Lompat ke konten Lompat ke footer

F-35 Lightining segera dilengkapi Anti 9G G-Force Nol Gravitasi (2019)

Pada April 2019. 

F-35 milik Jepang jatuh di Samudra Pasifik dan menghantam laut dengan kecepatan tinggi.


Pesawat tempur generasi kelima buatan perusahaan Lockheed Martin itu hilang dari radar ketika sedang patroli.

Butuh beberapa hari untuk menemukan keberadaan puing-puing serpihan pesawat mahal seharga perunit Rp 1,2 triliun tersebut, Pilot Jepang berusia 41 tahun dinyatakan tewas.

Pemerintah Jepang melalui Takeshi Iwaya memberikan pernyataan bahwa tak ada masalah pada mesin, mekanis, perangkat dan komponen pesawat.

Penyebab kecelakaan F-35 dimungkinkan karena pilot mengalami kondisi disorientasi spasial atau penyakit pusing kepala vertigo yang menyebabkan dirinya pingsan saat mengudara.

9G G-FORCE 
Foto : Dentuman gelombang kejut Supersonic boom
Nol gravitasi atau 9G G-Force merupakan ancaman nyata bagi seluruh pilot pesawat tempur.

Sebelum kejadian jatuhnya F-35 Jepang.

2 tahun yang lalu, pilot pesawat tempur F-16 Fighting Falcon milik Amerika Serikat bernama David Jinxx Mitchell. Bernasib kasus hal yang sama, karena mengalami kehilangan kesadaraan saat bermanuver.

Foto : Dentuman gelombang kejut Supersonic boom
GForce sebenarnya salah satu fenomena sering yang menyebabkan kecelakaan pesawat tempur. 

Jika pilot lumpuh atau pingsan maka siapa lagi yang mengendalikan pesawat agar tak jatuh ke daratan.

G-Force diketahui memiliki sisi negatif karena membuat pilot pingsan akibat hipoksia, disorientasi spasial, muntah, mual, gemetaran, peningkatan tekanan darah, blank spot, mabuk, dan serangan vertigo mendadak.

Tetapi sisi positifnya, G-Force membantu untuk menghindari tembakan rudal, mengejar lawan musuh dan sebagai ajang battle pertarungan dog fight menggunakan meriam ketika semua rudal habis ditembakkan atau hanya tersisa rudal jarak pendek udara ke udara yg rata-rata hanya berkisar di jarak tembak 20 km saja. Maka dog fight tetap terjadi.

Artikel hari ini. Saya tak membahas tentang apa itu Nol Gravitasi atau 9G G-Force.

Peristiwa ini sebenarnya nyata dikehidupan sehari-hari kita.

Seperti ketika kita sedang mengendarai mobil berputar di tikungan tajam sesembari menuruni jalanan bukit dengan kecepatan tinggi. Kadang-kadang membuat kita menjadi terkejut, terasa adanya efek sensasi aneh di perut dan pusing pening mendadak.

Informasi mendetail tentang Nol Gravitasi bisa teman-teman simak pada Youtube berikut ini.


Youtube : Penjelasan apa itu G-Force


Youtube : Begini pengenalan G-Force 

Nah, nampak, berbahaya bukan.

Master Limbad sosok terkuat di Indonesia aja dibikin hampir pingsan deh.

#^$&&^#%&*    &^$^@#%$  &^$&^(% 

Perusahaan militer Lockheed Martin telah menyematkan berbagai cara untuk mengatasi efek negatif G-Force.

Mulai dengan teknologi sistem pelarangan anti G-LOC diatas 9G, penanggulangan dekompresi kokpit, hingga menciptakan pakaian seragam khusus dan pelatihan pernafasan khusus untuk pilot.

Alasan logis mengapa kebanyakan pilot pesawat tempur harus dipaksa berolahraga rutin agar memiliki badan SIX PAC.



Fakta jatuhnya F-16 di tahun 2015 dan jatuhnya F-35 di tahun 2019. Menunjjukkan bahwa masalah ini sudah begitu sensitive. 

Apalagi pesawat tempur generasi ke lima seperti F-35 Lightining tergolong baru dan termasuk varian versi lebih canggih yang menandakan era akselerasi mesin saat ini jauh lebih lincah bermanuver dan jauh lebih kuat dari sebelumnya berbanding terbalik dengan tubuh manusia yg lemah dan udah semakin tak berdaya menghadapi perkembangan kemajuan pesat teknologi pesawat tempur yg terus-terusan berkembang cepat.

Ground control collision avoidance system (GCAS) 

Untuk menghadapi G-Force. Pilot F-35 segera dilengkapi GCAS.

Teknologi ini sudah ada dan telah masuk ujicoba, hanya saja masih dalam penyempurnaan dan dibatasi diangka 9G-10G. Level GForce keatas dapat menyebabkan tubuh sang pilot meledak berhamburan darah. Sehingga peran pilot manusia harus diganti dengan robot drone.  

Nah, apabila tak ada aral melintang, Teknologi GCAS diperkenalkan pada tahun 2024 pada pesawat tempur F-35 block 4.

GCAS menggunakan sensor, data medan, monitor onboard, dan upgrade pemprograman perangkat lunak.   



Raven leChair mengatakan :

Teknologi ini adalah batu loncatan untuk meningkatkan kemampuan pesawat tempur melalui kinerja autopilot yang mampu melaksanakan manuver taktis untuk melawan ancaman kinetic dan non-kinetic. Sehingga meminimalkan kematian melalui pekerjaan yang tepat. Sahutnya.

Cara kerja GCAS yaitu memberikan kesadaran situasional ketika pilot menerbangkan pesawat dalam keadaan aneh (diluar jalur).

GCAS memberikan alarm peringatan. Apabila tak diindahkan, maka sistem mengambil alih, membawa pesawat terbang bersama sang pilot yg sedang dalam keadaan pingsan ke jalur aman dan membawa pulang kembali F-35 ke pangkalan markas secara otomatis.



Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU