Mesir resmi tanda tangani pembelian impor gas kontrak sampai 15 tahun dari Israel senilai $ 35 miliar dolar atau Rp 547 triliun rupiah ( 2025 )
Perjanjian damai antara Mesir dan Israel sejak 26 Maret 1979. Terus menerus menandakan hubungan diplomatik yang kuat.
Sejak era tahun 80-an, kedua negara bertetangga ini setuju untuk tidak pernah lagi berperang yang hanya menguras banyak uang & tenaga. Melainkan memilih untuk menjalin perdamaian.
Dari tahun ke tahun, kerjasama antara pemerintah Israel dan Mesir semakit erat lintas batas tetangga dengan saling memperkuat ekonomi, sebelumnya Mesir sudah doyan beli gas dari Israel. Namun menegaskan demi kepentingan nasional. Di tahun 2025. Pemerintah Mesir memutuskan menambah jumlah pembelian kuota impor gas dari Israel sampai 15 tahun ke depan.
Kesepakatan diumumkan usai pertemuan antara Kementerian Perminyakan dan Sumber Daya Mineral Mesir.
Gas bakal dipasok dari Israel melalui jaringan pipa lintas perbatasan yang saling berdekatan melewati Gaza. Lalu diolah di Mesir untuk kebutuhan pembangkit listrik, industri serta sebagian diekspor ulang dalam bentuk LNG melalui terminal di Mesir, kemudian dikirim ulang menggunakan kapal ke pasar Uni Eropa untuk dijual lagi.
Dengan begitu banyak gas yang dibeli dari Israel.
Mesir tahu memanfaatkan posisi strategis berdekatan dengan Israel sebagai hub perantara ke Uni Eropa.
Mengingat dulu pernah ada ide untuk membangun pipa gas dari Israel ke Yunani ( Uni Eropa ). Namun di tengah lautan, armada kapal perang Turkiye mengancam bakal memotong pipa gas tersebut. Oleh sebab itu, rencana pembuatan pipa gas dibatalkan akibat ancaman Turkiye.
Alhasil, Mesir piawai dan juara dalam memanfaatkan momen ketegangan antara Israel VS Turkiye.
Menjadikan Mesir penyalur gas untuk mengeruk uang dari nilai tambah. Dimana pihak Mesir bakal menjadi barista yang siap mengubah, menyulap atau mengolah hilirisasi gas punya Israel dalam bentuk cair LNG lalu mengopernya ke Uni Eropa melalui kapal berbendera Mesir.
Setiap hari masing masing orang dan industri di Mesir butuh suplai konsumsi listrik & gas. Walaupun Mesir punya ladang gas alam sendiri, namun produksinya terbatas & tidak mampu menutupi untuk mencukupi demi menghandle 116 juta rakyatnya. Untungnya, toko tetangga di sebelah perbatasan punya tambang gas alam yang melimpah ruah. Karena gas di Israel tidak akan habis dalam 100 tahun ke depan.
Sedangkan dari pihak Israel, kesepakatan ekspor gas ke Mesir dengan nilai $ 35 miliar atau setara Rp 547 triliun dapat dipandang sebagai diplomasi ekonomi yang baik dan memperkuat struktur keuangan finansial pemerintah Israel dari pajak badan perusahaan yang dikenakan ke Newmedenergy.com selaku industri penambang.
Uang dari hasil tambang gas, lalu bakal di transfer oleh kementerian keuangan Israel ke Dana Kekayaan SWF Israel Citizens Fund demi digunakan sebagai bisnis investasi berkelanjutan yang pada ujungnya meningkatkan kekayaan pemerintah Israel dan mensejahterakan masyarakat Israel dalam meminimalkan dampak fenomena Rohana dan Rojali.
Dengan demikian kesepakatan gas Mesir dan Israel memberi makna tentang arti penting gas sebagai pilar kedamaian, hubungan kebaikan & peningkatan ekonomi yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak.
Saya percaya, bahwa hubungan Mesir + Israel bakal terus baik hingga 100 tahun ke depan.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.
