Lompat ke konten Lompat ke footer

Tentara SDF Kurdi dan Amerika Serikat perang besar-besaran melawan Islamic State di Suriah, Selatan (2018)


Walaupun negara ‘Islamic State’ digempur oleh berbagai pihak. Tetapi masih belum dapat dikalahkan.

Di Suriah, Daulah Islamiyah atau Islamic State masih memiliki wilayah kekuasaan teritorial.

Di bagian utara, Islamic State sudah punah akibat digempur oleh Turki dan pemberontak oposisi.

Di bagian barat, Islamic State sudah punah akibat digempur oleh rezim Bashar al Assad bersama sekutunya Iran, Rusia dan Hizzbulah

Di bagian timur, Islamic State sudah punah akibat digempur oleh SDF Kurdi dan Amerika Serikat.

Namun dibagian Selatan. Intelijen Amerika Serikat memperkirakan Islamic State masih memiliki sekitar 14.000-17.000 tentara.

Rezim Syiah Bashar al Assad bersama sekutunya masih berperang melawan Islamic State di bagian Selatan.

Hal yg sama dilakukan pula oleh SDF dan Amerika Serikat untuk menumpas habis Islamic State.

PERANG PENGHABISAN 

Perang besar-besaran yg dilancarkan oleh SDF Kurdi dengan kode operasi Al-Jazeera Strom dilakukan dibawah naungan perlindungan tentara Amerika Serikat.

AS memberikan bantuan tembakan artileri dari belakang, serangan rudal dari pesawat tempur, dan mengirimkan pasukan khusus di garis terdepan bertempur bersama-sama pasukan SDF kurdi melawan Islamic State.

Amerika Serikat menggunakan kendaraan tempur MRAP.

Sedangkan SDF menggunakan Humvee dan mobil-mobil toyota atau ford yg telah dipersenjatai.

Perang difokuskan untuk menguasai kota dan desa-desa di bagian Suriah selatan seperti Hajin, Abu Kamal, Abu Murih, Al Kashmah, Al Buqan, Abu Hasan, Ash Shafah, Ajaj, As susah, Marashidah, Safafinah, Shajlah, Baghuz Fawqani dan Harse.

Di Suriah, Amerika Serikat memiliki 2.100 tentara Rangers & Special Force + 100 tentara British Army dari United Kingdom.

Komandan SDF mengatakan :

Perang sengit terjadi di kota Hajin karena ISIS terus memperkuat posisi mereka. Tetapi kami akan merebut daerah itu. Sahutnya.



















TENTANG KURDI

Kurdi adalah sebuah kelompok multietnis di Timur Tengah. Mereka dianggap terorist oleh Turki, Suriah, Iran, Irak, dan Islamic State.

Orang-orang Kurdi kemudian membentuk pertahanannya. Lebih dari 40.000 Kurdi meninggal dunia dalam mempertahankan wilayahnya.  

Pada tahun 2017, Kedatangan tentara Amerika Serikat merubah segalanya. AS menjadikan Kurdi sebagai sekutu di Timur Tengah ketimbang Pemberontak oposisi Suriah yg dianggap membingungkan antara kawan atau lawan. Karena banyak bantuan dan senjata yg diberikan oleh AS justru jatuh ke tangan ISIS.

Kurdi dianggap sekutu potensial terbaik di Timur tengah bagi AS untuk melawan Rezim Syiah Assad + sekutunya (Iran, Hizzbulah, Rusia) dan berperang menghadapi Islamic State.

AS memberikan persenjataan berupa Javelin, granat, senapan mesin, amunisi, peluncur roket, radio, bahkan hingga mobil Humvee secara gratis kepada SDF Kurdi.

Di wilayah Kurdi, Amerika Serikat membangun pangkalan militer.

Beberapa bulan yg lalu, Donald Trump menyatakan bahwa pasukan AS segera meninggalkan Suriah secepat mungkin karena menanggung biaya perang yang mahal.

Kebijakan tersebut kini diganti dengan tujuan baru.


Semua pasukan militer AS yg melawan rezim syiah Bashar al Assad ditarik mundur ke wilayah timur Suriah yg dikuasai oleh kurdi. Artinya ini memberikan perlindungan lebih kuat untuk sekutu terbaiknya Kurdi (SDF) ketimbang bersekutu dengan pemberontak oposisi suriah, dimana disana banyak penghianat. (Namun AS tetap mendukung kelompok pemberontak oposisi).

Artikel Lainnya :


Bassam mengatakan :

Ini sebagai hasil dari keputusan presiden Donald Trump terbaru bahwa pasukan AS akan tetap di Suriah tanpa batas waktu. Sahutnya.

Terima Kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU