Lompat ke konten Lompat ke footer

Pertama di dunia : Melawan perubahan iklim global warming, Israel isi air danau Galilea menggunakan air laut hasil teknologi desalinasi Mekorot dan IDE Technology ( 2023 )

Perubahan iklim global warming telah membuat banyak wilayah menjadi haredang, haredang, haredang. 

Beruntung bagi teman teman yang tinggal dan menetap di Indonesia dipenuhi oleh pepohonan kelapa sawit dan beriklim tropis telah mampu membendung suhu dengan kisaran rata rata diangka 26 derajat celsius. 

Tetapi di negara lain, itu tak seberuntung keadaan di Indonesia. 

Terutama kepada negara negara dengan jumlah pepohonan atau luas hutan yang minim memiliki suhu panas hingga mencapai diatas 40 derajat celsius.  

Israel merupakan salah satu negara panas, tandus, gundul dan gersang. 

Di mana 60% wilayah masih botak tanpa pohon sama sekali ( gurun pasir ).

Pada tahun 1948 dan sebelumnya. Israel mengandalkan kebutuhan terhadap air berasal dari danau Galilea dan memompa air bawah tanah yang kemudian dialirkan ke berbagai wilayah. 

Seiring berjalannya waktu, perlahan demi perlahan air Galilea menyusut dan pengeboran air semakin menancap ke dalam tersisa keluar semakin sedikit. 

Perusahaan BUMN Mekorot dan Ide Technology membalikkan keadaan ini dengan menyediakan keperluaan infrastruktur air untuk minum, mandi, mencuci bahkan hingga menyuburkan tanaman dan pepohonan. 

Danau Galilea yang berada di Israel. 

Dianggap menjadi salah satu tempat objek wisata peziarah bagi umat Kristen Katolik, Kristen Protestan berserta denominasi lainnya, Kristen Ortodoks, Kristen Anglikan, dll. 

Berdasarkan kitab suci Alkitab, danau Galilea tempat Tuhan Yesus Kristus berjalan di atas air. 

Pada tahun 2023. Untuk pertama kali di dunia. Galilea menjadi satu satunya danau di dunia yang dimana air diisi kembali melalui proses teknologi desalinasi laut untuk melawan perubahan iklim global warming. 

Proyek infrastruktur irigasi, pengerjaan sungai buatan dan pengelolaan air ini membutuhkan biaya $ 250 juta dolar atau sekitar Rp 3,7 triliun rupiah ( setara Rp 3.700 miliar rupiah ). Panjang sungai buatan dan pipa dari mesin Mekorot & IDE Technology dari laut menuju ke danau mencapai 50 km.

Air yang mengalir ini 100% bersih, jernih dan tanpa sampah sama sekali. 

Di bawah tanah diinstal pipa panjang yang juga mengalirkan air jernih menyembur keluar menuju ke danau Galilea melalui jembatan.

Foto : Air yang anda lihat keluar dari jembatan ini berasal dari pipa panjang yang sesungguhnya berasal dari air laut yang dimana air beracun penuh garam telah disulap menjadi air tawar layak minum, bersih dan 100% jernih.  

Untuk menjaga level ketinggian air danau Galilea agar tak kebanjiran akibat menerima curahan air yang berlimpah limpah dari mesin pengelolaan dan tambahan air dari hujan. Ada tim petugas (ASN) yang dibantu oleh perangkat lunak komputer memantau secara real time untuk membuka tutup pintu gerbang air. Sedangkan beberapa persen dari kelebihan air dialirkan ke sungai Yordan, negara tetangga Israel.

Permasalahan menyusutnya level air di danau Galilea akibat perubahan global iklim. Menggunakan inovasi teknologi, sekarang untuk pertama kalinya di tahun 2023 sudah tak lagi menjadi masalah lagi.

Orang orang Israel mulai detik ini tak perlu lagi kwatir, cemas dan stress terhadap dampak kekeringan.

Hari ini air di danau Galilea selalu penuh terisi air. 

Petani dapat menggunakannya untuk menyuburkan tanaman.

Peternak dapat menggunakannya untuk memberi minum hewan ternak. 

Masyarakat dapat menggunakannya untuk air minum, mencuci, mandi, dll yang sudah terhubung ke jaringan pipa masing masing rumah tangga.  

Gutman dari Israel mengatakan : 

Tingkat danau Kineret sudah tidak terlalu penting lagi saat ini dalam hal apakah air tersedia atau tidak. Sahutnya. 

Danau Galilea, disebut juga danau Kineret dalam bahasa Ibrani. Bagi umat Kristen disebut danau Tiberias. 

Baca juga :

~ 90% air minum Israel di hisap dari desalinasi air laut menggunakan teknologi Mekorot [ kini tak ada lagi krisis kekeringan dan kekurangan air bersih ] ( 2023 )

230 embung ( danau buatan ) Israel.


Tak sekedar mengisi air di danau Galilea. 

Tidak banyak orang tahu, bahwa selama 75 tahun Israel berdiri telah berhasil dan sukses membangun ratusan danau buatan, pada awalnya hanya bermula membangun 10 embung saja, lalu lanjut ke 50 embung, lalu lanjut ke 100 embung, lalu lanjut ke 230 embung dan next 300 embung, 400 embung, 500 embung ( danau buatan ). 

Danau buatan di Israel memiliki luas berhektar hektar. Berfungsi sebagai penampung air hujan dan bersumber dari pipa pipa air daur ulang yang telah dijernihkan oleh perusahaan teknologi air. 

Danau buatan ( pada foto diatas ) berbeda dengan danau Galilea. Karena terjadi bukan secara alamiah tetapi dibuat oleh manusia. 

Danau buatan tersebut sengaja disebar ke seluruh penjuru Israel untuk memudahkan sebagai pasokan irigasi tetes pada pertanian & peternakan disekitarnya, memastikan kelembapan tanah terjaga, meredam efek panas suhu dan menjaga permukaan tanah agar tak menurun. 

Berkat keberadaan danau buatan ( embung ) : Kebun, ladang pertanian, perternakan dan hutan terlihat tumbuh subur. Selain itu digunakan untuk menampung atau membendung air agar tak mengalir ke laut. 

Infrastruktur irigasi dibangun dari hulu ke hilir, dari kota, desa hingga ke hutan. Sedemikian rupa mengelola air tawar bersih agar di tahan di danau buatan tersebut. 

Seluruh embung di Israel telah saling terkoneksi dan terkait kait dari satu embung ke embung lainnya melalui infrastruktur pipa perusahaan, sungai buatan, dan irigasi tetes.

Total keseluruhan panjang irigasi Israel yang telah dibangun mencapai 12.000 km panjangnya. 

Jika ada satu embung yang mengering akibat kekeringan berkepanjangan, embung yang berjarak ratusan kilometer dapat saling mengisi. Itu menyebabkan perubahan iklim global warming sama sekali tidak berpengaruh bagi Israel.  

Apabila terjadi hujan lebat, air hujan takkan dibuang ke laut. Tetapi mengalir ke danau buatan tersebut. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.