Lompat ke konten Lompat ke footer

Cara menghadapi marah dan emosi (level 2) [Bagian II terakhir] (2021)

Artikel ini merupakan kelanjutan versi pertama.
 
 
Setelah saya mencoba untuk mempelajari dan memahaminya.
 
Kemarahan memiliki beberapa tingkatan level yaitu I dan II.
 
Cara menghadapi marah dan emosi (level 2)

 
Jika saya sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencoba mengikuti panduan di artikel sebelumnya. Tapi tetap belum berhasil.
 
Maka dari peristiwa hal tersebut saya memahami bahwa kemarahan memiliki beberapa level tingkatan.
 
Sebelumnya saya telah dapat membedakan bagaimana wanita dan pria ketika sedang marah.
 
Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda para pembaca ya.
 
Nah, pada umumnya,
 
Pria jika sedang marah dengan cara memukul atau berkelahi.
 
Ada perbedaan signifikan antara wanita dan pria.
 
Wanita jika marah atau membuat emosi. Bukan dengan berkelahi. Melainkan dengan mulut dan perkataan kata kata yang memacu kemarahan atau emosi.
 
Saya pernah punya pengalaman pahit di masa lalu.
 
Bagaimana mulut seorang wanita, walaupun dia sambil tertawa dan lembutnya nada suaranya. Setiap kata kata yang keluar dari mulutnya dipenuhi oleh unsur kebencian dan bahkan dapat mengadu domba antara saya dan sahabat.
 
Akhirnya kebencian dan kemarahan yang ada pada diri wanita itu menular kepada saya melalui setiap kata kata gosib jelek yang ia sampaikan kepadaku.
 
Ketika kebencian dan kemarahan tumbuh di hati saya, maka saya pun menjadi marah dan memarahi sahabat saya yang sebenarnya tak ada niat sama sekali dalam hatiku untuk marah kepada sahabatku.   
 
Sejak lama, saya sudah memahami bahwa sikap marah bisa menular. Jika kita lengah dan bersikap lemah tanpa menganalisis informasi kebenaran gossip terlebih dahulu.
 
Sejak saat itulah, saya sudah tak pernah percaya dengan setiap ‘kata kata’.
 
Oleh sebab itulah. Kita sendirilah yang harus memahami dan mengelolanya.
 
Kadang kadang menurut saya. Wanita tak perlu harus dewasa untuk melakukan tindakan kayak gitu.
 
Wanita berumur bocah 4 tahun saja. Bahkan sudah dapat mengadu domba dan menyilet seseorang dengan kata kata menyakitkan.

 

Sifat seseorang bahkan sudah dapat diketahui sejak dia berumur 4 tahun. Jika umur 4 tahun saja sudah terbentuk begitu. Maka hingga umur 100 tahun pun tetap akan sama sifatnya. Jangan percaya dengan tobat. Karena sesungguhnya orang takkan pernah dapat bertobat, jika di umur 4 tahun saja sudah kayak gitu maka watak atau sifatnya sampai usia tua lanjut juga tetap begitu. Karena penulis sendiri juga sulit untuk bertobat.

 
Menghadapi marah level II [ Tingkatan seseorang yang ingin menyerang kita dengan menyulut emosi dan kemarahan secara langsung dan frontal terus menerus ]
 
Sudah berusaha meredam amarah sekuat tenaga. Tapi akhirnya marah juga. Itu tandanya kita mengalami level marah tingkat II. Sudah berusaha dengan strategi diam dan sabar sama sekali. Tapi akhirnya marah juga. Atau sudah berusaha mengikuti panduan di artikel link pertama diatas. Tapi akhirnya marah juga.
 
Kesabaran kita memang sungguh diuji ke level II.
 
Saya secara pribadi sih ngga masalah kalau orang pengen berbuat ini itu. Terserah mereka pengen berbuat apa. Saya sih cuek dan diam saja. Selama ini teknik artikel pertama dapat berhasil dengan sukses dan marah dapat direm.
 
Namun, jika kita tetap diam, tapi ada orang yang terus menyulut emosi, secara frontal terus menerus menyerang balik dengan perkataan lisan maupun tulisan.
 
Bahkan mengganggap semua perbuatan dan pekerjaan kita selalu salah dan menyerang dengan merendahkan martabat kepribadian kita. Apa apa yang kita lakukan selalu salah. Hanya dia yang benar dan hanya dia yang punya martabat tinggi diatas kita.

Terus menerus menjelek jelekkan setiap perbuatan kita, memaki maki, dan terus mengolok ngolok kita.   
 
Itu sungguh membuat saya marah ke level II.
 
Jadi bagaimana cara mengatasi marah level II. Bahkan saat kita diam tetap saja diemosiin. Wajarlah karena saya sebagai manusia biasa pasti balik menyerang dengan memarahinya juga. Akhirnya kitapun ikut jadi marah.

 
Jadi satu satunya cara mengatasi level marah tingkat II adalah dengan berdoa saja kepada Tuhan Yesus Kristus.
 
Itu adalah paling efektif.
 
Saya sudah mencoba belajar. Bahwa marah itu tak penting dan berurusan dengan orang si penyerang itu juga ngga penting. Karena tak perlu dibahas.
 
Sungguh buang buang waktu saja.
 
Lebih baik saya memasak makanan untuk hewan ternakku, merawat tanaman dan memberi makan ayam peliharaanku ketimbang beragumentasi dengan orang kayak gitu. Karena mereka sama sekali tak pernah dapat memahami dan mengerti. Di jelaskan panjang lebar sekalipun mereka takkan pernah mengerti. Yang ada kita selalu dianggap salah.  
 
Tetap gunakan cara I. Tetap diam dan tetap sabar.

Biarkan saja martabat diri kita direndahkan, biarkan saja perbuatan kita dijelek jelekkan, biarkan saja sikap kita diremehkan, biarkan saja kita dianggap selalu salah, biarkan saja kita selalu dimarahi. 

Kebencian tak perlu dipendam juga kepada orang itu dihati. Tak ada gunanya. Percuma saja.
 
Bagaimana jika orang itu terus menerus merendahkan martabat kepribadian kita dan terus menerus menyulut emosi dan terus saja menganggap kita salah selama bertahun tahun.
 
Jadi cara mengatasi marah level II. Yaitu terus diam, terus sabar, terus cuek & terus berdoa.

 
Baca juga :

Jangan membalas kemarahan dengan kemarahan.  
 
Jangan membalas emosi dengan emosi.
 
Jika memang tak tahan. Pergilah ke kamar dan menangislah.
 
Mintalah pertolongan kepada Tuhan Yesus Kristus untuk memberikan kita hati yang lebih kuat dalam menghadapi ujian kesabaran.
 
Berdoalah. Tuhan Yesus Kristus bantulah Afrid.
 
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU