Ide, strategi, taktik dan cara membubarkan MPR, DPR, DPD & DPRD dengan memecat 20.376 ribu pejabat ganti jadi 100 pejabat saja dan hapus 4 lembaga ganti jadi 1 lembaga. Jika tidak berhasil, maka gulingkan presidennya ganti pemimpin presiden baru yang lebih kuat ( 2025 )
Mewujudkan ide Gus Dur atau melanjutkan perjuangan Gus Dur.
Afrid Fransisco percaya tentu tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena lawan yang dihadapi begitu berat. Maka dibutuhkan strategi, ide, rencana, siasat dan taktik pemikiran matang yang lebih kuat.
1]. Langkah pertama adalah membangun kesadaran, sebarkan pendidikan ilmu pengetahuan tentang politik kepada segenap rakyat Indonesia melalui media sosial ( internet ) dan dibutuhkan dukungan rakyat secara masif dan besar besaran. Dengan cara menunjukkan bahwa rakyat menginginkan perubahan fundamental pada sistem birokrasi politik kleptokrasi yang boros APBN.
2]. Dibutuhkan tekanan yang lebih kuat dibandingkan kekuasaan pejabat berkuasa tersebut. Jika upaya lemah maka dipastikan gagal. Oleh sebab itu dibutuhkan kekuatan.
Cara memutus siklus boros perpolitikan dengan membubarkan MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
Caranya:
1]. Gabungkan keempat lembaga ( MPR, DPR, DPD, dan DPRD ) tersebut menjadi 1 lembaga tunggal yang menjalankan fungsi legislatif dan pengawasan.
2]. Kurangi jumlah pejabat dari 20.376 menjadi hanya 100 orang pejabat profesional yang dipilih berdasarkan meritokrasi, integritas, dan intelektual. Jadi DPRD dengan anggota jumlah yang banyak tidak dibutuhkan lagi. Tidak dibutuhkan lagi pemilu daerah untuk memilih DPRD daerah. Pemilu nanti hanya untuk pemilihan presiden dan walikota saja. Seluruh kantor DPRD yang luas dan megah yang ada di setiap pelosok daerah di bongkar untuk alihfungsi sebagai rumah susun rakyat atau rumah tapak rakyat.
Strategi ini membuat negara Indonesia dapat mengefesiensi dan menghemat APBN secara signifikan, memangkas korupsi struktural, dan mempercepat pengambilan keputusan. Daripada APBN digunakan untuk rapat ribuan pejabat yang tidak berguna dan menghandle biaya operasional ribuan pejabat yang tidak berguna.
Cukup pakai 100 orang pejabat meritokrasi saja.
Afrid Fransisco percaya pakai 100 pejabat profesional saja sudah dapat melaksanakan tugas gabungan MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang setara 20.376 ribu pejabat itu.
Bayangkan, betapa uang APBN rakyat yang biasanya ditransfer sebagai gaji, tunjangan, bonus, insentif dan pensiun seumur hidup para pejabat tersebut bisa dialihkan ke anggaran APBN lain seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, teknologi, membangun rumah sakit, sekolah, memperbaiki jalan raya yang rusak, jembatan, melindungi hutan lindung, membangun rumah susun tempat tinggal, dll sebagainya.
Nah, jika ide Afrid Fransisco ini ditolak mentah mentah oleh presiden dan sistem yang ada. Menolak merampingkan politik. Maka itu adalah sinyal yang jelas betapa bobroknya otak pejabat kleptokrasi yang mirip seperti sampah.
Mereka hanya ingin membangun politik gemuk sebagai sarana ladang lumbung bagi bagi kekuasaan dan bagi bagi gaji uang demi memperkaya kekayaan mereka saja. Disisi lain, anda lah yang diperas melalui aneka macam pajak.
Momentum harus digunakan untuk mendorong lahirnya seorang pemimpin presiden revolusioner baru seperti ketegasan dan keberanian yang pernah coba ditunjukkan oleh presiden Gus Dur.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.
