Langsung ke konten utama

Ketika Rusia dan Turkiye bersatu menjadi 1 negara federasi Rusia dan mengapa ini dapat terwujud di masa depan ( 2023 )

Sejak 100 tahun yang lalu. Orang orang Uni Soviet memiliki cita cita besar dalam hal perluasan persatuan wilayah.

Namun sayangnya, harapan tersebut kandas dan pupus karena orang orang Rusia menuduh itu akibat ulah Amerika Serikat demi melemahkan kekuatan Soviet. 

Pada tahun 1991. 

Pada akhirnya Uni Soviet pecah dari dalam sehingga terpecah pecah menjadi 15 belahan negara yang berbeda beda. 

Yaitu menjadi pecahan Azerbaijan, Belarussia, Georgia, Kazakhstan, Kyrgystan, Tajikiztan, Turkemenistan, Ukraina, dll. 

Pemerintahan Uni Soviet kemudian hancur total kala itu, persatuan negaranya lalu pecah seperti yang sudah dibahas diatas tadi. Sehingga negara ini berganti nama menjadi Rusia dengan luas wilayah yang lebih kecil dibandingkan Uni Soviet. 

Konflik militer yang dilakukan oleh Rusia dalam menginvasi Ukraina pada tahun 2022 yang menewaskan 200.000 orang selama 1 tahun berperang dari kedua belah pihak. Merupakan salah satu contoh bahwa presiden Vladimir Putin hendak berusaha kembali mengembalikan kejayaan Uni Soviet di masa lampau dengan menghimpun kembali wilayahnya yang terpisah. Tak menutupi diri hendak menggabungkan atau merger kembali dengan negara pecahannya yang lain seperti Belarusia, dll agar mereka dapat kembali masuk ke dalam naungan Federasi Rusia di bawah pimpinan Vladimir putin selaku orang nomor #1 di Rusia. 

Tak hanya itu saja, jauh melampaui impian dan mimpi. 

Rusia juga memiliki cita cita terpendam untuk menjadikan negara Turkiye menjadi 1 federasi Rusia. Itulah alasan mengapa hubungan Rusia dan Turkiye selalu akur, akrab, harmonis dan berjalan dengan baik tanpa halangan dan rintangan. 

Dari seluruh relationship yang berjalan baik antara Rusia + Turkiye. 

Rusia berharap agar Turkiye suatu saat dapat berada di bawah naungan pimpinannya. 

Ada banyak alasan mengapa Rusia menginginkan hal ini. Salah satunya yaitu faktor ekonomi dan keamanan 

Turkiye dapat mendorong ekonomi Rusia ketingkatan level selanjutnya tanpa was was terjepit oleh NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan dijepit oleh Uni Eropa melalui perdagangan dalam mengamankan rute perairan laut hitam ( black sea ). 

Karena selama bertahun tahun. Rusia di black sea terjepit di antara Yunani dan Turkiye sehingga kapal dagang Rusia yang hendak menuju ke laut mediterania sebagai penyuplai komoditas dan barang dapat rentan terkena serangan rudal atau bahkan terblock oleh Amerika Serikat dan EU.

Jika Turkiye memutuskan mau bergabung menjadi 1 federasi Rusia. Maka faktor masalah ini tidak lagi menjadi halangan. Rusia dapat mengirimkan barang lebih cepat melalui darat menuju ke pelabuhan turkiye yang terbuka lebar. Menuju ke benua Africa, Timur Tengah, India dan China melewati terusan Suez di Mesir. 

Selain itu, Turkiye dan Rusia sama sama punya hubungan yang buruk dengan Amerika Serikat. 

Rusia menjadikan Amerika Serikat musuh sejak perang dunia ke II.

Sedangkan Turkiye kurang begitu akur dengan Amerika Serikat. Seringkali pemerintahan Turkiye bersitegang, tidak sepaham dan sering cekcok di bidang politik menyangkut tentang kebijakan AS di kawasan Timur Tengah dan Asia. Mengingat Turkiye berada disimpang perbatasan antara Timur Tengah dan Asia.

Amerika Serikat bahkan telah memboikot Turkiye untuk program pengadaan pesawat tempur F-35 dan memindahkan banyak senjata nuklir dari pangkalan Incirlik. Walaupun Turkiye adalah anggota NATO. Tetapi AS tetap berhati hati terhadap hubungan bermuka dua tersebut. 

Faktor berikutnya yaitu tentang 'The Dream Of Russia'. 

Dimana Rusia sejak lama memang bercita cita menjadikan 'Constantinople' menjadi salah satu pusat milik Rusia. 

Artikel selanjutnya dapat anda baca di link berikut ini : 

https://www.theatlantic.com/magazine/archive/1886/12/the-dream-of-russia/522855/

For a thousand years, Russia has had a vision of Constantinople as the centre of Russian power. Her first descent upon it was made in the ninth century, while still a heathen nation; and her latest in the nineteenth. Can any parallel instance be found, in which a nation has held fast to one great idea for a thousand years, through all vicissitudes of fortune, and all changes in government, religion, and civilization? It has been called the dream of Russia, — is it not a marvelously prophetic dream?

Saya percaya bahwa tujuan Vladimir Putin sesungguhnya jauh lebih besar melebihi apa yang dibayangkan oleh banyak orang. Yaitu Putin hendak menggabungkan Rusia + Turkiye menjadi 1 negara federasi Rusia.

Menurut pendapat saya. 

Penggabungan Rusia dan Turkiye dapat terwujud di masa depan. Dimana luas federasi Rusia lebih besar dari yang pernah kita semua bayangkan saat ini. Rusia hendak menggabungkan kekuatan ekonomi, politik, budaya, sosial, militer dan pengaruh lainnya bersama dengan Turkiye. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post