Lompat ke konten Lompat ke footer

Asal usul senjata terorist Palestina ( 2022 )

Konflik pertikaian antara Palestina dan Israel telah berlangsung selama 74 tahun sejak negara kaum suku Yahudi itu berdiri di tanggal 14 Mei 1948. 

Hingga artikel ini ditulis kepada anda. Belum ada kesepakatan damai yang terjadi akibat keinginan antara kedua belah pihak menyangkut masalah perebutan wilayah, sama sama tak ingin mengalah untuk memiliki batas tanah.

Palestina merupakan sebuah wilayah dengan jumlah total penduduk sebanyak 5.101.000 juta orang yang terbagi ke 2 kubu wilayah. Yaitu tepi barat yang dikuasai oleh partai Fatah dan gaza yang dikuasai oleh partai Hamas bersama Jihad Islam.

Negara Amerika Serikat dan Israel menyatakan bahwa Hamas dan Jihad Islam adalah terorist. 

Di wilayah Tepi Barat, relatif tak ada gejolak berarti dari serangan roket. Hal ini terjadi karena pihak tentara IDF Israel telah memblokade perbatasan menggunakan benteng tembok. Sedangkan pada wilayah Gaza dipenuhi oleh terorist bersenjatakan bom, senapan mesin, AK47 dan ribuan roket. 

Jadi, darimana asal usul senjata Gaza. Sehingga terorist Hamas dan Jihad Islam mampu memiliki pasokan senjata...? 

Mengingat wilayah Gaza hanya memiliki panjang 41 km dan lebar 12 kilometer. Padahal tak ada pusat pertambangan logam mineral sebagai bahan baku bom, tak ada perusahaan energi disana untuk menyuplai bahan bakar roket, tak ada perusahaan spesialis pengelasan besi baja untuk tabung roket, dan tak ada perusahaan militer disana. 

Senjata yang dipegang oleh tangan Hamas dan Jihad Islam. 

Tentu saja, tak datang dari kiriman langit yang dikirim oleh para bidadari turun dari surga ke bumi. 

Lalu darimana asal usulnya dan bagaimana jalur penyelundupannya bekerja. 

Asal usul senjata terorist Palestina ( 2022 )

Israel telah mendirikan pagar tembok mengelilingi beberapa wilayah di perbatasan Gaza yang berbatasan secara langsung. 

Benteng tembok yang diperlengkapi sensor, radar dan teknologi canggih adalah hak keamanan utama Israel. 

Tank Merkava menjaga di darat selama 24 jam setiap hari, sedangkan di laut di jaga oleh kapal perang Saar dan kapal selam Dolphin. 

Di udara, di jaga oleh  pesawat tempur dan pesawat drone. Ini tetap beroperasi bahkan saat terjadi hujan lebat. Tak masalah apabila ada kelelahan pada tentara, shift kerja bergiliran menggantikannya.

Perbatasan di dalam wilayah area Israel. Tentu dipastikan sulit bagi Hamas dan Jihad Islam mustahil mampu menyelundupkan pasokan senjata.

Jadi, mari serahkan kepada intelijen Mossad dan Shin bet untuk menjawab pertanyaan darimana asal usul senjata terorist Palestina.

Jawabannya yaitu dari terowongan bawah tanah di Mesir dekat perbatasan antara Sinai dan Gaza. 

Tal inbar dari Israel mengatakan : 

Senjata, rudal dan fasilitas yang dimiliki oleh perlawanan Palestina di Gaza dipasok oleh pasukan Quds korps pengawal revolusi Islam Iran, Republik Islam menggunakan hubungan diplomatiknya dengan Sudan untuk mengirimkan senjata dari pabrik ke Gaza. Sahutnya. 

Mesir adalah masalah utamanya.

Pada tanggal 26 Maret 1979. Telah terjadi kesepakatan perdamaian antara Mesir dan Israel. 

Mossad tahu bahwa semua senjata Hamas berasal dari Mesir. Mengakibatkan perisai pertahanan udara Iron Dome aktif 24/365 sepanjang waktu demi melindungi kedaulatan Israel dari serangan yang berasal dari roket di Gaza. 

Berdasarkan aturan perbatasan menurut hukum PBB. Ada sepanjang sekitar 12 kilometer yang tak dikuasai oleh pemerintah Zionis Israel. Yaitu gerbang Rafah. Itu menjadi hak milik Mesir. 

Titik pelintasan Rafah dijaga dan dikawal oleh tentara Mesir, bukan tentara IDF Israel. Inilah yang menjadi permasalahan bertahun tahun. Perjanjian damai antara Mesir + Israel memang mengukuhkan menyangkut keamanan Israel. 

Di atas daratan. Pihak Mesir memang menutup dan melarang bahan baku bom beredar ke Gaza. 

Di lain sisi, ribuan tentara Mesir yang berjaga jaga di perbatasan Gaza mendapatkan sogokan berupa uang dari orang orang Iran agar mereka tutup mulut, seolah olah tak tahu apa apa. Walaupun tentara Mesir tahu bahwa ada terowongan bawah tanah sebagai rute pengirimanan roket dan senjata ke Gaza. 

Perjanjian damai dengan Mesir dan Israel adalah aset strategis yang hendak terus dipertahankan oleh pihak Israel. 

Jika tentara Israel melakukan pemboman di wilayah Mesir. Itu dapat merusak hubungan menjadi kritis.

Hamas dan Jihad Islam Palestina, memiliki pasokan roket yang terdiri dari Katyusha, Qasam, dan Fajr. Bahan baku bom dan pendanaan berasal dari negara Iran yang dikirim melalui Sudan, menuju Mesir, lalu masuk ke Gaza.

Jarak tembak roket Katyusha hingga 5 km. 

Jarak tembak roket Qassam hingga 16 km

Jarak tembak roket Fajr hingga 75 km. 

Rata rata harga roket Qassam berkisar antara Rp 20.000.000 - Rp 50.000.000 juta rupiah per unit.

Sedangkan roket Fajr dapat berkisar diangka lebih dari Rp 100.000.000 juta perunit. 

Aliran senjata, suku cadang, mesin roket, bahan bakar roket dan bagian bagian roket di kirim sepotong demi sepotong melalui jalur terowongan bawah tanah.

Iran memiliki Bulan Sabit Merah di Gaza. 

Ini nampak seperti medis untuk membantu orang orang terluka dan sakit parah. 

Tetapi sebenarnya adalah staff ahli ilmu pengetahuan untuk melatih orang orang Palestina merakit roket bagian per bagian menjadi utuh siap tembak.

Masing masing komponen roket, dirakit di fasilitas bengkel berdekatan, bersamaan dan berseberangan dengan rumah penduduk sipil, sekolah, kantor pelayanan umum, masjid, supermarket, bank dan rumah sakit.  

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.