Langsung ke konten utama

PLTU Pulang pisau, pembangkit listrik kota Palangkaraya dengan tenaga 80% batu bara dan 20% biomassa pohon kelapa sawit, karet, akasia dan kalindra ( 2023 )

Anda tinggal di kota Palangkaraya. Tentu sudah tidak asing lagi mendengar nama PLTU Pulang pisau sebagai salah satu pembangkit energi listrik. Inilah salah satu mesin utama yang menyuplai listrik dan menerangi setiap rumah, hotel, kantor dan gedung di seluruh kota Palangkaraya. 

Tanpa pembangkit PLTU Pulang Pisau. Kita semua di kota Palangkaraya bakal jadi gelap gulita. Dan kita harus menyalakan lilin untuk meningkatkan daya mata di pekatnya malam hari.

Terima kasih selama ini untuk kehadiran PLTU Pulang Pisau.  


Palangkaraya hanyalah sebuah kota kecil yang terletak di Kalimantan Tengah. 

PLTU Pulang Pisau menjadi landasan dan dibangun pertama kali oleh pemerintah Indonesia dengan biaya modal sebesar hampir tembus Rp 2 triliun rupiah atau setara Rp 2.000 miliar untuk membangkitkan listrik perkotaan di kota Palangkaraya. 

Ini memiliki kapasitas pembangkit listrik sebesar 2 x 60 MW. 

Berhubung kalimantan tengah memiliki potensi pertambangan batu bara yang melimpah. Maka sumber utama PLTU Pulang Pisau ini berasal dari batu bara. 

Pemandangan kapal kargo tongkang pengangkut batu bara yang melintasi sungai dan truck angkut pembawa batu bara melintasi jalanan di sekitar area kota Palangkaraya di setiap hari. Merupakan pemandangan lazim dan biasa. 

Pemandangan truck batu bara tersebut merupakan salah satu bagian dasar perekonomian dari kehidupan kota Palangkaraya. 

Tak hanya itu saja. PLTU Pulang Pisau turut meningkatkan daya tarik pertanian dan perkebunan setempat. Mengingat PLTU ini tidak hanya mengandalkan batu bara sebagai sumber utama. Melainkan 20% berasal dari hasil petani dan pekebun lokal setempat. Dimana ini diolah menjadi biomassa sebagai salah satu bahan campuran pembangkit energi listrik untuk kota Palangkaraya. 

Biomassa tersebut berbentuk wood pellet yang berasal dari tanaman limbah kayu pohon kelapa sawit, pohon karet, akasia dan kalindra.  

PLTU Pulang Pisau membeli wood pellet dari rakyat lokal setempat yang pada imbas hasilnya meningkatkan perekonomian masyarakat pemilik kebun sekitar sekaligus menerangi kota Palangkaraya dengan cahaya listrik dan mengurangi dampak lingkungan melalui EBTYTPH ( energi baru terbarukan yang takkan pernah habis ).

Pembayaran yang dilakukan ke rakyat lokal juga mendorong kemajuan ekonomi kota Palangkaraya.

PLTU Pulang Pisau juga menerapkan teknologi modern untuk mendukung kegiatan energi berkelanjutan EBTYPH tersebut, seperti melakukan pengelolaan sumberdaya listrik secara terorganisasi dan mengoptimalkan penggunaan energi listrik.

Batu bara kelak dapat habis.

Tapi pohon kelapa sawit, karet, akasia dan kalindra tidak dapat habis ( EBTYPH ). Selain itu, minyak kelapa sawit juga dapat diolah menjadi BBM. 

Pembelian wood pellet oleh PLTU Pulang Pisau ini juga membawa perhatian kepada pemerintah lokal melalui walikota untuk terus menerus melakukan konservasi penghijauan alam di ruang tata kota melalui tanaman penghasil listrik agar wilayah kota Palangkaraya dapat terus menghijau. Selain itu, pemerintah daerah Palangkaraya juga dapat mengambil keuntungan dari pajak. 

Daulay, salah satu pejabat pemerintahan di kota Palangkaraya mengharapkan agar membentuk landscape hutan energi sebagai etalase percontohan skala kecil dengan konsep bionergi listrik lestari yang berkelanjutan, dimana hutan dan kota dapat saling bersatu padu yang kemudian mendukung berbagai macam fungsi seperti pendidikan dan pemberdayaan masyarakat melalui pertanian dan perkebunan energi. 

Beliau juga menegaskan ingin mengajak lebih banyak pihak pejabat lainnya untuk ikut terlibat dalam kampanye ini untuk mengetahui potensi besar tak terduga dari biomassa aneka macam pepohonan hutan dari perkebunan produktif dan berkelanjutan. Mengingat kualitas biomassa dan batu bara adalah sama. 

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU. 

Related Post