Lompat ke konten Lompat ke footer

Sebanyak 143.000 pekerja orang orang asing masih bekerja di Israel. Tetapi turun dari 400.000 ribu orang sejak 2019 ( 2023 )

Pemerintah Israel melalui kementerian tenaga kerja melaporkan data terbaru jumlah pekerja asing yang bekerja di negara Yahudi tersebut pada bulan Februari 2023 yang dipresentasikan kepada Knesset Israel.

( Knesset itu semacam DPR ala Israel ). 

Laporan menunjjukkan terdapat sebanyak 143.000 orang asing yang bekerja di Israel. 

Mereka terdiri dari berbagai macam negara. Mulai dari Thailand, Palestina, Maroko, Kamboja, Vietnam, Turki, Yordania dan lain lainnya sebagainya. Semua pekerja asing mendapatkan kartu identitas diri. 

Data memberikan grafik bahwa telah terjadi penurunan jumlah pekerja asing dari semula kurang lebih 400.000 ribu orang telah turun pada tahun 2023 menjadi 143.000 ribu orang asing. 

Inbal mesh dari kepala administrasi berbagi hasil informasi dimana saja para pekerja asing bekerja di Israel terletak di perbatasan west bank Palestina, di kota Tel Aviv, kota Haifa, kota Eliat dan kota Jerusalem.

Sebanyak 143.000 pekerja orang orang asing masih bekerja di Israel. Tetapi turun dari 400.000 ribu orang sejak 2019 ( 2023 )


Mashash mengatakan : 

Sekitar 10% dari tenaga kerja di seluruh sektor bisnis berasal dari tenaga kerja asing. Sahutnya. 

Pada tahun 2023. Jumlah pengangguran untuk warga lokal di Israel telah turun sekitar 3%. 

Karena tangan besi pemimpin #1 di Israel, Benjamin Netanyahu. Dimana beliau memfokuskan membangun perusahaan industri hightech skala global internasional, sehingga Israel selama satu dekade telah berhasil menyerap banyak tenaga kerja lokal yang menyebabkan penurunan jumlah pengangguran dari semula mencapai 13% turun menjadi hanya 3% dari angkatan usia kerja produktif mulai dari umur 20 tahun - 50 tahun keatas.

Bahkan saat situasi suku bunga naik dan walaupun menghadapi tantangan penyusutan tenaga kerja akibat pengaruh dampak teknologi AI dan robotika. Israel tetap berupaya untuk menjaga agar kemampuan ekonomi tetap kuat, maju dan berdiri di tengah krisis. 

Kebanyakan pengangguran di Israel berasal dari kalangan Yahudi ortodoks ( haredi ) dan Arab Israel.

Pemerintah Zionis Israel selalu murka kepada kalangan Yahudi ortodoks karena mereka sulit berpartisipasi dan beradaptasi di bidang pekerjaan industri hightech karena kesulitan untuk mengikuti instruksi petunjuk perangkatnya. Oleh sebab itu, kebanyakan mereka bekerja dipekerjaan skill rendah. seperti mencuci piring, menjaga toko semen, dll.

Kebanyakan dari antara Yahudi Ortodoks bahkan tidak bekerja sama sekali. Karena kebijakan partai politik dari golongan Haredi atau Ortodoks mewajibkan pemerintah Zionis untuk dan wajib harus membayar jaminan bantuan sosial ( bansos ) kepada kalangan orang orang Yahudi ortodoks jika mereka mengikuti atau belajar agama secara taat maka mendapatkan uang untuk biaya hidup sehari hari. . 

Pekerja Palestina. 


Pekerja Palestina juga memiliki skill rendah, sama seperti kalangan Yahudi Ortodoks. Pada umumnya mereka bekerja di sekitar area perbatasan pada wilayah Tepi Barat, Gaza dan harus di jaga ketat untuk mencegah terorist masuk yang tidak memiliki kartu dokument resmi.

Orang orang Palestina merupakan pekerja asing dengan jumlah terbesar di Israel di bandingkan orang orang tenaga asing dari negara lainnya. 

Israel memperkerjakan  pekerja asing dari Palestina ( west bank ) untuk bekerja sebagai buruh pabrik. Tugas mereka terdiri dari mengangkat, mengepak, melipat, merakit, menyusun dan aktivitas buruh lainnya. Namun beberapa dari antara orang orang Palestina ada juga yang bekerja di pertanian Israel dan menjadi tukang bangunan.  

Total kurang lebih sekitar 70.000 orang orang asing Palestina dari perbatasan Tepi barat dan perbatasan Gaza bekerja di Israel setiap hari. 

Foto : Seorang pekerja asing Palestina menunjjukkan kartu dokument tanda masuk ke wilayah Israel di depan layar monitor pemantauan gerbang. Beliau merupakan salah satu orang paling beruntung di dunia karena mendapatkan kesempatan kerja di industri pabrik Israel dengan gaji berkali kali lipat. Walaupun hanya sekedar menjadi buruh.

Orang orang Palestina akan datang masuk melalui gerbang perbatasan di Israel pada pagi hari lalu pulang pada sore hari. Semua warga pekerja Palestina, tidak diizinkan untuk bermalam di Israel. 

Pada umumnya, beberapa pabrik di Israel yang memperkerjakan warga dari orang orang Palestina berada tepat di perbatasan. 

Pekerja lainnya. 

Pemerintah Israel juga merekrut orang orang dari benua Asia, Maroko dan Turki. 

Orang orang Asia diperuntukkan seperti dari negara Kamboja, Thailand dan Vietnam. Mereka bekerja di keahliaan sektor pertanian untuk mendukung industri agrikultur Israel. Total sebanyak lebih dari 22.000 ribu orang asia bekerja di bidang ini. Turun dari semula sejak tahun 2019 sekitar kurang lebih 50.000 ribu orang. 

Selanjutnya sekitar 59.968 ribu orang tenaga asing bekerja di industri medis menjadi perawat. Tersebar di kota Tel Aviv, Jerusalem, dan lainnya. Untuk kategori ini mereka diperbolehkan tinggal di dalam negara Israel selama waktu yang telah ditetapkan. 

Pada masa depan, pemerintahan Israel melalui pimpinan Benjamin netanyahu tentu berharap untuk menggantikan seluruh tenaga asing menjadi 100% tenaga lokal dari dalam negeri sendiri ketimbang harus menggunakan pekerja asing. 

Untuk saat ini. Itu belum dapat tercapai, terutama dibidang yang cukup lumayan sulit yaitu keperawatan, tukang bangunan dan pertanian. Itu perlahan lahan sedang digodok bagaimana menyusun kebijakan tersebut, apalagi untuk buruh pabrik. Terutama menyerap pengangguran lokal agar dapat berpartisipasi lebih dalam. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.