Skip to main content

Israel IAI akuisisi perusahaan Aerotor [ teknologi mesin drone quadcopter pengintai bukan pakai baterei listrik melainkan minyak avtur sehingga meningkatkan daya jelajah terbang hingga 300 km selama 9 jam dan tetap mengedepankan kesenyapan berspesifikasi militer ] ( 2024 )

Foto : Teknologi drone quadcopter IAI Israel sanggup mengintai sejauh 300 km. Ibarat terbang dari Jakarta sampai ke kota Purwokerto dan beroperasi selama 9 jam di udara nonstop sekali isi bahan bakar. 

Menurut petinggi IAI, akuisisi ini berasal dari masukan & saran pelanggan internasional terhadap produk barang drone quadcopter VTOL pengintai yang mereka beli selama ini memiliki banyak kekurangan. 

Dimana mereka atau para pelanggan mengeluh tentang waktu durasi lama terbang drone yang rendah dan jarak terbang drone tidak dapat terbang hingga sejauh 10 km lebih karena drone sudah kehabisan listrik. Alias lemah syahwat.

Namun dengan teknologi hasil akuisisi Aerotor UAS, maka drone IAI tidak lagi merasa "lemah syahwat" seperti produk barang drone drone pesaing lainnya yang sering cepat mager ( malas gerak ). 

Kini, drone quadcopter IAI sanggup "terbang jauh hingga sejauh 300 km dan daya tahan stamina terbang menjadi lebih lama dari yang tadinya cuma 2 jam menjadi 9 jam penuh.

Solusinya menggunakan teknologi buatan perusahaan Aerotor dengan mengganti jenis mesin propulsi dari tadinya berbasis baterei listrik lithium kini diubah menjadi sepenuhnya pakai minuman minyak energi Avtur.

Israel IAI akuisisi perusahaan Aerotor. 

Perusahaan Aerotor didirikan pada tahun 2016 di Israel. 

Awalnya perusahaan bertujuan untuk mengubah lanskap platform untuk mesin drone quadcopter atau drone VTOL lainnya agar menjadi tangguh dengan penekanan pada biaya, waktu terbang, jarak jangkau, daya angkat payload dan meningkatkan ketahanan sampai 97%. Dengan tetap mengedepankan bilah rotor dan bilah mesin tetap sehening seperti penggunaan baterei listrik. 

Pada tahun 2024. Perusahaan IAI mengakuisisi seluruh saham Aerotor. 

Nilai transaksi pembeliaan akuisisi tersebut tidak dilaporkan berapa besaran angka uangnya. 

Namun para pengamat memperkirakan sebesar $ 30 juta dolar atau setara Rp 480 miliar rupiah. 


Moshe levy dari perusahaan IAI mengatakan : 

Apa yang membedakan APUS dari jenis quadcopter yang tersedia secara luas di pasar komersial adalah daya angkat muatan dan jarak terbang. Perspektif kami adalah bahwa drone taktis kecil akan lebih condong ke arah VTOL. Keuntungan terbesar dari desain VTOL tersebut adalah dapat terbang lepas dan mendarat di hampir semua permukaan. Termasuk kapal. Bahkan tanpa perlu menggunakan landasan pacu atau parasut. Sahutnya. 

Boaz levy, CEO dari perusahaan IAI mengklaim bahwa akuisisi perusahaan Aerotor bertujuan demi menambah lebih banyak daftar portofolio katalog produk berspesifikasi militer maupun dapat digunakan pula untuk keperluaan sipil di bidang pemerintahan, seperti search & rescue saat bencana alam, mencari titik spot kebakaran hutan dan aplikasi sipil. Seperti pertambangan, perikanan laut, pemantauan pekerjaan infrastruktur, dll.   

Mayoritas drone quadcopter digunakan untuk keperluaan taktis. Ini memang tidak dapat menggantikan peranan drone MALE strategis seperti model Heron yang mampu menjangkau hingga 1.000 km. 

Perusahaan Aerotor mengubah wajah drone quadcopter berspek profesional. Karena selama berdekade dekade, drone quadcopter identik dengan daya listrik yang lesu, cepat habis baterei dan pada intinya sulit terbang jauh. 

IAI dan Aerotor mengambil cara inovasi baru dengan menggunakan mesin berbahan bakar Avtur. 

Cukup mengherankan, padahal setiap hari. Militer IDF sudah terbiasa mencium bau minyak Avtur untuk keperluaan bahan bakar pesawat tempur, helikopter Apache, tank, drone MALE dan tank lapis baja Eitan & Namer lainnya. Pasokan berlimpah di markas. Tapi drone quadcopter pengintai malah menggunakan lithium listrik. 

Selain pake Avtur. 

Mesin Aerotor dapat pula diisi dengan jenis bensin lainnya seperti minyak Pertamax, non subsidi. 

Menggunakan drone bermesin teknologi Aerotor yang mampu menjangkau area sejauh 300 km, lama terbang 9 jam dan tidak perlu pelontar cataplut, lepas landas dimana saja, seperti di dek kapal perang, maka itu menghemat dan meminimalkan bahkan dapat menghapus sama sekali dari peranan mahal dari aktivitas helikopter Apache yang patroli udara dan pesawat tempur yang berpatroli harian sehingga tidak lagi dibutuhkan di masa depan. 

Drone quadcopter dapat membawa kamera dan radar mini. Itu mampu menggantikan total patroli rutin harian tersebut, melaksanaan tugas pengintai, menetapkan titik koordinat penembakan artileri bahkan menjadi drone bunuh diri kamikaze. 


Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.