Lompat ke konten Lompat ke footer

3 tipe peternak babi (2020)

Daging babi merupakan salah satu makanan kuliner yang lezat. Seiring berjalanan waktu di beberapa kota Indonesia, permintaan terhadap pasokan babi di pasaran terus meningkat naik sebagai konsumsi masyarakat.
 
Terutama bagi teman teman yang berada di provinsi NTT, Bali, Sumatera utara, Jakarta, Sulawesi, Papua dan Kalimantan.
 
Banyak orang orang membeli babi sehingga rela merogok kocek isi dompet demi untuk kepuasaan perut dalam memenuhi asupan nutrisi protein keluarga.
 
Guna memperoleh daging babi maka dibutuhkan usaha peternakan.
 
Ada banyak tantangan dalam berternak usaha babi.
 
Mulai dari masalah sakit penyakit, pengelolaan pakan hingga harga penjualan di kalangan peternak sering fluktuasi banting harga akibat persaingan ketat antar sesama peternak sehingga besar pasak daripada tiang.
 
Tentang babi

 
Jika dilihat dari keunggulan dibandingkan dengan sapi, kambing dan domba.
 
Babi termasuk hewan rakus tergolong omnivor.
 
Babi melahap apa saja mulai dari sisa sisa limbah restoran, hotel, buangan pertanian, rumput, buah buahan, daging, ampas tahu, ubi singkong, dedaunan, dll sebagainya.
 
Bahkan kotoran sendiripun dimakan ya jika sang babi kelaparan ngga diberi makan oleh pemiliknya.
 
Bukan seperti sapi, kambing dan domba. Setiap kelahiran babi sanggup melahirkan hingga 14 anak dalam setahun. Bahkan bisa 2 kali lho setahun. Artinya dapat berkisar 24 anak hanya dalam waktu 1 tahun.
 
Sehingga kecepatan babi dalam reproduksi mirip seperti tikus dan ayam.
 
Selain memiliki sifat prolifik. Babi dikenal sebagai hewan konversi daging salah satu yang tercepat dengan persentase tinggi. Artinya hanya butuh berat 3,5 kg pakan makanan saja untuk diubah menjadi produksi daging babi seberat 1 kg.
 
Mencapai berat panen babi 100 kg dibutuhkan seberat 350 kg pakan makanan.
 
Mencapai berat panen babi 80 kg dibutuhkan seberat 280 kg pakan makanan.
 
Mencapai berat panen babi 60 kg dibutuhkan seberat 210 kg pakan makanan.
 
Umur maksimal babi dapat mencapai 25 tahun.
 
Namun untuk perdagangan dipilih sekitar 6 – 1 tahun saja.
 
Usia rata rata orang memilih atau menjual panen babi sekitar 6 bulan saja.
  
Seperti yang diutarakan diatas. Walaupun babi memiliki keunggulan. Namun disisi lain harga pemasaran jualan babi menjadi penentu akhir.
 
Sehingga terkadang banyak produsen enggan berternak babi karena harga ngga sesuai harapan.
 
Berikut adalah 3 tipe peternak babi.
 
1]. Peternak rumah tangga

 
Profile ini dikerjakan oleh seorang ayah yang dilakukan di belakang rumahnya.
 
Jenis usaha diterapkan yaitu penggemukan dan pembibitan yang dilaksanakan oleh 1 orang saja. Jika peternak sedang sakit kena flu. Untuk sementara anggota keluarga lain seperti anak laki laki dapat membantu ayahnya.  
 
Dimana status kepemilikan hewan ternak babi 100% milik sendiri.
 
Jumlah peliharaan berkisar antara 1 – 5 ekor. Rata rata sekitar 2 ekor.
 
Tujuan usaha untuk memenuhi nutrisi dan menunjang ekonomi keluarga.
 
Teknik pemasaran dengan memotong babi secara sendiri tanpa calo. Kemudian menyimpannya di kulkas atau mesin freezer mini untuk konsumsi keluarga selama pasokan beberapa minggu dalam bentuk daging babi beku. 

Sisa kelebihan daging di jual ke tetangga terdekat dari satu rumah ke rumah lain menggunakan smartphone.
 
Beberapa pihak lain ada yang menggunakan calo pemasaran.
 
Namun harga terpotong mulai dari 10% sebagai jasa calo.
 
Peternak tipe ini menggunakan dedak, sisa rumah tangga atau membeli dari toko, membeli dari limbah sisa restoran, hotel, dll. Sebagai pakan makanan babi.
 
Pada umumnya peternak rumah tangga hanya menjadikan babi sebagai usaha sampingan saja.
 
Sang peternak memiliki pekerjaan utama sebagai pegawai negeri sipil (ASN), polisi, karyawan, buruh, perawat, guru, pedagang, pensiunan ASN, dll.
 
Aktivitas ternak dilakukan dalam waktu sekitar 30 menit atau 1 jam saja setiap harinya.
 
Dilakukan pada pagi hari sebelum menjelang berangkat ke kantor atau di sore hari setelah pulang dari tempat kerja.  
 
2]. Peternak bisnis

 
Kategori peternak ini menjadikan ternak babi 100% fulltime sebagai usaha utama.
 
Akibat jumlah ternak babi dalam skala peliharaan sekitar 20 ekor – 50 ekor.
 
Sehingga lokasi peternakan berada agak jauh dari pemukiman penduduk atau di pinggiran kota dekat dengan sumber pertanian, air dan perkebunan untuk menghindari bau dan limbah babi yang meresahkan masyarakat.
 
Status kepemilikan 20 – 50 ekor hewan ternak babi 100% milik sendiri.
 
Profile ini dikerjakan oleh seorang ayah.
 
Teknik pemasaran dengan menjual ke calo atau beberapa diantaranya membawa sendiri ke RPH (rumah potong hewan) untuk kemudian dijual ke pedagang pasar di perkotaan.
 
3]. Peternak skala perusahaan
 
Youtube : Peternakan babi di Israel
 
Dimiliki oleh perusahaan dan dihandle oleh banyak pekerja.
 
Status kepemilikan hewan ternak babi 100% milik perusahaan.
 
Jumlah peliharaan berkisar antara 100 ekor sampai lebih dari 100.000 ribu ekor.
 
Pakan makanan berasal sepenuhnya dari dedak dan kosentrat olahan pabrik. Bukan dari limbah rumah tangga..  
 
Peternak skala perusahaan menggunakan manajemen tertata rapi, ruangan bersih, mesin serba otomatis, teknologi canggih, dan pembuangan limbah sesuai AMDAL.  

 
Youtube : Peternakan babi di Israel
 
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU