Penyebab peperangan Rusia Ukraina : Ancaman F-35, F-22, rudal jelajah Tomahawk nuklir Amerika Serikat berada di depan pintu Rusia, mencaplok 100% wilayah menghapus total politik pemerintahan Ukraina dari peta dunia, mengusir penduduknya ke Uni Eropa untuk mengembalikan kejayaan Uni Soviet seperti dahulu kala ( 2022 )
Sebelum teman teman membaca artikel sederhana ini.
Ada baiknya, baca terlebih dahulu
link berikut ini :
~ Hadapi rudal Tomahawk AS : Rusia percepat merger gabung Belarus menjadi 1 negara ( 2020 )
~ Setelah caplok Crimea. Kazakhstan bisa jadi target berikutnya oleh Rusia ( 2016 )
############# %%%%%%%%%%%%%%
#############
Pada awal dekade.
Dunia masih di hiasi oleh nuansa musim
peperangan.
Pada tahun 2020. Perang Azerbaijan
VS Armenia.
Pada tahun 2021 : Perang Israel
VS Gaza Palestina.
Pada tahun 2022 : Perang Rusia
VS Ukraina.
Semua perang terjadi menggunakan
teknologi mutakhir berbasis rudal presisi, tank, kendaraan lapis baja, roket,
mobil tempur, helikopter, artileri, rudal jelajah dan penggunaan drone canggih.
Perang memang bakal terus berkecamuk
untuk kedepannya. Walaupun takkan berlangsung lama karena harus ada jeda untuk
pengisian ammo, pemulihan ekonomi dan instalasi pertahanan di wilayah yang mereka caplok. Lalu lanjut perang
lagi untuk memperbesar kapasitas.
Prediksi perang berikutnya adalah Turki VS Iran,
Lalu dilanjut oleh perang Israel VS Iran dan Israel VS Lebanon. Dengan tujuan negara Yahudi menguasai wilayah Lebanon hingga 50% dan menginstal sistem pertahanan Iron Dome, Barak & Arrow. Termasuk mengusir seluruh penduduknya.
Kemudian lanjut perang China VS Taiwan, China VS Jepang, China VS Korea utara, China VS Korea Selatan.
Dan beberapa negara lainnya. Termasuk Kawasan Timur Tengah yang terus membara sejak tahun 500 tak pernah ada kedamaian.
Semua perang menggunakan strategi
dan teknik sama.
Yaitu teknologi presisi untuk
meminimalkan dampak dari korban sipil. Kecuali di Timur Tengah agak sedikit
brutal.
Penyebab perang Rusia Ukraina dari sudut pandang
netralitas. ( 2022 )
Invasi Rusia VS Ukraina di mulai
pada tahun 2022.
Banyak orang orang kemudian bertanya
mengapa perang ini terjadi….?
Untuk membahasnya, yuk mari kita
lihat dari sudut pandang netralitas.
Sebelumnya, mari saya ajak anda
ke masa lalu saat sejarah tragedi pembantaian Holocaust yang menewaskan 6.000.000
juta orang Yahudi di seluruh benua Eropa.
Tahukah anda.
Tak hanya orang Yahudi menjadi
korban pembantaian NAZI.
Jumlah korban dari pihak Rusia lebih
banyak daripada korban Yahudi.
NAZI secara brutal tak hanya
mengincar dari kalangan militer saja.
Warga sipil turut menjadi sasaran
keganasan tentara partai NAZI.
Tentara NAZI menyerang hingga masuk
wilayah kawasan Soviet yang diduduki menyebabkan orang orang Soviet. Entah itu militer
dan sipil, jatuh berguguran akibat dibantai oleh tentara NAZI JERMAN yang
dipimpin oleh presiden Hiltler kala itu.
Tentara NAZI membunuh via operasi
tembak mati secara langsung dan penggunaan gas beracun.
Total korban jiwa dari pihak
Soviet mencapai 17.400.000 juta orang. Menurut data arsip Mikhail
Meltyukhow.
Oh ya, kala itu nama Rusia adalah
Soviet.
KONSEKUENSI PERANG : PIHAK MANA YANG BENAR DAN PIHAK
MANA YANG SALAH.
Youtube : Diatas kertas, Ukraina bukan tandingan bagi militer Rusia
Bersamaan dengan konsekuensi
perang antara Rusia VS Ukraina.
Negosiasi secara damai dan diplomatis
telah berlangsung sejak lama yang dilayangkan dari pihak Rusia ke Ukraina untuk
tak macam macam terhadap kedaulatan negara beruang merah.
Rusia meminta agar pemerintah Ukraina
tak bergabung kepada NATO atau UNI EROPA.
Namun dari pihak Ukraina selalu
menjawab dengan canda gurau yang seolah olah plin plan apakah Ukraina hendak bergabung
ke NATO atau menolak NATO.
Tak pernah ada jawaban pasti dari
pihak kubu Ukraina.
Disatu pihak Ukraina menyatakan
takkan pernah bergabung ke UNI EROPA atau NATO.
Disatu pihak Ukraina kadang
kadang bercanda ria bahwa mereka kelak ingin bergabung ke UNI EROPA atau NATO.
Terlepas dari upaya mediasi dan berbagai
macam pembicaraan politik yang telah berlangsung sejak lama. Rusia merasa kebingungan
terhadap langkah langkah geopolitk dari pemerintahan Ukraina yang seolah olah
nampak bercanda canda terhadap keputusan ini. Padahal, Rusia memandang ini
dengan serius karena menyangkut masalah keamanan bagi 144 juta orang rakyatnya.
Sejak keruntuhan NAZI dan kematian
presiden Hitler di tahun 1945 dengan cara bunuh diri menembakkan kepala dirinya
sendiri setelah terkepung oleh tentara US ARMY Amerika Serikat.
Secara praktis.
Kekuatan, kekuasaan dan dominasi politik
benua biru Uni Eropa dikuasai secara mutlak oleh sang koboi pemenang perang
dunia ke II yaitu Amerika Serikat. Turut berjasa tentara Uni Soviet dalam mengalahkan NAZI.
Militer Amerika Serikat adalah
penguasa tunggal Uni Eropa saat ini.
Uni Eropa dan Amerika Serikat
kemudian tergabung dalam bentuk aliansi yang disebut NATO.
Hingga detik ini, setelah 77
tahun berlalu. Pihak pemerintahan dan rakyat Rusia memandang Uni Eropa sebagai
terorist NAZI.
Akar kebencian Rusia kepada Uni
Eropa sudah berdarah daging sejak lama. Ditambah dengan bubarnya Ukraina dari Uni Soviet.
Presiden Rusia, Vladimir Putin
tak ingin kejadian 17.400.000 juta rakyatnya terbunuh lagi seperti sejarah masa
lalu Ketika dibantai oleh NAZI.
Oleh sebab itu, Rusia menginvansi
Ukraina. Sekaligus hendak mengembalikan kejayaan Uni Soviet dengan menggabungkan Ukraina ke Federasi Rusia untuk melawan tantangan kedepan.
Youtube : Pengungsi Ukraina berlarian ke Uni Eropa
Keanggotaan NATO atau UNI EROPA adalah ancaman
langsung kepada Rusia.
Ketika perang dunia ke II
berakhir.
Menyisakan hanya 2 pemenang.
Yaitu Amerika Serikat dan Rusia.
Kala itu, Amerika Serikat sukses
bikin babak belur Jepang dan NAZI hingga mereka tak berdaya dan tak dapat berkutik
lagi.
Sehingga di abad modern ini. (Jepang
dan Uni Eropa) telah tunduk kepada kekuatan militer AS yang tak tertandingi.
Di Uni Eropa. Ada total 80.000
tentara US Army sedang bertengger tersebar di markas pangkalan Jerman,
Italia, Ferancis, Polandia, Slovenia, dll.
Kehadiran tentara Amerika Serikat
di Uni Eropa terdiri dari 2.500 tank dan kendaraan lapis baja.
Termasuk helikopter tempur
Apache, Chinook, Blackhwak, F-22 Raptor, dll.
Semua moncong senjata milik AS di Uni Eropa diarahkan ke Rusia.
Sedangkan NATO dibangun oleh
Amerika Serikat. Dengan salah satu maksud tujuan utama untuk melegimitasikan
aksi perang jika satu wilayah di Uni Eropa diserang maka militer AS memiliki mandat
lampu hijau untuk membuka awal serangan ke depan publik internasional demi
menyerang Rusia.
Fakta pertama adalah 77 tahun
Rusia memandang aliansi NATO dan UNI EROPA sebagai NAZI yang dianggap sebagai
ancaman nyata bagi rakyatnya.
Fakta kedua adalah insting orang
orang Amerika Serikat yang tak ingin supremasi super power miliknya dilemahkan.
AS pun tak ingin kejadian serupa serangan pengeboman pearl harbor di PD II terulang
kembali. Oleh sebab itu, Amerika Serikat harus menjadi bangsa terkuat #1 di
dunia dalam segala bidang. Entah itu militer, teknologi, ekonomi dan politik.
Karena bagi pandangan AS dengan memiliki kekuatan terkuat maka kedamaian
tercipta, karena musuh takkan lagi berani macam macam terhadap semua kebijakan,
kemauan dan keinginan Amerika Serikat.
Masalahnya adalah kedua fakta ini
tak dapat bertemu.
Sejak perang dunia ke II : Menyisakan
Rusia sebagai salah satu pemenang.
Amerika Serikat menganggap Rusia
harus dilumpuhkan dan dikalahkan.
Dengan kekalahan Rusia. Itu
artinya Super Power Amerika Serikat menjadi 'sempurna'.
Sedangkan Rusia dari sudut
pandang miliknya berusaha melindungi diri dari segala bentuk ancaman tersebut.
Jika Ukraina bergabung ke NATO
atau UNI EROPA. Maka dipastikan Amerika Serikat menggerakkan rudal Tomahawk dan
membangun markas bandara baru bagi pesawat tempur F-22, F-35 Lightining lebih
dekat ke depan pintu Rusia.
Walaupun Rusia memiliki sistem
pertahanan S-300, S-400 yang canggih. Namun itu menjadi kesulitan jika respon
jarak dan waktu terlalu dekat ke arah ibukota Moskow. Apalagi senjata AS
seperti rudal Tomahawk dan F-35 Lightining mampu membawa bom hulu ledak nuklir B61
Tomahawk berhulu ledak nuklir sanggup ditembakkan dari truck militer.
Pesawat siluman F-22 Raptor dan F-35 Lightining sanggup lepas landas vertical
dimana saja dan kapan saja. Itu memang ancaman serius bagi Rusia jika Ukraina
bergabung ke NATO atau UNI EROPA.
Bagi Amerika Serikat, Uni Eropa
adalah pijakan strategi dan taktis untuk menyerang Rusia. Selain dari tentu
saja lautan menggunakan gugus kapal induknya.
Elemen lainnya adalah infrastruktur
Aegis ashore milik Amerika Serikat yang bertaburan di Uni Eropa.
Seperti penyebaran Patriot dan
THAAD di benua biru Uni Eropa.
Amerika Serikat mengklaim ini cuma
sekedar pertahanan udara saja. Padahal bagi Rusia itu adalah kedok untuk
persiapan menonaktifkan wilayah zona penyempitan terbang udara sebagai penyerangan di masa
depan.
Apa jadinya jika ukraina
bergabung ke NATO atau UNI EROPA.
Amerika Serikat dipastikan ikut menggerakkan armada alustistanya,
infanteri, tank dan kekuatan nuklir berbahaya untuk lebih maju ke depan
perbatasan pintu Rusia.
Pemerintahan Rusia yang dipimpin oleh Vladimir Putin bertanggung jawab sepenuhnya untuk melindungi rakyatnya. Seberapa banyak pun kutukan dunia internasional yang diarahkan kepadanya ketika menginvansi Ukraina.
Putin takkan peduli. Karena ini tentang keberlanjutan hidup mati negara Rusia.
Sebagaimana dibahas pada
pembahasan diatas.
Vladimir putin dan segenap pemerintahan Rusia selama 77 tahun masih memandang Uni Eropa sebagai NAZI. Namun kali ini NAZI dibeking oleh kekuatan adidaya yang lebih kuat yaitu Amerika Serikat. begitulah cara Rusia memandang.
Sebagai informasi.
Dalam konflik perang. Militer Rusia menjunjung tinggi kehormatan hak asasi warga sipil. Tak seperti NAZI asal bunuh orang secara serampangan. Jikapun ada tentara Rusia menembaki warga sipil. Itu karena efek psikologis mengira orang bawa sapu dikira membawa senjata atau memang warga sipil dengan sengaja menembaki tentara Rusia sehingga wajib hukum untuk tindak pembalasan.
Terima kasih. Semoga bermanfaat
ya. GBU