Lompat ke konten Lompat ke footer

Perang Rusia VS Ukraina. Bikin bulu kuduk Amerika Serikat, Uni Eropa (EU) dan anggota NATO merinding. Tetapi menguntungkan kepentingan Israel dan China ( 2022 )

Perang antara Rusia dan Ukraina menunjjukkan sebuah data penting tentang bagaimana agresifnya sebuah bangsa di Asia dan Timur Tengah mengambil peluang kesempatan yang ada. 

Yaitu negara China dan Israel dalam mengambil momen peperangan ini sebaik mungkin untuk peningkatan ekonomi dan militer.

Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan pada tanggal 24 Februari 2022 untuk melakukan invansi dengan tujuan melenyapkan, menghancurkan dan meniadakan kedaulatan sistem politk pemerintahan Ukraina tanpa tersisa dan mencaplok 100% seluruh wilayah Ukraina menjadi milik Federasi Rusia. Termasuk mengusir seluruh penduduk Ukraina yang anti terhadap Rusia.  

Pihak Rusia selalu menyebut dirinya sedang berperang melawan kumpulan orang orang NAZI. 

Selama 1 bulan berperang. 

Sebanyak 4.300.000 juta warga Ukraina telah melarikan diri atau mengungsi ke berbagai belahan negara anggota NATO. Seperti menuju ke Jerman (EU), Polandia (EU), Inggris, Kanada, Amerika Serikat, dll.

Pemerintah Kanada, Inggris, Amerika Serikat dan Jerman bahkan siap untuk menampung hingga puluhan juta pengungsi susulan dari Ukraina.  

Pihak dari pemerintah Kanada bahkan memberlakukan penerimaan sebanyak apapun jumlah pengungsi dari Ukraina agar dapat menetap tinggal di negara Kanada untuk selamanya.

Krisis Perang Rusia VS Ukraina

Tak diragukan lagi. 

Perang antara Rusia VS Ukraina bukan hanya tentang konflik 2 negara saja yang sedang bertempur. 

Ini merupakan pertempuran keroyokan melibatkan 48 negara VS 1 negara. 

Dimana pihak Ukraina di dukung oleh bantuan uang, senjata dan kiriman perlengkapan lainnya dari pihak NATO dan negara negara sekutu pimpinan Amerika Serikat. Seperti Jepang, Norwegia, Swiss Switzerland, Inggris United Kingdom (UK), Swedia (EU) dll sedang terlibat mengeroyok Rusia di peperangan Ukraina. 

Dalam hubungan keanggotaan ini. Pihak pendukung mengirimkan senjata seperti rudal Javelin, Stinger, Starstreak, Nlaw, jutaan amunisi, Tank, rudal S300, granat dan berbagai macam kendaraan lapis baja lainnya.

Termasuk mengirimkan ribuan tentara asing non-resmi untuk melawan Rusia.

Walaupun Rusia harus menghadapi keroyokan dibelakang layar menghadapi negara negara EU & NATO pimpinan AS di perang Ukraina. 

Memang terlalu dini jika mengambil kesimpulan bahwa pemenang untuk saat ini adalah Rusia.

Namun mulai tahun ini data telah menunjjukkan terjadi peningkatan anggaran militer secara besar besaran untuk kawasan Uni Eropa. Mengingat ketakutan atas agresi Rusia dapat meluas hingga mencaplok seluruh wilayah EU di masa depan.

Jika NATO tak memperkuat industri militer. Maka nasib politik segera menyusul seperti Ukraina. Jika industri militer NATO lemah. Maka sudah dipastikan maka ekonomi porak poranda, berantakan dan kehancuran fatal dalam segala bidang.

Foto : Presiden Vladimir putin adalah salah satu ahli militer asal Rusia yang memiliki taktik berperang dengan tenang, sabar dan perlahan lahan tahun demi tahun untuk mencapai kemenangan. Vladimir Putin bukan tipe orang yang menyukai bertempur secara gegabah tergesa-gesa untuk mendapatkan hasil instan secepat kilat. 

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan : 

Tugas kami adalah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk meminimalkan kerugian. Kami bertempur dengan cara berirama, tenang dan sesuai rencana awal yang diusulkan oleh staf umum. Sahutnya.  

Apa arti ini bagi Israel. 

Ya, tentu saja anda dapat menebak dan mengetahui bahwa Israel adalah negara mandiri yang bukan anggota kelompok NATO. 

Tak seperti China. 

Israel merupakan negara berbeda yang memiliki sistem hubungan ambigu dalam konflik tersebut. Disisi lain, Israel bersahabat baik dengan Rusia. Disisi lain bersahabat baik dengan Uni Eropa. Disisi lain bersahabat baik dengan Ukraina. Disisi lain bersahabat baik pula dengan negara Amerika Serikat pimpinan NATO. 

Arti dari inti ini yaitu bahwa bagaimana juga Amerika Serikat sebagai pemimpin NATO & EU berupaya keras mempertahankan para sekutu dari invasi Rusia. 

Itu terlihat dari adanya usulan kenaikan anggaran pajak progresif di Amerika Serikat naik hingga mencapai mendekati 20% saat terjadinya perang. 

Jadi tak lain dan tak bukan, uang dari pajak digunakan oleh Amerika Serikat untuk memproduksi atau membeli senjata dari dalam dan luar negeri guna memberikan perlindungan bagi sekutu Amerika Serikat.

Dana pajak Amerika Serikat dalam anggaran APBN. Termasuk digunakan oleh AS untuk membeli perangkat senjata dari industri militer Israel. 

Hal yang sama turut berlaku untuk Uni Eropa. 

Mengingat wilayah ini berada di depan halaman pekarangan Rusia.  

Ya, memang benar Amerika Serikat, Inggris (UK) dan Uni Eropa dapat memproduksi semua senjata secara sendiri. 

Namun sesungguhnya beberapa komponen dan perlengkapan senjata lainnya tetap ada di beli dari Israel. 

Persenjataan Israel memiliki ciri khas, kehandalan dan perbedaan sendiri yang terkesan bermanfaat sebagai tambahan perlengkapan yang ada.  

Pihak NATO tak membeli produk senjata buatan China. 

Jadi Israel sungguh diuntungkan dari industri persenjataan atas konflik ini. 

Presiden Ukraina. Volodymyr Zelensky mengatakan : 

Hanya masalah waktu bagi rudal Rusia akan jatuh ke wilayah NATO yang berbatasan. Jika kita sudah musnah. Maka Latvia, Lithuania hingga Estonia akan menjadi target berikutnya. Percayalah. Sahutnya. 

Youtube : Pemerintah Ukraina merilis video menara Eiffel kebanggaan Ferancis (EU) di serang oleh pesawat tempur Rusia. Ini merupakan video tanggapan dari pemerintah Ukraina agar semua anggota UNI EROPA & NATO pimpinan AS membantu melawan Rusia. Jika negara Ukraina sudah runtuh maka giliran negara Eropa lain menjadi target invasi pencaplokan Rusia berikutnya yang pada akhirnya melemahkan supremasi super power Amerika Serikat di masa depan. 

Boikot energi Rusia untungkan Israel dan China. 

Secara geopolitik ketika adanya pemberlakuan boikot, embargo dan sanksi yang diterapkan oleh Uni Eropa ke Rusia. Hanya menyengsarakan bagi orang orang Barat itu sendiri yang menciptakan berbagai dilema akibat ketergantungan dalam hal sulit menerima maupun melepas. 

Harga barang, produk dan jasa di EU kemudian menjadi naik.

Ekonomi Uni Eropa terancam mati listrik dan gelap gulita. 

Pemboikotan energi Rusia yang menyuplai ke kawasan Uni Eropa hingga 40% sulit dicari penggantinya dari sisi kehandalan harga yang murah.

Amerika Serikat, Israel, Negara kawasan Timur Tengah lainnya seperti Arab Saudi dapat menyuplai energi ke Uni Eropa. 

Israel dapat menyuplai gas melalui pipa bawah laut melewati Cyprus menuju ke Uni Eropa untuk menyalakan 10% listrik di kawasan itu. 

Termasuk mengirim pasokan tambahan sumber listrik Israel sebesar total 8% dari pembangkit energi cahaya matahari melalui jalur kabel untuk diberdayakan ke Uni Eropa.

Youtube : Pembangkit listrik energi matahari Israel untuk pasokan kiriman energi bagi Uni Eropa

Namun kelemahan energi itu harus menempuh perjalanan transportasi panjang yang artinya dari segi harga tak efektif, boros, dan tak efesien dibandingkan milik Rusia yang berjarak dekat.  

Sebagai gantinya. China malah mendapatkan harga energi menarik dari Rusia. Mnegingat kedua negara ini berbagi perbatasan satu dengan lainnya.

China kemudian dapat memanfaatkan energi tersebut untuk mendongkrak seluruh industri & UKM sebagai mesin produksi miliknya.

Memproduksi aneka barang & produk dengan harga yang jauh lebih menguntungkan untuk di ekspor ke penjuru dunia.

Jika China terus menerus menerima manfaat dari perdagangan energi menguntungkan dari Rusia. Maka perusahaan besar di China mampu mengenjot kepentingan untuk terus menerus ekspansi peningkatan ekonomi melalui sabuk BRI yang dimana turut memperkuat ekonomi, politik & militer PKC (partai komunis China). 

Bagi Amerika Serikat. Melawan Rusia saja udah bikin pusing kepala. 

Kini giliran China menggenjot industri dalam negeri untuk memperkuat ekonomi & militer. 

Tentu hal ini bikin bulu kuduk Amerika Serikat, Uni Eropa dan anggota NATO merinding.

Amerika Serikat harus mewaspadai gerakan sang Naga China. 

Rusia dan China bukan lawan mudah bagi Amerika Serikat. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU