Pentingnya pemerintah Israel mengurangi pajak penjualan PPN 18% menjadi 10% untuk seluruh kategori produk dan jasa ( 2025 )
Di tengah hiruk pikuk & tantangan fiskal besar yang dihadapi pada tahun 2025.
Pemerintah Israel membutuhkan kebijakan revolusi yang tegas dan berpihak kepada rakyat. Selama bertahun tahun, pemerintah Israel telah menerapkan pajak penjualan PPN yang tergolong tinggi kepada rakyatnya hingga 17% dan kini dinaikkan lagi mencapai 18%.
Menurut saya, pajak PPN tinggi seperti itu adalah kekeliruan kebijakan fatal yang diterapkan oleh kementerian keuangan, Bezalel smotrich dan pemimpin Benjamin Netanyahu selama berdekade dekade.
Alasan pejabat Israel menaikkan pajak hingga 18%. Selalu menjawab dengan jawaban klasik dengan alasan defisit anggaran APBN melebar, membayar bunga utang dan polemik pertahanan militer butuh uang masif yang banyak.
Tarif pajak tinggi memang dapat meningkatkan anggaran APBN secara krusial. Namun jika ditelaah lebih teliti. Apabila kementerian keuangan Israel hanya fokus terlalu menitikberatkan pada aneka macam pembuatan aturan pajak yang tinggi justru punya dampak negatif yang pada dasarnya mampu menyebabkan ekonomi rakyat menjadi lesu, daya beli rakyat menjadi lemah, pajak tinggi juga dapat menambahkan beban berat pada pundak 9.5 juta rakyat di Israel dan bahkan mendorong rakyat melakukan praktik curang untuk menghindari pajak ke tempat surga tax heaven, alhasil pemerintah Israel yang tadinya pengen meningkatkan tax rasio yang ada justru fakta di data tradingeconomics.com malah terjadinya penurunan tax rasio dari tahun sebelumnya 26% menjadi berangsur angsur turun ke 23%.
Sebaliknya, menurunkan pajak PPN secara signifikan dari 18% ke 10%. Menurut saya ini adalah proposal sebuah langkah visioner. Berpikirlah tentang jangka panjang demi membentuk kebijakan pro pertumbuhan yang memberikan kelegaan langsung bagi rakyat di Israel.
Sebagai contoh :
Produk snack jagung yang di jual di minimarket, supermarket dan toko kelontong lainnya.
Misalkan punya harga Rp 30.000 per 1 bungkus snack jagung.
Jika kena tarif pajak 18% dan karena di Israel mayoritas jagung berasal dari impor. Maka dikenakan tambahan biaya pajak bea masuk jagung sebesar 10%.
Maka total pajak yang harus ditanggung oleh rakyat untuk membeli 1 snack jagung adalah 18% + 10% = 28%.
Artinya snack jagung seharga Rp 30.000 dikenakan pajak 28%.
Maka rakyat harus menanggung beban biaya sebesar Rp 8.400 sebagai uang pajak PPN.
Itu baru untuk 1 produk snack jagung. Belum terhitung produk & layanan jasa lainnya yang semuanya telah dikenakan pajak tinggi.
Uang pajak dari snack jagung tadi yang sebesar Rp 8.400 bakalan masuk ke rekening Bank kementerian keuangan Israel. Itulah angka yang harus ditanggung oleh rakyat, hanya buat beli 1 bungkus snack jagung.
Jika setiap produk dan layanan yang dibeli oleh rakyat dikenakan pajak tinggi seperti ini.
Apa yang terjadi adalah dapat mengurangi daya beli, mengurangi kemampuan ekonomi rakyat jadi tergerus, mengurangi kemampuan rakyat untuk membeli atau mengakses produk lain & jasa lainnya dan mempengaruhi kesejahteraan rakyat.
Oleh karena itu, kebijakan menurunkan pajak PPN dari 18% ke 10% perlu untuk diimplementasikan di Israel. untuk meringankan beban keuangan masyarakat dan meningkatkan daya beli rakyat.
Berikut manfaat dari penurunan pajak PPN dari 18% ke 10%.
1]. Meningkatkan daya beli purchasing power. Semua harga barang & jasa dipastikan turun, memungkinkan rakyat membeli barang & jasa lebih murah dibandingkan sebelumnya sebagai kualitas pembelian meningkat dalam jumlah banyak yang pada akhirnya secara efektif berfungsi sebagai kenaikan pendapatan riil bagi seluruh rakyat Israel dan mendorong pertumbuhan pekerjaan secara berkelanjutan.
2]. Pemotongan pajak ke 10% dapat menekan laju inflasi dari sisi konsumen yang telah menjadi kekhwatiran utama Bank Sentral Israel. Maka sebab itu dibutuhkan keselarasan komitmen kebijakan yang saling terintegrasi antara kementerian keuangan dan Bank Sentral.
3]. Penurunan tarif pajak dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah mengakses produk & jasa. Terutama tepung, gula, dll untuk memenuhi kebutuhan makanan, protein dan kebutuhan pokok lainnya dapat diakses oleh rakyat mengingat hampir 50% - 70% gaji uang dari golongan orang miskin, pendapatan gaji setiap bulannya hanya habis buat beli makanan. Jika harga pokok makanan mahal akibat pajak PPN 18%, maka memicu malnutrisi pada rakyat Israel dari kalangan bawah.
4]. Manfaat pemotongan pajak 18% ke 10%. Justru malah dapat meningkatkan anggaran APBN dari pajak dengan metode rumus ilmu pajak yaitu pengeluaran konsumsi rakyat meningkat = pajak dipastikan ikut juga meningkat. Sedangkan sebaliknya, pajak tinggi maka menghasilkan daya beli rakyat melemah maka otomatis penerimaan APBN ikut melemah. Karena jumlah pajak yang diterima semakin sedikit.
5]. Berpikirlah tentang efisiensi anggaran. Biaya politik di Israel begitu besar yang banyak menguras APBN. Alih alih meningkatkan pajak PPN hingga 18% hanya guna mendukung agar setoran belanja modal partai politik terlaksana dan membayar kepuasan tunjangan para pejabat politik di Israel. Kenapa tidak berpikir tentang mengefesiensikan jenjang sistem multipartai yang terlalu berat, boros dan menghabiskan banyak uang pajak. Prioritaskan untuk memotong pajak dari 18% ke 10% dan lakukan efesiensi di sistem politik. Itu lebih adil dan masuk akal, dibandingkan seluruh rakyat harus menanggung beban 18% guna dipergunakan uangnya oleh pejabat kleptokrasi demi kepentingan hura hura, bikin proyek yang tidak jelas dan memperkaya diri. Itu tidak berkelanjutan hanya demi mendukung perpolitikan rakus yang boros APBN. Tapi 9,5 juta rakyat harus menanggung beban biaya pejabat kleptokrasi dari setiap produk barang & jasa yang dikenakan pajak PPN 18%.
Kesimpulannya yaitu tidak ada untungnya menaikkan pajak hingga 18% karena hanya membuat bencana perekonomian pada skala makro.
Menaikkan pajak 18% hanya berdampak pada jangka pendek dan tidak berkelanjutan.
Tetapi menurunkan tax pajak ke 10% berdampak secara jangka panjang dan berkelanjutan demi kebaikan bersama.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.
