Negara tanpa partai politik. Bagaimana ide saya melenyapkan partai politik di seluruh dunia menggunakan kekuatan AI ( 2023 )
Saya benci partai politik.
Saya benci pejabat partai politk
Kalau saya melihat spanduk wajah wajah politik. Entah kenapa rasanya hati ingin membakar, memukul, menendang dan meludahi foto foto wajah mereka.
Tidak pantas foto mereka ada disana, karena yang pantas hanya foto presiden saja.
Tugas partai politik secara terus menerus melakukan penebaran spam di jalanan dengan spanduk, baliho dan penempelan kertas brosur di pepohonan, merusak lingkungan alam dengan jutaan atribut bendera yang dipasang di setiap kota hingga pelosok desa.
Pengen rasanya saya merobek dan membakar seluruh atribut mereka yang bertebaran di sepanjang jalan. Wajah mereka ada dimana mana, mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar.
Orang orang politik ini setiap pagi juga suka bikin macet jalanan. Mereka suka bergerombolan saat aktivitas olahraga naik sepeda menyesaki jalanan saja.
Ada banyak hal yang saya benci dari partai politik. Salah satu dari yang lain yaitu suka menghabisi uang pajak rakyat saja untuk mengadakan, menyelengarakan, diskusi tidak penting dan rapat pekerjaan mereka selama berjam jam sungguh tidak berguna.
Ketika rapat, yang dibahas oleh mereka yaitu minta anggaran, minta anggaran, minta anggaran, minta anggaran dan minta alokasi uang APBN dari pemerintah saja. Untuk mendanai kegiatan pekerjaan rapat mereka berjam berjam di hotel mewah yang ada kolam renangnya sambil ngintip cewek duta kolam renang lagi mandi.
So, aku berpikir.
Apakah mungkin partai politik dilenyapkan dari muka bumi.
Pertanyaan ini tentu agak sulit untuk dijawab. Pikiran aku jika partai politik dihapus. Maka hilanglah sifat kebebasan demokrasi sehingga melahirkan sesuatu yang lebih buruk yaitu otoriterisasi.
Jadi partai politik itu penting juga.
Tetapi diseluruh dunia, partai politik kini telah menjadi ajang para pejabat elit berkuasa.
Dibeberapa negara, memang ada yang sukses menjadikan negara tanpa partai politik. Seperti Oman, Qatar, Arab Saudi, Korea utara dan Uni emirat arab ( UEA ). Tapi apabila diaplikasikan ke negara Indonesia itu tidaklah cocok, karena yang disebutkan diatas kebanyakan mengarah ke generasi dari generasi yang berbasis darah keluarga kerajaan yang sudah menjadi tradisi mereka. Artinya bahwa anak dari bapak dapat jadi presiden. Tidak perlu diadakan pemilu sama sekali.
Nah, apabila dinegara lain, yang sering cek cok dipemerintahan adalah partai politik.
Maka di negara tanpa partai politik, yang sering cek cok adalah keturunan keluarga internal dari dinasti ke dinasti dari keturunan ke keturunan.
Ditempat lain, negara dengan efesiensi partai politik paling efesien hanya ada di China sebagai pemilik satu satunya di dunia dengan hanya ada 1 partai politik yaitu PKT ( partai komunis China ). Sedangkan partai lain dari pejabat pejabat pesaing lainnya telah dibunuh sejak lama oleh PKT di masa lalu. Maka terjadilah sifat otoriterisasi seperti yang sudah kita bahas diatas, alhasil di China tidak mengenal apa itu 'FREEDOM'. Karena semua harus ikut aturan main partai PKT.
Negara lain dengan efesiensi terbaik ke dua ada di Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat hanya ada 2 partai politik saja yaitu partai Republik dan partai Demokrat.
Sedangkan di Indonesia ada sebanyak 18 partai. ( itu jumlah yang banyak banget yang dapat menguras anggaran APBN dari tahun ke tahun dalam jumlah besar hanya dibuang buang di meja rapat saja )
Artikel ini sudah pernah saya bahas di link berikut ini :
Lalu apakah ada cara untuk menyelesaikan masalah 'partai politik' tanpa harus sebuah negara menjadi otoriter.
Ini juga bukan hanya tentang saya membenci partai politik.
Dari catatan sejarah wikipedia. Pada tahun 1796. Presiden Amerika Serikat George washington juga membenci kehadiran partai politik karena cuma ngabisin anggaran uang pajak rakyat AS saja.
Bahkan presiden AS George washington mengatakan orang orang partai politik sebagai orang licik, ambisius dan tak berprikemanusiaan.
Itu beliau sendiri yang mengatakannya ya, bukan saya lho.
Sekelas presiden Amerika Serikat pun membenci sistem birokrasi partai politik.
Apalagi saya sebagai orang biasa yang kadang kadang juga licik, ambisius dan tak berprikemanusiaan. he he...,
Untuk mewujudkan cita cita internasional seluruh negara tanpa partai politik itu memang sulit terjadi,
Bahkan begitu sulit.
Aku belum menemukan apa solusinya.
Tetapi jika membayangkan dunia tanpa partai politik. Maka kunci kartu pemungkas berikutnya yaitu bagaimana menerapkan penerapan AI atau Artificial intelligence untuk mendisrupsi partai politik. Mungkinkah hal ini terjadi.
Aku rasa dan aku pikir.
Kita membutuhkan seseorang yang memiliki ide brilian untuk melenyapkan partai politik.
Jadi saat ini belum dapat ditemukan pemecah masalahnya, namun AI dapat menjadi pendongkrak awal. Tinggal bagaimana ide selanjutnya ini dapat diteruskan melalui pengembangan prinsip AI untuk merombak secara besar besaran sistem birokrasi menjadi lebih baik, lebih berprikemanusian, lebih berkeadilan, lebih transparan dan lebih efesien.
Suatu saat pasti datang ide yang bagus dengan mengkombinasikan AI.
Sehingga seluruh negara tidak lagi membutuhkan partai politik dan calon capres presiden dapat dipilih secara adil berdasarkan pilihan rakyat tanpa partai politik dan berlakunya hukum demokrasi yang benar sesuai pilihan rakyat secara efektif.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.