Investasi reksadana dan ETF sedang menuju keruntuhan dalam beberapa tahun ke depan [ investor keluarlah sebelum terlambat. Pindah invest di obligasi (SUN) berbasis digital dapat menjadi solusi opsi pilihan terbaik pengganti reksadana dan ETF ] ( 2023 )
Banyak orang orang dari kalangan pemula menyukai bentuk investasi di reksadana dan ETF atau disebut juga exchange traded fund. Alasannya karena itu mampu meminimalkan kerugian, memberikan imbal hasil return yang baik walaupun tak agresif dan dapat dilakukan dengan modal minim bahkan hanya dengan modal Rp 200.000 ribu saja seseorang sudah dapat memulai.
Pengelolaan uang modal yang dikumpulkan dari ribuan hingga jutaan investor dari berbagai kalangan kemudian diputar, dikelola dan dipikir dengan sebaik baiknya oleh para ahli manajer investasi dalam berbagai macam instrumen investasi lainnya dengan cara membeli unit penyertaan reksa dana.
Saat ini ada 5 jenis reksadana yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, reksadana saham dan reksadana syariah.
Sedangkan ETF adalah reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek.
Banyak orang orang mengira bahwa investasi di reksadana dan ETF itu aman karena dikelola oleh tim berpengalaman dan ahli trader profesional.
Jadi, tinggal invest, diam saja dan tunggu cuan cuan cuan di reksadana.
Benarkah demikian....?
Pada kenyataannya tak demikian. Trader profesional juga dapat loss jika bernasib naas.
Sehingga hasil di reksadana dan ETF juga dapat menyebabkan penurunan atau minus ( negatif ).
Reksadana dan ETF memang menawarkan banyak keuntungan dan kemudahan. Tetapi juga memiliki kelemahan dan kekurangan. Salah satunya yaitu pada faktor potongan fee biaya, kecepatan, DSI dan tak adanya elemen sosial.
Saya pikir, di masa depan Reksadana dan ETF sudah tak lagi relevan. Apalagi jika dilihat pada sistem DSI yang melatarbelakangi pada perancangan analisis programnya berlawanan terhadap elemen sosial dan biaya.
Jadi, apakah reksadana dan ETF suatu saat bakal runtuh.
Dengan yakin saya jawab : IYA.
Kenapa....?
Ini disebabkan alur dari dasar DSI pada reksadana dan ETF memiliki kinerja buruk. Ini berlaku untuk seluruh global.
Reksadana dan ETF memang mampu melayani dengan baik pada kisaran antara tahun sebelum 2020 saja. Tetapi mulai tahun 2023, kecepatan realtime yang menuntut transaksi dan aksi yang lebih cepat, lebih cepat dan lebih cepat memaksa reksadana dan ETF kewalahan dan udah ngga lagi relevan menghadapi perubahan zaman sehingga sewajarnya reksadana dan ETF harus close the door untuk bertransformasi ke generasi berikutnya.
Jadi pada hakekatnya. Untuk bisnis dan investasi yang ada di dalam reksadana dan ETF tak runtuh sepenuhnya kok.
Itu hanya bertransformasi saja ke bentuk platform baru. Perusahaan securitas yang mewadahi reksadana dan ETF juga bakal baik baik saja ke depannya, manajer investasi dan para trader profesional baik baik saja. Terutama yang profit konsisten.
Saya percaya, di masa depan penggunaan istilah untuk reksadana dan ETF tak lagi digunakan oleh anak cucu.
Sebagai gantinya, muncul platform baru pengganti istilah reksadana dan ETF.
Oh ya, agar tak salah paham.
Sekali lagi, pada hakekatnya untuk bisnis dan investasi yang ada di dalam reksadana dan ETF masih tetap sama digunakan oleh banyak orang. Hanya saja platformnya yang berubah.
Aku pikir, sejenis aplikasi atau web semacam : 'COPYTRADE'.
Itu sungguh dapat menjadi pengganti sepenuhnya dari reksadana dan ETF yang ada di seluruh dunia ini.
App COPYTRADE itulah yang bakal menjadi The Next Big Fintech.
Perdagangan sosial yang menawarkan salinan multi asset dari pihak manajer investasi atau trader profesional mandiri yang dapat dicopytrade oleh investor investor pemula dari seluruh penjuru dunia. Mulai dari menyalin obligasi, crypto, saham dan indeks secara realtime dengan jumlah setoran minimal kurang dari Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000. Maka seorang investor pemula sudah dapat memiliki berbagai macam aneka portofolio tanpa harus mengeluarkan modal yang lebih besar dan dengan biaya potongan fee yang lebih murah dengan mendukung skala throughput transaksi realtime yang lebih cepat dalam hitungan perdetik .
Solusi reksadana dan ETF mengalami keruntuhan
Keluar sebelum terlambat atau menolak investasi di reksadana + ETF.
Aku pikir upaya yang bagus di awal. Sebelum benar benar terlambat.
Kemudian berpindah ke jenis instrument investasi yang lainnya seperti obligasi.
Tapi bukan ajakan saran ya. Mengingat obligasi juga mesti memiliki batas biaya setoran minimal.
Jadi, pindah ke saham juga belum tentu bagus. Karena memilih emiten yang tepat di bursa saham membutuhkan skill akibat fluktuasi lumayan tinggi naik turun kayak roll coster juga ya.
Kalau mau bersikukuh di reksadana dan ETF. Ya, silahkan juga. Ngga ada yang melarang. Kebebasan masing masing orang aja. Artikel hari ini sekedar cuma mau berbagi saja apa yang saya ketahui.
Untuk memilih obligasi. Saya rasa obligasi juga bakal terkena disrupsi untuk bertransformasi ke generasi berikutnya.
Jadi, apa yang dilihat hari ini, belum tentu sama pada masa depan.
Oleh sebab itu, obligasi saat ini dan obligasi di masa depan bakal berbeda wajah.
Pada tahun 2023.
Menurut aku : Obligasi yang ada saat artikel ini ditulis kepada anda, masih memiliki DSI yang buruk.
Tetapi saya percaya bahwa di masa depan, investasi obligasi bakal mengalami banyak perubahan sehingga jauh lebih baik dan lebih menarik bagi banyak orang karena menghasilkan pengembalian yang dapat agak sedikit meredam efek inflasi.
Aku suka menyebutnya sebagai 'OBLIGASI DIGITAL'.
Di mana perangkat teknologinya telah mengadopsi kecanggihan blockchain, tokenization, DeFi dan smart contract yang dieksekusi oleh matematika secara otomatis. Sehingga orang orang yang ada di Zimbabwe dapat membeli obligasi SUN di Indonesia atau membeli treasury bond dengan tarif potongan yang lebih murah tetapi dengan imbal hasil yang lebih menguntungkan. Begitupun sebaliknya, orang orang di seluruh penjuru dunia, warga China, warga Uni Eropa, warga Amerika Serikat dapat bertransaksi berinvestasi di obligasi ke negara negara lainnya tanpa lagi adanya batasan geografi. Tiap pemerintahan juga dapat menerbitkan surat utang negara dengan cara yang jauh lebih mudah, lebih aman dan lebih murah. Keterhubungan API dengan aplikasi seluler lainnya yang saling terintegrasi kompatibel dengan bursa lainnya mempermudah perluasan ini dengan tetap memperhatikan masalah biaya fee yang jauh lebih murah.
Skema konstruksi awal app menggunakan autonomous DAO yang berjalan di server komputer hybrid antara cloud computing konvensional semacam GCP dan versi terbaru semacam Web3. Dan semua catatan transaksi finansial secara globalisasi dan aturan dijalankan sepenuhnya melalui blockchain dengan penyimpanan berbasis self custodial.
Saat artikel ini saya tulis kepada anda.
Belum ada aplikasi atau platform web yang menawarkan kemampuan investasi obligasi digital dengan cara teknik blockchain seperti yang saya ungkapkan ini.
Tetapi jika dan apabila platform ini sudah diciptakan oleh para developer.
Dunia bakal berubah menjadi agak dikit lebih efesien dan lebih efektif.
Pandangan orang orang tentang investasi obligasi digital dapat berubah.
Hanya saja, tak semua orang di dunia ini dapat berinvestasi atau memberikan lending ke obligasi.
Karena invest disini membutuhkan biaya modal deposit yang besar. Oleh sebab itu, hanya orang orang investor kalangan atas dan menengah saja yang dapat berpartisipasi. Sedangkan kalangan rakyat jelata ( rakyat bawah ) hanya gigit jari saja, pasrah saja tak mampu berinvestasi sama sekali di obligasi digital.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.