Belajar dari perang Gaza : 4 poin penting pembaharuan pesawat drone tanpa awak untuk kebijakan pemerintah Israel [ salah satunya harga penjualan drone tidak boleh lebih dari angka $ 5 juta dolar ] ( 2025 )
![]() |
| Foto : Israel drone Raven pengintai dan pemetaan 2D di dalam gedung musuh |
Ada banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik dari pengalaman perang di Gaza. Mengamati secara seksama menghasilkan suatu keputusan optimal untuk mencapai hasil dari pembaharuan teknologi persenjataan agar tetap unggul di medan perang.
Memastikan senjata yang dapat dinilai secara bermanfaat ( battle proven ) dan jenis produk mana yang kinerjanya tidak maksimal. Pengembangan teknologi militer harus mengutamakan kualitas dan fungsionalitas agar memiliki dampak strategis bagi kedaulatan suatu bangsa dan keamanan dunia.
Berikut adalah temuan saya tentang 4 inti poin penting pembaharuan. Terutama di industri pesawat drone tanpa awak Israel. Setelah menganalisis perang pertempuran di Gaza.
1]. Harga
Penekanan pertama dan paling krusial adalah harga.
Pesawat nirawak drone harus dikategorikan dalam berbagai rentangan acuan harga. Terbagi dari kecil, menengah dan besar. Mulai dari harga awal paling murah yaitu Rp 5.000.000 juta rupiah untuk drone bunuh diri kamikaze. Seperti Magicfly.
Kemudian dibagi lagi ke drone intai $ 100.000 ( setara Rp 1,6 miliar rupiah ).
Lalu lanjut ke drone seharga $ 1.000.000, $ 3.000.000 dan $ 5.000.000 juta dolar.
Inovasi teknologi drone harus dapat terus berlanjut tanpa membebani keuangan negara. Membantu daya saing di pasar internasional. Menetapkan batas maksimum harga penjualan tertinggi sebesar $ 5.000.000 juta dolar mutlak dilakukan oleh pemerintah Israel.
Biaya produksi dan penjualan, tanpa mengurangi kualitas. Memungkinkan akses terjangkau bagi negara berkembang sebagai pembeli produk tersebut. Saya percaya bahwa di masa depan drone dengan harga diatas $ 5.000.000 juta dolar ( > Rp 80 miliar ). Dipastikan tidak laku di pasar internasional.
Oleh sebab itu, Israel harus berinovasi keras agar menerapkan miniaturisasi dan menurunkan harga drone tanpa mengurangi kualitas kecanggihan produk ( Gunakan prinsip : Low cost but efficient performa )
Israel harus berkaca dari kesuksesan fenomenal penjualan ekspor drone Turkiye Bayraktar yang harganya dikisaran $ 5 juta dolar. Tapi sukses diborong ( dibeli ) oleh 33 negara.
Drone mahal seperti Reaper Amerika Serikat seharga $ 32 juta dolar atau Rp 500 miliar per unit menjadi tidak laku dan kian sulit terjual di kancah global.
![]() |
| Foto : Drone Reaper Amerika Serikat yang kian sulit terjual di pasar market internasional karena harganya terlalu mahal $ 32 juta dolar per unit. |
2]. Batas maksimal jangkauan 300 km, jam terbang 12 jam dan daya angkut maksimal 950 kg.
Drone yang mampu menjangkau hingga jarak 1.000 km. Hanya membuang banyak ongkos biaya saja, perang jarak jauh yang terlampau jauh. Saya percaya tidak akan ada lagi, karena hanya buang buang uang APBN. Menurunkan jangkauan hanya sebatas 300 km dapat memangkas banyak harga komponen sistem dan perangkat pada drone.
Selain itu ketahanan terbang hingga 35 jam atau 24 jam juga tidak dibutuhkan. Drone secukupnya hanya perlu maksimal di batas 12 jam saja. Karena tidak ada gunanya terbang terlalu lama di udara.
Kemudian untuk daya angkut, drone tidak perlu membutuhkan kemampuan payload hingga 1.000 kg bahkan 2.000 kg. Menurut saya berlebihan ( overdosis ).
Daya angkut drone terbaik dapat dibagi menjadi 3 kategori : Yaitu 25 kg, 250 kg dan 950 kg.
3]. VTOL
VTOL adalah pesawat drone yang dapat lepas landas, melayang dan mendarat secara vertikal. Tanpa memerlukan bandara dan tanpa pelontar Catapult.
Menurut saya, VTOL adalah konsep pertempuran drone taktis yang menarik.
Walaupun opini ini masih dapat diperdebatkan dikemudian hari, mengingat belum diketahui secara pasti, mana yang efesien antara VTOL dengan konsep lepas landas tradisional ( ala drone MALE ). Oleh sebab itu, penelitian lebih lanjut dibutuhkan oleh peneliti & ilmuwan.
Israel Raider merupakan contoh drone VTOL.
4]. Berbahan bakar gas hidrogen atau minyak ( bensin ).
Semua drone militer Israel harus efesien, hemat dan efektif maka wajib seluruhnya pakai bahan bakar gas hidrogen atau minyak BBM ( seperti pertalite, pertamax atau avtur ).
Jangan gunakan EV baterei listrik, karena terbukti boros duit, perawatan maintenance mesin drone jadi mahal, charge isi ulang lama dan daya tahan di udara menjadi lemah.
Pesawat drone pakai bahan bakar Pertamax dioplos Pertalite. Tidak jadi masalah dong. Namun disarankan pakai Avtur oplos blending minyak premium.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.

