Lompat ke konten Lompat ke footer

Melihat Inovasi Teknologi Radikal di Bidang Peternakan (2018)


The World Population Prospect The 2017 Revision yang diterbitkan oleh PBB menyatakan bahwa prospek pertumbuhan penduduk global diproyeksikan mendekati 10 miliar orang pada tahun 2050.

Bumi melahirkan 83.000.000–100.000.000 juta penduduk bayi manusia setiap tahun. Alhasil, banyak mulut yg kudu mesti diberi makan.

Menurut startup ‘Biofood Systems’ asal Israel. Pada tahun 2050 nanti apabila dengan keadaan seperti ini. Bumi dipastikan tak dapat memenuhi kebutuhan protein hewani karena sumber daya air & tanah tak sanggup lagi menyediakannya. Artinya ada banyak manusia yg tak makan selama beberapa hari (kelaparan, malnutrisi, busung lapar, dan gizi buruk).

Untuk menghasilkan 1 kg daging sapi diperlukan 15 kg rumput.

Pada tahun 2018. Sebanyak 51.000.000 juta hektar luas tanah digunakan untuk pertanian & peternakan. Padahal luas lahan bumi terbatas ditengah maraknya himpitan gedung, apartemen, jalan, jembatan, dan rumah lapis bertingkat.

Inovasi Teknologi Radikal di Bidang Peternakan di Israel

Satu-satunya cara menyelamatkan manusia dari wabah kelaparan terhadap kekurangan protein hewani yaitu dengan menerapkan ‘TEKNOLOGI’.

Penerapannya meliputi otomasi pertanian, perternakan & perikanan dengan teknik-teknik robotik canggih yg lebih efesien, menciptakan varietas bibit unggul dan pertanian terintegrasi.


Tapi cara tersebut tentu belumlah cukup.

Membudidayakan daging menggunakan sel induk embrio dengan memproduksi jumlah massal sel punca berkualitas laboratorium dan mencari alternatif daging melalui pengolahan rekayasa tanaman adalah pilihan terakhir bagi umat manusia memerangi kelaparan.

Pada tahun 2018. Terdapat 6 startup yg mencoba menghadirkan inovasi teknologi dibidang pemenuhan makanan protein hewani.  

Startup Jet-eat.com dari Israel. Menciptakan makanan daging melalui pencetakan print 3D dengan formula berbasis tanaman. Mencari-cari jenis tanaman yg memiliki tekstur & rasa seperti daging asli. Sehingga diharapkan alternatif daging vegetarian yg lebih murah dari daging asli.

Perusahaan Israel ‘Futuremeat Supermeat dan BioFood System’ yg pada tahun 2017 mendapatkan order pesanan hingga $ 300.000.000 juta dolar atau sekitar Rp 4 triliun.

Menciptakan daging ayam dan sapi di laboratorium dengan mengambil sel untuk ditumbuhkan tanpa harus berternak hewan tersebut caranya dengan budidaya jaringan sel in-vitro di dalam mesin reactor berteknologi tinggi.

Youtube : Israel Futuremeat

Produk Futuremeat dan Supermeat cocok bagi mereka yg menolak Jet-eat.com (vegetarian). 

Karena sesungguhnya tak ada satupun jenis tanaman yg mampu meniru kandungan gizi yg ada pada daging ikan, sapi, ayam, kambing, domba, babi, burung, dll.

Inovasi Perternakan di Amerika Serikat

Selain Israel,

Orang-orang pengusaha entrepreneur asal Amerika Serikat juga turut hadir dengan inovasi.

Seperti Justforall.com dan Memphis Meats menciptakan daging ayam, sapi dan telur melalui mesin-mesin canggih yg disebut bioreaktor dan kultur sel. Ada pula yg menggunakan peniruan rekayasa tumbuh-tumbuhan.

Youtube : Amerika Serikat Memphis Meat
  
Daging Laboratorium MAHAL, tapi tetap laris suatu saat nanti

Doktor Uma Valet mengatakan

70 miliar binatang disembelih setiap tahunnya untuk dikomsumsi oleh tujuh miliar orang. Sahutnya.

Untuk menciptakan 1 daging sapi seukuran burger melalui laboratorium. Pembeli membayar Rp 152.000. Tentu mahal bagi kebanyakan orang.


Daging yang dihasilkan oleh petani perternakan konvensional. Tetap unggul karena lebih murah.

Namun suatu saat nanti, mencari daging ternak yg dijual oleh petani tradisional sulit untuk didapat, karena selalu diburu banyak orang, cepat habis dipasaran dan langka.  

Jadi daging laboratorium yg berharga mahal menjadi pilihan untuk dibeli daripada kelaparan.

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU