Lompat ke konten Lompat ke footer

Wing Loong, Pesawat drone tempur China menguasai langit Arab Timur Tengah (2018)


Pesawat drone bersenjata sudah menjadi pemandangan biasa bagi warga penduduk Arab di zona kawasan Timur Tengah, Irak, Uni Emirat Arab, Suriah, Arab Saudi, Afghanistan, Mesir, Africa Utara, Libya, Yaman, dll. 

Pesawat drone terbang melalui bandara, kemudian melakukan pengintaian selama berjam-jam, mengawasi, mengumpulkan data intelijen, dan terkadang meluncurkan serangan penembakan rudal terhadap basis terrorist.

Umumnya, pesawat drone yg terbang disana adalah ‘MQ-9B Reaper’ atau ‘MQ-1C Gray Eagle’ milik angkatan bersenjata Amerika Serikat yg bermarkas di Timur Tengah. AS diketahui memiliki 168 unit drone berbahaya jenis ini.

Sekarang, pemandangan langit di kawasan Timur Tengah sudah nampak mulai berubah. Alih-alih drone Amerika Serikat hilir mudik disana…

Hari ini ada pesawat drone yg sama mematikannya terbang di dunia Arab, tetapi kali ini kok bisa berlabel WING LOONG made by China.

WING LOONG II, PESAWAT DRONE TEMPUR PENGUASA LANGIT TIMUR TENGAH


Amerika Serikat dikenal sebagai pemimpin global dalam teknologi drone militer. Tetapi punya banyak aturan ribet apabila pelanggan pengen membeli senjatanya. Mulai dari birokrasi dipersulit, aturan ini itu, hingga pertanyaan-pertanyaan rumit lainnya.

Sejak lama, dunia Arab yg didominasi muslim Sunni. Begitu menginginkan pesawat drone tempur untuk mengisi gudang persenjataan arsenalnya dalam menghadapi terrorist-terorist seperti ISIS, Syiah Houthi, dan pengaruh Syiah Iran.

Membeli drone dari Amerika Serikat banyak pertanyaannya, sedangkan beli Drone di China, tak ribet, gampang, setelah di telpon jika ada uang maka ada barang, pengerjaan segera dikerjakan jika selesai dibangun di pabrik maka dikirim dari China. Pemerintah komunis China tak butuh pertanyaan yg ditanyakan. Sahut sebuah laporan yg dirilis oleh Royal United Services Institute.

Sebagai contoh :

Pada tahun 2015. Negara Yordania pernah memesan pembelian drone Predator XP dari Amerika Serikat, tapi ditolak. Akhirnya, China membeli 2 unit drone CH-4B dari perusahaan CASC China Aerospace Science & Technology Corporation.

Contoh lain, Negara Irak ingin membeli drone MQ-9 Reaper dari Amerika Serikat, tapi ditolak. Akhirnya, Irak membeli 3 unit CH-4Bs Drone dari China.


Begitu pula dengan Arab Saudi dan UEA, karena birokrasi pembeliaan drone dari Amerika Serikat sulit dan banyak pertanyaannya. Maka Arab Saudi dan UEA akhirnya membeli 7 unit Wing Loong II dan CH-4 dari perusahaan CASC dan CAIG Chengdu Aircraft Industry Group yg sahamnya dikuasai 100% oleh pemerintah China.

Irak menggunakan drone buatan China untuk menyerang ISIS atau Islamic State.

Sedangkan negara-negara Arab seperti Arab Saudi menggunakan drone buatan China yg berpangkalan di markas udara Sharurah dan Jizan dekat perbatasan untuk menyerang syiah Houthi di Yaman.

PEMERAN UTAMA DRONE DI TIMUR TENGAH : TURKI, ISRAEL dan IRAN

Di Timur Tengah, Turki merupakan salah satu pelopor pemimpin industri pesawat tempur drone.

Turki mampu menciptakan drone bersenjata seperti TAI ANKA-S, BAYRAKTAR TB2 buatan Kale Bayker, dan Drone KARAYEL buatan Vestel Defense Industry.


Drone-drone Turki teruji combat proven di medan perang melawan terorist Islamic State dan Kurdi. Sayangnya, negara-negara Arab kurang tertarik membeli produk drone buatan Turki. ANKA-S bahkan tak ada pemesan sama sekali.

Orang-orang Negara Arab kaya minyak & gas ini. Pada umumnya memiliki dompet panjang besar, eh salah, dompet tebal. Mereka lebih senang membeli produk drone WING LOONG buatan China.

Keunggulan WING LOONG II terletak pada kemampuannya membawa rudal untuk menghancurkan sasaran musuh. Daya muat payload 400 kg, semua senjata yg sama persis digunakan oleh pesawat berawak seperti rudal udara-ke-permukaan, bom, rudal presisi-berpemandu dan rudal udara-ke-udara dapat pula disematkan padanya.


Daya jelajah WING LOONG mampu terbang dengan kecepatan maksimum 280 km/jam dan daya tahan lama terbang hingga 20 jam.

Satu hal menarik, Apabila membeli 1 unit drone buatan Amerika Serikat hanya dapat 1 saja. Maka WING LOONG dapat 3 unit akibat harganya yg murah.

Pada tahun 2018.

Arab Saudi dikabarkan menambah pesanan pembeliaan WING LOONG sebanyak 300 unit.

Pakistan dikabarkan memborong WING LOONG sebanyak 48 unit.

Mesir dikabarkan menambahkan lagi pesanan dronenya dari China sebanyak 32 unit.

*****

Operator industri terbesar pesawat drone di Timur Tengah yaitu Israel. Dimana menjadi raja penjualan drone terlaris dengan menguasai 61% pangsa pasar dunia. Baru saja artikel ini di tulis kepada anda,

Vietnam secara resmi memborong pesawat drone jenis Heron buatan Israel seharga $ 160 juta dolar atau sekitar Rp 2 triliun 320 miliar rupiah.

Di Timur Tengah dan Africa Utara. Negara Zionis Israel tak mendapatkan peluang sama sekali akibat embargo oleh 57 negara mayoritas Islam.



Pemain terbesar lainnya yaitu IRAN yang memiliki industri drone berteknologi tinggi. Seperti Frotos, Shahed-129 yg diciptakan oleh perusahaan Shahed Aviation Industries dan Mahajer6 diproduksi oleh Ghods UAV Industries.

Juga tak mendapatkan keuntungan peluang ekonomi dari gurihnya bisnis penjualan drone di Timur Tengah dan Africa Utara. Akibat di embargo oleh negara-negara Arab lainnya karena perbedaan mazhab Syiah & Sunni yg telah saling berperang dan tegang memanas sejak tahun 500 – 2019.

PERUBAHAN

Sejak presiden Donald Trump berkuasa.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah meluncurkan kebijakan baru tentang ekspor sistem udara tak berawak.

Presiden Donald Trump ingin agar pelanggan senjata AS dapat dengan mudah membeli persenjataan tanpa aturan ribet seperti dulu kala yg begitu rumit. Nampaknya perubahan tersebut akibat adanya persaingan ketat dengan pemasok senjata seperti China, Rusia, Israel dan Uni Eropa yg dapat memperkecil kue pundi-pundi keuntungan ekonomi AS dari bisnis persenjataan.  

Sayangnya, saat kebijakan diubah.

Nampaknya pelanggan internasional sudah lebih menyukai produk drone buatan China & Israel.

Artikel Lainnya :
  
PENGARUH 

Dalam hal jumlah, pesawat tempur Drone masih membentuk elemen kecil dari persenjataan di Timur Tengah dan dunia, ketimbang dibandingkan dengan pesawat tempur berawak. Hal ini wajar, mengingat teknologi drone baru saja dimulai.

Di masa depan, pesawat tempur Drone kemungkinan cenderung dijadikan alat utama sebagai pertahanan bahkan penyerangan. 

Ini terlihat dari bukti semakin maraknya jumlah produksi & penjualan drone bersenjata.


Secara teknologi, pesawat drone masih kalah jauh dalam hal urusan kecepatan dan daya terbang tinggi melawan pesawat berawak yg dipilot oleh manusia. Drone umunya terbang lambat dan rendah. Rawan jatuh terkena tembakan rudal panggul dari musuh dan mudah diserang oleh pesawat berawak manusia.  

Tapi kita tak tahu, bisa saja dimasa depan, Pesawat drone yg terbang lambat tersebut mampu membalas menembak pesawat berawak yg berkecepatan tinggi.

Pesawat drone memang memiliki kelebihan & kekurangannya sendiri.

Satu hal yg pasti, kelak ini cukup menganggu. Serangan daratnya terbukti mematikan. Semua negara harus mulai memikirkan terhadap pengaruh robot drone di masa depan.

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU