih agak stabil, tidak seperti $ 800.000 ribu dolar, terlalu mudah kena goncangan naik turun dalam waktu singkat. 

Jadi pada intinya, NASDAQ hanya ingin menjaga dan menjamin keamanan dari keuangan dan keuntungan bagi pera investor yang berinvestasi di platform mereka. 

Hanya ini saja alasan yang menjadi penyebab latarbelakang, mengapa aturan kejam ini diberlakukan. 

Walaupun kebijakan atau aturan ini menyakitkan bagi founder & CEO sebuah perusahaan yang terdepak. Tetapi setidaknya memastikan bahwa para jutaan investor yang berinvestasi di Nasdaq dapat memiliki ketenangan batin terhadap roller coster perubahan harga saham. 

Ada sebanyak 931 perusahaan terpengaruh terhadap aturan kebijakan ini diantaranya seperti yaitu perusahaan Lightiningemotors, perusahaan vinco, perusahaan Hallmark, perusahaan viveve medical, perusahaan kaspien, perusahaan ozonme, dll.  

Ketika aturan ini berlaku. Hanya ada 3 pilihan bagi perusahaan yang kena delisting di Nasdaq. Yaitu berubah status dari perusahaan publik menjadi perusahaan swasta seperti umumnya yang dari segi keuangan tentu sudah tidak sekuat dulu lagi. Pilihan ke 2 yaitu menerima diri menjadi target akuisisi atau merger dan pilihan ke 3 yang tentu diambil adalah menjual seluruh sisa sisa aset yang ada dan lalu menutup bisnis dan perusahaannya ( bangkrut total ).  

Sebenarnya ada banyak penyebab faktor mengapa nilai sebuah perusahaan dapat menjadi anjlok turun ke bawah. Yaitu mulai dari salah manajemen, salah pilih kepemimpinan, salah membaca situasi trend global, faktor ketidakberuntungan, terjebak utang tinggi, sedang mengalami kesulitan problem keuangan, penjualan produknya mandek yang pada akhirnya menyebabkan kinerja performance keuntungan laba keuangan menjadi berkurang drastis, ada masalah internal di perusahaan seperti cekcok antar karyawan karena beda visi misi, tidak mampu beradaptasi mengikuti perkembangan zaman, CEO & foundernya terlalu sibuk main game judol, dan lain lain sebagainya.

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post