Pada saat ricuh demo bubarkan DPR & MPR di tanggal 25 Agustus 2025. Di waktu bersamaan, Presiden malah berikan piagam kehormatan kepada ketua tertinggi DPR. Sudah jelas ini bentuk persekongkolan pemerintah sebagai tanda penghinaan kepada rakyat. Indonesia butuh presiden pemberani seperti Gus Dur, bukan presiden Gemoy yang doyan bagi bagi kekuasaan & jabatan partai politik ( 2025 )
![]() |
| Foto : Ketua tertinggi DPR mendapatkan piagam kehormatan dari presiden 2025. Disaat demo 25 Agustus 2025. Indahnya keindahan sandiwara politik. |
Mantan almarhum presiden Gus Dur pernah berkata :
Besok besok akan terbukti oleh bangsa ini sendiri. Sahutnya.
Presiden Gus Dur juga pernah mengatakan :
Lembaga DPR & MPR seperti taman kanak kanak.
Dalam lubuk hati yang terdalam. Gus Dur mengatakan :
Bangsa ini penakut. bangsa ini penakut karena tidak berani bertindak kepada yang bersalah. Sahutnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebuah ironi yang menyakitkan dipertontonkan di panggung politik negeri Indonesia pada 25 Agustus 2025.
Di saat gedung DPR membara dipenuhi oleh aksi suara rakyat yang menuntut pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Sebuah adegan kemunafikan terjadi di dalam istana yang sejuk penuh AC.
Presiden justru menganugerahkan piagam kehormatan kepada ketua tertinggi DPR.
Ini jelas merupakan bentuk sebuah simbol tindakan yang bukan hanya melukai hati masyarakat, tetapi juga penghinaan terang terangan terhadap akal sehat dan nurani.
Tindakan ini seolah menjadi penegasan serius atas apa yang selama ini terjadi bertahun tahun bahkan berdekade dekade yang lalu. Yaitu persengkongkolan dengan rasa tidak malu malu ditunjjukkan seolah olah dengan gagah berani melawan rakyat.
Etika dan empati dari pemerintah tampaknya terkikis habis oleh kepentingan kerjasama politik. Disisi lain, pemerintah terus memperluas pembesaran institusi lembaga yang sesungguhnya tidak berguna, membangun lebih banyak staff khusus dan membangun lebih banyak kementeriaan yang sesungguhnya cuma bagi bagi jatah kursi & tahta jabatan.
Pemerintah menggeser kepentingan rakyat untuk diwakili namun yang ada hanyalah mewakili aksi kleptokrasi demi memperkaya diri dan memperkaya golongan kroni partai yang terhormat agar dapat saling bagi bagi uang dan kekuasaan.
Melihat pemandangan ini, saya teringat dengan sosok presiden Gus Dur.
Beliau dengan segala kontroversinya, menunjukkan keberanian yang hari ini semakin dirindukan.
Dulu, saya ingat beliau dituduh oleh DPR & MPR melakukan korupsi. Sehingga Gus Dur dilengserkan dari kepresidenan.
Gus Dur adalah orang pertama di Indonesia yang berani menyebut DPR dan MPR tak ubahnya "taman kanak-kanak" dan banyak TIKUS TIKUS di dalamnya.
Beliau bahkan mengambil resiko dengan mengeluarkan dekrit pembubaran lembaga DPR & MPR.
Sebuah langkah nekat beliau yang menunjukkan bahwa baginya kepentingan rakyat jauh di atas kompromi politik busuk.
Gus Dur membuktikan bahwa ia adalah pemimpin yang siap pasang badan di awal walaupun akhirnya beliau gagal dan berakhir kalah karena digulingkan DPR & MPR. Namun semangatnya dapat menjadi pemicu di masa depan untuk membubarkan DPR, MPR dan anak kroni kroninya DPRD yang tersebar luas di seluruh pelosok daerah.
Piagam kehormatan yang diberikan oleh presiden gemoy kepada ketua DPR di istana pada saat waktu bersamaan demonstrasi 25 Agustus 2025 itu menjadi simbol arogansi dan panggung sandiwara politik.
Sebuah batu nisan bagi matinya harapan rakyat. Karena presiden tertingginya juga adalah bagian dalam arogansi politik.
Bukankah tindakan presiden Gemoy ini ibarat menyiram bensin di tengah api kemarahan publik.
Jadi, benarlah apa kata Gus Dur :
Bangsa ini penakut. bangsa ini penakut karena tidak berani bertindak kepada yang bersalah.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.
