Lompat ke konten Lompat ke footer

Menurut saya, investasi deposito tak lagi menarik ( 2023 )

Orang orang berumur usia antara 45 tahun atau 50 tahun ke atas begitu menyukai terhadap instrument investasi deposito. Karena aman, mudah, tak ribet, terpercaya dan terutama didukung oleh pemerintah.

Beberapa waktu yang lalu saya telah membahas tentang deposito. 

Artikel dapat anda baca di link berikut ini :

5 Alasan Mengapa Deposito Merupakan Investasi Menarik & Terpercaya (2020)

Namun kali ini saya berubah pikiran. Mengingat perubahan zaman yang dinamis terhadap kenaikan suku bunga The FED. Dimana dari tahun ke tahun terus meningkat. Maka Bank dari negara lain ikut latah dan FOMO juga. 

Saat artikel ini ditulis. 

Deposito memang investasi yang mudah bagi banyak orang. Anda cukup datang ke kantor bank dan memulai membuka dengan menyetorkan sejumlah dana yang diinginkan. 

Di kota saya, Palangkaraya. Orang orang disana terutama berusia tua 45 tahun keatas. Memang gemar menyukai investasi deposito. Mereka berbicara tentang deposito di bank. Bahkan pernah menyarankan Afrid yang belum punya uang ini untuk investasi deposito saja. 

Kalau saya datang ke Bank BCA. 

Teller nya juga selalu bilang kepadaku agar membuka rekening deposito. 

Lantas saya jawab :

Belum punya uang mba....?

Menurut saya, investasi deposito tak lagi menarik ( 2023 ) 

Zaman terus berubah dari waktu ke waktu. 

Jadi, apakah investasi deposito masih menarik atau tak lagi menarik. 

Cari tahu jawabannya di artikel ini. 

Menurut aku. Di tahun 2023, investasi deposito kini tak lagi menarik. 

Ini alasan yang dapat saya sampaikan. 

Tapi saya percaya beberapa orang orang yang membaca artikel ini bakal membantah, melawan dan berargumen. Wah, mas Afrid. Kok bilang deposito ngga menarik lagi. Tuh lihat suku bunga di naikkan lho, berarti orang orang bakal makin untung di deposito karena suku bunga dinaikkan.

Lihat deh, ramai ramai orang makin pindah ke investasi deposito. 

Orang orang ramai ramai lagi membuka rekening deposito di Bank. 

Jadi, aku pikir begini. 

Biasanya, deposito ada jangka waktunya. Semakin lama dan makin besar modal yang anda setor maka bunganya makin besar. Paling umum biasanya hitungan 1 tahun ke atas, seperti 12 bulan, 16 bulan, 18 bulan, 21 bulan, dst. 

Jangka waktu. Saya coba ambil 18 bulan. 

Kira kira setiap 18 bulan terjadi perubahan. 

Ambil contoh. Tiap 18 bulan Bank terus menerus menaikkan suku bunga. 

Apakah tiap 18 bulan selalu dinaikkan, ngga mesti juga. Bisa aja diturunkan oleh pihak Bank. Ini sulit diprediksi. Tetapi trend berdasarkan catatan sejarah history. Nampaknya basis points selalu dinaikkan atau terus meningkat. Dimasa depan, saya pikir suku bunga terus ditingkatkan.  

Hem...., 

Yuk minum kopi full kafein sejenak untuk meningkatkan konsentrasi. 

Santai sejenak. 

Lanjut membaca.

Sudah siap.

Mari lanjut karena artikel ini agak berat pembahasannya. 

Memang benar investasi deposito masih menguntungkan. Tetapi ketika memasuki jangka waktu di ranah 18 bulan. Jika Bank menaikkan suku bunga lagi. Maka inilah yang terjadi.

Anda mendapatkan untung dari deposito setelah 18 bulan. 

Tapi pada saat bersamaan di 18 bulan berikutnya. Bank kembali lagi menaikkan suku bunga. 

Artinya ini sama saja orang orang di prank oleh bank. 

Jadi skenarionya. Hasil keuntungan uang yang didapat dari deposito dalam jangka waktu 18 bulan sebelumnya, disaat bersamaan digerus oleh kenaikan suku bunga. Lalu juga dilahap oleh si jago inflasi yang turut menyebabkan nilai tukar mata uang jatuh dan merebaknya lonjakan kenaikan harga barang barang. 

Sehingga apa artinya seseorang melakukan investasi deposito. 

Hanya menghasilkan rugi waktu.

Sia sia belaka, ngga ada gunanya. 18 bulan uang investasi habis tergerus oleh kenaikan suku bunga berikutnya. 

Bahkan secara real uang deposito tenggelam oleh berbagai faktor yang udah dibahas diatas. 

Jadi, masihkan mau investasi deposito. 

Saya rasa, bisnis simpan pinjam menggunakan metode kredit. Itu nampak cacat saat ini. Termasuk P2P lending, koperasi simpan pinjam, paylater, pinjol, kartu kredit, dll. Sedang menuju keruntuhan karena sistem finansialnya dibangun dengan cara yang keliru atau cacat.   

Informasi selanjutnya dapat dibaca pada link artikel berikut ini :

Alasan saya menolak investasi di P2P Lending (2021)

Pada tahun 2050 : kepunahan industri deposito di bank, pinjaman kredit, aplikasi pinjol, P2P lending, ETF, reksadana dan paylater semuanya di tutup [ Selamat tinggal bunga berbunga tradisional, era 100% cash no utang di mulai ] [ obligasi digital, staking ethereum ERC20, AAVE, compound finance, bancor, dan teknologi blockchain open source liquidity protocol menjadi perubahan zaman berikutnya ] ( 2023 ).

Berikut daftar temuan saya, bisnis simpan pinjam kredit utang yang cacat : 

1]. Semua jenis pinjol

2]. Semua jenis P2P lending Fintech

3]. Semua jenis koperasi simpan pinyam

4]. Paylater

5]. Deposito

6]. Credit card ( Kartu Kredit )

Hindari jenis investasi diatas atau berbisnis dengannya, karena menurut saya itu mengalami kecacatan. 

Tetapi obligasi ( SUN Surat utang Negara ) masih menarik ya. Apalagi jika diterapkan menggunakan teknologi digital blockchain yang lebih efesien.  

Oh ya, ada pertanyaan dibenak. 

Jika semua pinjol, koperasi, paylater, P2P lending, pengajuan kredit sudah tak ada lagi. Lalu pihak siapa yang kelak harus membiayai orang orang apabila seseorang membutuhkan utang. 

Saya rasa, di tahun 2050 atau bisa saja lebih di tahun 2070 keatas atau lebih cepat. 

Tak ada lagi seorangpun masyarakat yang dapat menerima pengajuan kredit utang. Sehingga semua orang terpaksa membayar dengan uang cash no utang. Karena pihak Bank atau sejenisnya tak mau lagi memberikan pinjaman ke masyarakat akibat marginnya kecil.

Pihak Bank atau sejenisnya lebih memilih memberikan pinjaman kredit utang ke pihak orang orang founder pemilik korporasi enterprise atau ke government. Untuk kalangan enterprise minimal kuota setoran adalah diatas $ 100.000 ribu dolar atau sekitar Rp 1,5 miliar keatas. Sehingga jika dibawah angka ini bakal di tolak. 

Bank atau sejenisnya tak mau lagi memberikan kredit utang ke masyarakat yang sekedar cuma minjam uang utang sebesar Rp 1.000.000 juta rupiah, Rp 10.000.000 juta rupiah, Rp 50.000.000 juta rupiah, Rp 75.000.000 juta rupiah atau Rp 100.000.000 juta rupiah. 

Memiliki sifat margin kecil. Selain itu membebani tagihan biaya cloud, energi listrik dan pemprosesan data makin rumit apabila menghandle masyrakat kecil dalam jumlah besar jutaan orang yang masing masing sekedar meminjam dalam angka kredit minim. 

Terjadi peralihan ke sasaran untuk memenuhi nilai kuota bisnis memadai. 

Itulah mengapa pada tahun 2050 atau 2070 nanti atau lebih cepat. Masyarakat harus membayar biaya kehidupan sehari hari, membeli kebutuhan barang barang dengan no utang.

Memangnya ada ya, beli saham pakai utang. Kan ngga ada ya.

Memangnya ada ya, beli bitcoin pakai utang. Kan ngga ada ya.

Kalau mau beli, mesti jual barang yang ada dulu untuk dikonversi ke uang. 

Jika masyarakat tak punya uang tapi menginginkan utang. 

Maka mau tak mau, seseorang mulai saat ini mesti membenahi dana darurat masing masing agar tak terjadi hal yang tak diinginkan.  

Dalam keadaan terburuk, bisa saja orang orang pada beberapa dekade ke depan terlihat bakal banyak yang menjual barang miliknya untuk mendapatkan uang cash ( maksud saya uang no utang ), 

Karena tak ada lagi layanan pinjaman kredit. Maka di masa depan, banyak orang orang menjual tanah miliknya sendiri, menjual rumah miliknya, menjual perabotan rumah tangga miliknya, menjual pakaian untuk ditukar dengan uang, menjual benda antik berharga, menjual emas, menjual perhiasan, menjual blender, menjual motor, menjual kulkas, menjual dispenser miliknya, menjual lato lato koleksi pribadi, menjual kursi, dll sebagainya. 

Jika deposito tak lagi menarik, lalu investasi apa yang menarik : 

Saya menemukan bisnis investasi dengan model kredit itu memang sungguh 'cacat'. 

Tetapi di bidang yang sama di ranah pinjaman masih ada yang dapat eksis. Yaitu obligasi. 

Menurut aku. Investasi obligasi menjadi hal yang paling menarik di tahun mendatang untuk teman teman geluti. Tentu saja ini diperuntukkan bagi anda pemilik modal yang besar. 

Government mengeluarkan SUN. 

Kredit macet pada pihak governement jarang banget terjadi. Terutama untuk negara dengan kepemimpinan presiden yang baik dengan pengelolaan yang baik nan terencana. 

Pengembalian bunganya juga menggiurkan ketimbang deposito. 

Saya percaya, makin banyak orang orang berpindah ke instrument obligasi ini. Pihak perusahaan investasi internasional juga makin terlihat mulai banyak beralih ke obligasi, Alih alih harus memberikan pinjaman kredit ke masyarakat yang sering mengalami kredit macet dan membebani banyak biaya pemprosesan cloud. Jadi, lebih baik yang pasti saja minim resiko yaitu obligasi. 

Investasi lain seperti saham dan cryptoccurency juga masih menarik. 

Tapi jangan pilih reksadana ya. ( Itu menurut pendapat saya ).  

Juga ngga usah jadi daytrader di saham atau crypto. Karena orang orang yang tak punya skill keahlian atau pengalaman dibidang trading pasti loss doll secara konsisten. ( Minimal menjadi trader swing jual beli tiap 1 - 3 bulan ).

Sedangkan saham, mesti belajar hati hati memilih emiten yang punya performa terbaik. Artinya setiap tahun nilai sahamnya dengan tepat meningkat bukan menurun. 

Untuk cryptoccurency berinvestasi menjadi holder bitcoin dalam janga waktu lama hingga bertahun tahun atau seumur hidup adalah ide yang menarik. Tetapi bukan berinvestasi pada aset atau token crypto lainnya yang cenderung naik turun fluktuatif. Namun sekiranya tetap memilih jenis aset/token yang punya nilai value bagus. Selain Bitcoin, Ethereum (ETH) juga dapat jadi pilihan bagus sebagai investasi jangka panjang dan lain sebagainya.  

Untuk memilih saham dan crypto terbaik. Membutuhkan banyak pembelajaran lagi. 

Referensi ilmu lain dapat di temukan pada sumber lain untuk melindungi diri kita dari peristiwa bencana resesi global di masa depan yang dimana saat artikel ini ditulis sudah terjadi secara perlahan lahan. 

Di masa depan, bakal banyak orang orang kelak tercekik karena masalah penurunan finansial keuangan akibat salah memilih instrument investasi yang pada fakta dilapangan mengalami sistem cacat ekonomi. Oleh sebab itu, dibutuhkan fondasi kuat mempelajari ilmu keuangan yang kokoh dan memperkuat struktur dana darurat masing masing orang orang karena di masa depan tak ada lagi kredit pinjaman bunga berbunga skala kecil untuk melayani masyarakat kecil, tak ada lagi deposito, tak ada lagi kartu kredit, tak ada lagi P2P lending, tak ada lagi koperasi, tak ada lagi aplikasi pinjol dan tak ada lagi Bank. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.