Langsung ke konten utama

AI sebagai penipu ulung hendak menulis ulang Alkitab, memanipulasi data, membangun teori narasi palsu, penipuan identitas dan menciptakan deepfake pornografi yang hampir sulit dideteksi antara asli dan kebohongan [ tips trik cara mencegah kebingungan efek kejahatan AI untuk kalangan pribadi individu ] ( 2024 )


Video Youtube di atas, dibuat, diciptakan dan dibangun oleh 100% AI melalui OpenAI SORA dengan kecepatan tinggi hanya dalam waktu beberapa menit saja dengan ongkos biaya ribuan kali lipat lebih murah ketimbang proses pembuatan klip video tradisional yang mahal. 

AI menggoncang industri Hollywood. 

Tapi artikel kali ini, membahas tentang seputar pemanfaatan AI untuk tujuan menipu.

Menciptakan sebuah dilema "asli tapi palsu dan palsu tapi asli". 

Nah, berkaca dari video diatas. 

Foto, gambar, text artikel, suara podcast hingga video telah dapat dengan mudah dipalsukan oleh kecerdasan buatan.

Foto : Wajah artis terkenal di dunia, Taylor swift digunakan oleh AI sedang menggunakan busana fashion era prasejarah

Perusahaan asal Israel, Clarity AI memprediksi bahwa pada tahun 2026. Konten yang beredar di internet bakal banyak di isi oleh olahan hasil karya AI. Mulai dari video youtube, artikel posting & gambar foto di media sosial.

Pada saat ini saja, perusahaan mesin pencari Google sudah mengalami kerepotan massal menerima input banyak tulisan artikel di website atau blog yang bukan di tulis oleh manusia, melainkan ditulis oleh AI. Tetapi seolah olah ditulis oleh manusia sungguhan. 

Teknologi AI tak berhenti sampai disini saja.

Pada tahun 2030. AI diprediksi semakin canggih. 

Perusahaan AI asal Israel, Doubleai.com sedang menciptakan generasi AI yang lebih canggih. 

AI kelak mampu berpikir dan bernalar layaknya melebihi kemampuan otak Albert Einstein, Archimedes dan peraih nobel lainnya. Sehingga semua imajinasi, pengelolaan dan kreasi pemprosesan AI semakin mutakhir.  

Sejauh ini, belum ada cara ampuh mengatasi permasalahan hasil olahan AI tersebut. Menggunakan AI untuk mendeteksi AI tipuan memang bisa untuk mengatasi masalah ini sementara dan hanya dalam ruang lingkup kecil. Namun karena yang menipu lebih banyak, maka secara ekonomi tidak layak. 

Ini ibarat, satu di blokir, tapi pada saat bersamaan. Tipuan baru muncul lagi, muncul lagi, muncul lagi, lalu muncul lagi berulang ulang. Maka, pihak yang memblokir bakal dipastikan kewalahan daya, kehabisan tenaga dan kehabisan uang. Akhirnya tipuan yang dibangun oleh AI semakin merajalela dan tak terbendung. 

Deepfake dan disinformasi dibuat dengan sengaja oleh orang orang yang memang berniat hendak memanfaatkan AI untuk tujuan jahat, seperti menipu orang lain demi menggeruk keuntungan finansial.

Seperti meniru suara orang lain menggunakan AI untuk tujuan panggilan telepon, meminta transfer sejumlah uang agar dikirim ke alamat rekening uang digital cryptocurrency Monero.

Memalsukan wajah untuk kepentingan mendongkrak penjualan obat diabetes mujarab yang diklaim mampu menyembuhkan penyakit diabetes, memalsukan wajah dokter Boyke untuk menjual obat reproduksi kandungan palsu atau memalsukan wajah Baim Wong untuk mempromosikan skincare palsu yang diklaim mampu membuat wajah buruk rupa menjadi ganteng seperti mas Baim. 

Atau AI memalsukan wajah presiden Prabowo Subianto untuk promosiin odol pemutih gigi dan produk pelangsing perut ala UKM lokal.

Atau tiba tiba ada telpon panggilan AI menyamar pakai suara ibu mertua minta dikirim nasi padang pakai rendang sapi + sambal balado ke titik koordinat tertentu, di bawah pohon beringin dekat kuburan. 

Orang orang jahat di kalangan politik juga saat ini telah kian marak memanfaatkan AI untuk tujuan kampanye. 

Mengedit konser kampanye sepi menjadi seolah olah ramai hanya dengan editing video berbasis AI. 

Atau memanfaatkan AI dalam menciptakan narasi palsu untuk menjatuhkan lawan politiknya dengan cerita cerita yang dipenuhi oleh kebohongan tetapi seolah olah mampu dibuat seperti asli dan dapat dipercaya, sehingga banyak calon pemilih di pemilu menjadi terpikat untuk memilih salah satu kandidat tertentu dan turut menghadirkan nuansa kebencian untuk kandidat pesaingnya, mengganggu proses demokrasi, merekayasa hukum dan memutarbalikkan keadilan.

AI dapat digunakan untuk memikirkan bagaimana menciptakan efek "'BUZZ'. 

Sehingga dengan teori konspirasi cocokologi palsu itu mampu membuat orang orang pemuda & pemudi menjadi rela berani mati kamikaze untuk mendukung & membela atau sebaliknya yaitu membenci secara akut calon pejabat tertentu. 

AI memanipulasi dalam video, foto gambar, text hingga audio serta sanggup menghilangkan jejak tanda media anti copyright. 

Kehidupan dunia digital umat manusia di zaman revolusi AI segera dipenuhi oleh miliaran konten buatan AI. 

Faktanya manusia sudah tidak dapat lagi menghindarinya kok. Suka tidak suka, harus diterima. 

Manusia tentu saja, dipastikan semakin sulit membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. 

Sekarang, tinggal bagaimana nalar, pikiran kritis dan akal masing masing orang sanggup untuk memahami dan berusaha agar tidak terjebak dengan mudah oleh pikiran hoax, membentengi diri secara lebih hati hati dari imajinasi palsu buatan AI.

AI hanyalah sebuah perangkat tool. Tetapi dibalik itu, ada orang orang jahat yang dengan sengaja menciptakan kebohongan demi merugikan orang lain. 

Permasalahannya yaitu bukan terletak pada AI melainkan terletak pada siapa yang menggunakan AI untuk tujuan jahat, mencoba memalsukan sejarah, menuturkan perkataan salah menjadi benar dan benar menjadi salah. 

Jika AI hanya digunakan sebagai tool entertainment dalam menciptakan imajinasi karya menarik walau bukan asli dan tidak pernah eksis dibumi. Sekedar hiburan semata. Tentu saja, tidak jadi masalah.

Oleh sebab itu, rasanya penting menjaga pikiran agar tidak mudah tersesat dalam perkembangan AI deepfake. 

Karena diluaran sana, sudah banyak pikiran orang orang sudah tersesat, tercandu dan termabukkan oleh aneka macam video fake AI. Terutama di bidang pornografi yang kini sudah diolah secara mutakhir dan canggih oleh AI menimbulkan efek kecanduan amat parah, bahkan hingga mengganggu ke kesehatan secara fisik dan mental.  

Youtube : Film Youtube untuk kategori entertainment di bawah ini dibuat 100% oleh AI. Semua orang yang ada dicuplikan video ini, tidak pernah eksis di bumi, 100% palsu tapi terlihat seperti asli.

 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post