Skip to main content

Pemerintah Israel tidak perlu pakai pesawat tempur F-15, F-16 dan F-35 yang mahal. Cukup pakai drone Hermes Starliner aja untuk berperang melawan Syiah Iran sudah bisa menjangkau seluruh wilayah Iran ( 2025 )

Foto : Pemimpin tertinggi #1 di Israel ( Benjamin Netanyahu ) sedang berpidato di belakang pesawat drone Hermes buatan Elbit System

Pemerintah Israel di tahun 2025 telah menyatakan genderang perang melawan Iran dengan kata sandi operasi Rising Lion yang terinspirasi dari kitab suci Taurat umat Yahudi.

Misi utama IDF Israel Defense Force diperintah secara langsung oleh Benjamin netanyahu yaitu untuk menghancurkan fasilitas pembuatan senjata bom nuklir milik Iran, menghancurkan infrastruktur militer, membakar industri pembuatan senjata militer buatan Iran, membom seluruh target aset alustista bernilai mahal, menghancurkan radar, membakar pusat industri pembuatan rudal balistik, meremukkan pusat control komando, meniadakan tokoh tokoh pejabat penting di Iran, kilang minyak, bandara militer, mengeliminasi para ilmuwan atau para peneliti cendekiawan, menghancurkan kantor berita penyebar berita propaganda dll sebagainya. 

Namun dalam konflik melawan Iran tersebut. Diketahui pemerintah Israel terlalu mengandalkan F-15, F-16 dan F-35 yang per unit berharga lumayan mahal. Padahal menurut saya, pentingnya untuk melaksanakan misi dengan solusi yang lebih murah biaya, efisien dan efektif. 

Menggunakan pesawat drone Hermes Starliner adalah pilihan tepat, alih alih pesawat tempur yang begitu boros mengkomsumsi energi avtur seperti F-15, F-16 dan F-35. 

Drone Hermes Starline diciptakan oleh perusahaan Elbit System. Ini adalah pesawat drone tanpa awak dengan kemampuan mengumpulkan informasi, relay perpanjangan datalink, misi patroli, pengawasan, pengintaian dan bahkan mampu menyerang target dengan rudal berpresisi. 

Hermes mampu terbang selama 36 jam nonstop bahkan dalam kondisi hujan lebat, mampu terbang di atas ketinggian 9 km sambil membawa sensor, radar & kamera elektro optik dan dapat dengan mudah menjangkau seluruh wilayah Iran dari ujung ke ujung. 

Beberapa tahun silam, drone Hermes pernah terbang dari Israel menuju ke India untuk demonstrasi ke pihak India.  

Pada hakekatnya, drone Hermes Starliner sanggup terbang jauh menjangkau hingga jarak hampir 8.000 km. Selain itu, Hermes juga mampu terbang lama tanpa dukungan pesawat tanker yang mahal. Artinya biaya misi tempur menjadi lebih murah. Itu adalah salah satu keuntungan besar dari penggunaan drone Hermes. 

Pesawat tempur seperti F-15, F-16 dan F-35 memang canggih dan mampu membawa bom dengan total seberat 8.000 kg. Namun biaya ongkos operasional agak mahal dan punya resiko kehilangan pilot manusia, bisa mati jika kena tembak sistem pertahanan rudal udara. 

Sedangkan 1 unit drone Hermes berharga sekitar $ 6,8 juta dolar atau Rp 120 miliar. Jikapun drone ini tertembak. Maka bisa diproduksi ulang di pabrik manufaktur dan tentu saja, kru operator manusia yang mengendalikan drone ini berada di jarak ribuan kilometer sambil minum kopi ditemani musik dangdut koplo. 

Versi terbaru drone Hermes dari varian Starliner mampu membawa bom seberat 450 kg. 

Bom seberat itu sudah cukup lumayan mematikan dan menghancurkan. 

Walaupun punya banyak keunggulan. Drone Hermes tetap punya kelemahan karena kecepatan terbangnya yang dikenal agat lambat dibandingkan pesawat tempur bertenaga jet. Maka Hermes memiliki resiko kena tembak rudal panggul atau rudal pertahanan udara lainnya.   

Tapi apabila mengacu pada harga. Tentu dalam era teknologi modern, sifat karakteristik dari kemampuan drone Hermes patut untuk disimak.


Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.