Perubahan iklim, deforestasi dan aktivitas kerusakan lingkungan oleh manusia dapat menyebabkan kematian dan kepunahan seluruh binatang spesies burung, kekelawar, gajah, jerapah, harimau, singa, macan, komodo, kijang, rusa, zebra, babi, badak, orang utan dan kepunahan seluruh ikan laut air asin tanpa tersisa satupun ( 2025 )
Burung enggang yang menjadi simbol dan kehormatan dari suku dayak ngaju. Kini makin sulit di temukan keberadaannya. Begitu pula dengan aneka macam burung kicau kicauan dan hewan kekelawar yang pada masa era di tahun 80 selalu terbang memenuhi keindahan langit di bumi Kalimantan.
Kemanakah hewan ini pergi..? Jawabnya, mayoritas dari mereka sudah mati. Tinggal sedikit.
Begitu pula dengan keberadaan ikan di sungai dan ikan di selokan. Beberapa jenis spesies hewan seperti ikan saluang, ikan krakatau, ikan tembakul, ikan cucut Kalimantan, ikan Toman, dll makin jarang terlihat dibeberapa titik spot.
Dampak dari perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan suhu atau disebut juga pemanasan global menyebabkan hutan mengalami kekeringan, hutan sulit agar dapat bertumbuh besar karena harus berjuang menghadapi panasnya terik matahari sehingga pohon atau tumbuh tumbuhan tidak dapat menyediakan makanan alami secara maksimal kepada hewan liar berupa dedaunan, rerumputan dan buah buahan.
Akibatnya, eksistensi berbagai macam spesies di darat, laut dan udara menjadi terancam di bawah bayang bayang kepunahan massal.
Perubahan pemanasan iklim tidak hanya melanda di Kalimantan Indonesia saja, namun seluruh dunia, mulai dari benua biru Eropa, Africa, Asia, Australia, Timur Tengah, Rusia hingga ke benua Amerika.
Tidak ada tempat yang luput dari pemanasan global.
Bahkan hingga ke kutub utara dan kutub selatan harus menerima terjangan panas terik yang menyebabkan es mencair sehingga dampaknya maka terjadilah kenaikan permukaan air laut ke pesisir pantai.
Dunia flora & fauna, mulai dari burung endemik bahkan hingga burung yang umum terlihat seperti burung pipit, burung gereja, burung merpati, burung tekukur, dll. Sedang mengalami kesulitan menyesuaikan perubahan hidupnya.
Menurut para peneliti. Binatang liar tidak dapat bertahan di suhu luar ruangan dengan level ekstrim 40 derajat celsius dipastikan mati kena heat stroke, apabila terpapar tingkat kepanasan itu secara terus menerus. Kecuali diberikan kipas angin, air minum es dingin dan penyejuk AC.
Di padang sabana Africa. Hampir semua hewan mamalia berukuran besar dan ikonik berdasarkan data dari hari ke hari kian menyusut populasinya, akibat kekeringan berkepanjangan, air tidak tersedia, rumput banyak mati, hewan banyak mati kehausan.
Ini terlihat dari kian maraknya bangkai kematian dari jenasah jerapah, gajah, banteng, zebra, babi, badak, rusa, kijang, kuda nil, buaya, monyet, gorilla, dll, harus menghadapi nasib serupa. Bagaikan nasib penyempitan hutan. Sebagai tambahan informasi. Indonesia merupakan negara dengan luas hutan lindung terbesar peringkat #8 dunia dengan masih memiliki 29 juta hektar hutan alami.
Para predator puncak pun tak luput dari ancaman kematian. Seperti harimau, singa, hyena dan macan tutul dipastikan pada masa depan bakal punah tak tersisa satu pun. Akibat terganggunya rantai keseimbangan makanan dari bawah ke atas. Dimana hewan pemakan rumput ( herbivora ) mati, maka predator ikut menyusul mati.
Di bawah permukaan laut, tragedi serupa kepunahan massal juga sedang berlangsung.
Siap siap bahwa anak cucu cicit di generasi mendatang, dipastikan tidak dapat mengenal lagi tentang ikan paus, ikan hiu, ikan lumba lumba, ikan dori, ikan napoleon, ikan tuna, dan semua jenis ikan di laut bakal punah tak tersisa satupun.
Pemanasan global menyebabkan suhu air laut jadi panas dan asam. Alhasil semua jenis terumbu karang mengalami pemutihan ( coral bleaching ). Kondisi ini sulit diselamatkan dengan cara apapun tidak dapat disembuhkan secara luas. Padahal coral merupakan sesuatu hal yang penting bagi ikan laut.
Dunia harus siap menerima kenyataan pahit, bahwa satu per satu spesies hewan bakal punah.
Jika ada pihak aktivitis yang mengatakan atau menyatakan bahwa ini masih bisa diselamatkan apabila dan jika manusia berjuang dengan keras sekuat tenaga menyelamatkan alam dan lingkungan.
Menurut saya, orang itu terlalu kebanyakan menghayal.
Fakta dilapangan, banyak hewan mati, burung mati, dan ikan mati.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.
