Lompat ke konten Lompat ke footer

5 Kelemahan Industri Teknologi Modern Israel (2019)


1]. Lowongan Pekerjaan Banyak Tak Terisi (Kosong)

Di Israel, Hampir sulit menciptakan sebuah perusahaan yang memiliki ratusan ribu tenaga kerja / karyawan.

Lowongan pekerjaan untuk startup banyak kosong tak terisi.

Di Israel memang ada banyak pengangguran sekitar 4%, Kebanyakan terdiri dari mayoritas Yahudi ortodoks dan mayoritas orang Arab.

Dibandingkan orang-orang Zionis. Golongan Yahudi Ortodoks dan Haredi kebanyakan tak berpendidikan, mereka terjerat kemiskinan, dan tak memiliki bekal ilmu pengetahuan STEM (Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika) sehingga mereka sulit beradaptasi.

Padahal, banyak startup di Israel membutuhkan orang-orang bekerja demi mengimbangi permintaan dunia yang tinggi.

Saat artikel ini ditulis. Beberapa Startup Israel membuka lowongan pekerjaan untuk 15.000 teknisi, ahli IT, dan insinyur. Tetapi tak ada sama sekali orang mendaftar karena memang kosong, jumlah penduduknya sedikit sehingga kekurangan tenaga kerja.

pelatihan+komputer+yahudi.jpg (720×480)

Solusi :

Pemerintah Israel terus berjuang keras memanggil Yahudi-Yahudi Zionis yang masih berada di luar negeri untuk pulang kampung bekerja mengabdi untuk negara.

Di Amerika Serikat saja, diperkirakan terdapat 7.000.000 orang Yahudi disana.

Pemerintah Israel sedang berjuang memulangkan mereka semua ke tanah nenek moyang sesembari membangun ribuan pemukiman dan apartemen baru untuk tempat tinggal mereka.   

Disisi lain, Pemerintah Israel mengelar, mensubsidi, mendanai modal dan membuka kamp pelatihan bagi orang-orang Ortodoks dan Arab untuk mendapatkan akses ilmu pengetahuan Zionis, meningkatkan skill mereka, dan mengupgrate SDM.

2]. Embargo oleh 57 negara Islam OKI 

Tak hanya OKI, Sebagian orang-orang pendukung lembaga gerakan Embargo Anti-Israel Boycott, Divestmen and Sanctions (BDS) dari Uni Eropa dan beberapa orang di Amerika Serikat turut pula memberlakukan pemblokiran dan pencekalan pada Israel. 

Sehingga pangsa pasar produk Israel berkurang dan sulit bersaing mendapatkan pelanggan baru.

Solusi :

Pemerintah Israel telah meningkatkan kerjasama pada negara-negara non-muslim. Seperti ke pangsa pasar umat Kristen, Hindu, Buddha dan Ateis.

Seharusnya, embargo yg dilakukan oleh lembaga OKI dan BDS tak berdampak apapun kepada Israel.

Karena pasar internasional masih terbuka lebar nan luas, seperti negara China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Brazil, Uni Eropa, Singapura, Thailand, Vietnam, Meksiko, Australia, India, Myanmar, Filipina, Guatemala, dll

3]. Banyak Professor dan Ilmuwan di rekrut Perusahaan Raksasa Multinasional 

Terdapat sebanyak 350 perusahaan raksasa multinasional terkesan dengan bakat orang-orang Yahudi Zionis di bidang artificial intelligence, pemprograman, machine learning, blockchain, chip, elektronik, teknologi, food, medicine, dll.

Seperti Amazon, Apple, Alibaba, Huawei, Alphabet Google, Samsung, Unilever, Nestle, dll tertarik terhadap keahliaan tersebut.

Mungkin di negara-negara lain, ada professor doktor, insinyur, ilmuwan, dll bekerja di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, atau negara-negara lainnya dianggap 'KEREN'.

Nah, di Israel malah sebaliknya,

Professor doktor yang studi pendidikan di luar negeri dan bekerja di luar negeri untuk perusahaan asing bisa dianggap seperti ‘PENGHIANAT NEGARA’.

Solusi :

Pemerintah Israel telah melakukan tugasnya dengan baik melalui cara menerapkan peraturan undang-undang.

Bagi perusahaan internasional yang tertarik bakat tenaga kerja Israel diharuskan mendirikan kantor cabang atau pusar R&D.

Sehingga tenaga kerja yg berasal dari orang-orang lokal Israel tak perlu pergi tinggal jauh-jauh menetap di luar negeri.

Pada umumnya, perusahaan raksasa internasional seperti AMAZON mengaji tenaga kerja dari golongan professor di Israel dengan biaya $ 15.000 perbulan atau sekitar Rp 214.000.000 juta per bulan atau Rp 2,5 miliar per tahun.

Walhasil, tenaga kerja dari orang-orang Israel tetap berada di dalam negeri, tetapi mendapatkan gaji dari cabang perusahaan asing internasional. Sehingga memacu perekonomian di dalam negeri.

4]. Startup sedang bertumbuh di caplok dengan duit banyak 

EXIT atau di AKUISISI merupakan impian bagi banyak pengusaha startup dan perusahaan-perusahaan teknologi diseluruh dunia agar secara cepat meraup profit atau menyelamatkan perusahaannya dari ambang kebangkrutan atau menyelamatkan diri dari pertumbuhan stagnan.

Israel memiliki lebih dari 6.200 startup dan perusahaan industri (per 2019).

Kebanyakan sedang bertumbuh dan berpotensi untuk terus maju. Contoh terbesar adalah Check Point Software, Teva Pharmaceutical, Elbit System, Nice, Amdocs, Sirinlabs, Strauss Elite, Delek, Delta Galil, FIBI holding, Harel, Cortica AI, dll

Namun, diakuisisi atau dicaplok oleh perusahaan raksasa internasional dianggap sama dengan kekalahan dan merusak ekosistem industri dalam negeri Israel.

Dicaplok exit atau akuisisi. Artinya industri tersebut kini tak lagi dimiliki oleh orang-orang Israel. Melainkan milik negara lain dan investor asing.    

Ini contoh godaan tawaran menggiurkan bagi entrepreneur Israel.

Walhasil, banyak orang-orang Israel menjual startup dan perusahannya ke pihak asing yang lebih kaya karena tergiur ‘uang cepat’.


Youtube : Industri Israel

Solusi :

Tak ada yang salah sebenarnya dengan EXIT dan AKUISISI.

Di balik kelemahannya, ada secuil sisi positif dapat diambil melalui dana segar tersebut. 

Uang bisa digunakan kembali untuk menciptakan startup baru dengan teknologi yg lebih canggih dari sebelumnya.

5]. Israel adalah negara kecil 

 

Ini adalah kelemahan paling sulit untuk dicari solusinya.

Israel hanya memiliki 8.907.000 juta penduduk saja.

Tak imbang dengan negara besar lain seperti China memiliki 1,4 miliar umat, India memiliki 1,3 miliar umat, Uni Eropa memiliki 500 juta penduduk, Rusia memiliki 146 juta penduduk, Indonesia memiliki 269.000.000 juta penduduk, AS memiliki 332 juta penduduk, Brazil memiliki 210 juta orang, Jepang memiliki 126 juta penduduk. Dll

Apalah arti Israel, penduduknya minim, kecil dan sedikit.  

Solusi :

Pengusaha entrepreneur Israel harus memiliki tekad gesit sejak dari awal untuk Go Internasional dan memberdayakan ekspor secara masif besar-besaran.


Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU