Lompat ke konten Lompat ke footer

Implikasi Dampak China Membangun Teknologi Cern Higgs Boson Seorang diri (2019)


Sekitar 48 tahun lalu. Negara Amerika Serikat diketahui ingin membangun mesin SUPERCONDUCTING SUPER COLLIDER (SSC) atau bisa juga kita sebut DESERTON.

Tujuan AS demi mengamati, mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang bagaimana alam semesta bekerja.

Sekitar 57 tahun yg lalu. Amerika Serikat sebenarnya sudah memiliki seorang diri teknologi SLAC NATIONAL ACCELERATOR LABORATORY. Dibangun sepanjang 3 km. Berkontribusi menemukan ilmu fisika baru proton, neutron dan lepton.

Namun karena sudah usang. Rencananya AS membangun infrastruktur baru sepanjang 87 km di padang pasir Texas dengan energi 20 TeV per proton.

Namun karena Amerika Serikat kekurangan duit kala itu dan minim anggaran. Ya, menciptakan SSC membutuhkan biaya besar mahal sekali.

Maka, proyek dibatalkan karena AS tak sanggup membayar infrastukturnya seorang diri.

Sebagai gantinya dialihkan ke CERN (European Organization For Nuclear Research) dengan mesin disebut LHC (Large Hadron Collider).

Penyumbang dana terbesar pembangunan LHC adalah Amerika Serikat dan China. 

Biaya total anggaran pembangunan mesin akselerator dan detektor LHC sekitar $ 52 miliar atau Rp 743 triliun.

Berkantor pusat dan mesin LHC ditempatkan di bawah tanah di lokasi negara netral : ‘Swiss’.

Panjang mesin berkisar diangka sekitar 27 kilometer. Melibatkan 100 negara bersama 17.000 ribuan peneliti dan ilmuwan dengan gelar professor doktor S3, melibatkan orang-orang peraih Nobel dan master-master sarjana S2 dari berbagai bidang jurusan seperti Fisika, Matematika, dll.

Ada kedamaian di CERN. Negara berkonflik seperti Amerika Serikat dan China, Lalu Israel dengan negara-negara Arab yang terus-terusan berkonflik. Di CERN. Semua peneliti tanpa membedakan asal-usul negara turut bahu membahu bekerjasama bersatu di bidang ilmu pengetahuan.

Mesin LHC dan CERN di Swiss selesai dibangun pada tahun 2009.

Pada tahun 2012. Partikel Tuhan atau Higgs Boson ditemukan untuk pertama kalinya.    


China Ingin Membangun Teknologi CERN SEORANG DIRI 

Ga Jie dari China telah memperhatikan kegagalan Amerika Serikat di masa lalu ketika mencoba membangun Superconducting Super Collider sehingga pemerintah AS mengalihkan ke LHC di Swiss. Kemudian mengajak 100 negara.  

Ia berharap China dapat belajar dari mandeknya infrastuktur AS tersebut.

Waktu terbaik hari ini tak ada yang lebih baik. Sahut Ga Jie.

Meskipun ekonomi Tiongkok tumbuh pada laju lambat beberapa dekade ini. China melihat bahwa Sains dan Teknologi adalah kunci untuk merombak ekonomi dan meningkatkan daya nilai bagi industri-industri di China. Pemerintah China telah menganggarkan sebanyak 2,5% dari PDB untuk IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi) sehingga mampu mendongkak kemajuan universitas-universitas yang ada di China ke NEXT LEVEL.

Sejak penemuan partikel TUHAN yg terjadi di LHC pada tahun 2012 yg lalu.


Wang Yifan mengatakan :

Masih banyak pekerjaan yang harus di lakukan. Sahutnya.

Wang Yifan melanjutkan :

Selama 300 tahun terakhir, sains ilmu pengetahuan terus berkembang sangat pesat. Mereka memulai mempelajari dari molekul. Kemudian bergerak lebih lanjut mempelajari atom. Selanjutnya mereka mempelajari nucleus dan partikel, lepton dan quark. Sulit membayangkan ilmu pengetahuan berhenti disini. Sahutnya.


Wang Yifan adalah professor doktor ahli fisika partikel dari Beijing, China.

Wang menjabat sebagai ahli neutrino dari reactor nuklir dan turut berpartisipasi di CERN dalam berkontribusi menemukan Partikel Tuhan, Higgs Boson. Beliau mempelajarinya dari jutaan tabrakan collision.  

Teknologi LHC yang terdapat di Swiss saat ini diketahui mulai usang, walaupun masih banyak ilmu dan pekerjaan penelitian yang harus terus dilakukan. Untuk mencapai hasil maksimal, dibutuhkan teknologi baru yang lebih besar dan lebih panjang hingga 100 km untuk mengamati HIGGS BOSON.


Pada tahun 2014. Pemerintah Komunis China telah menganggarkan pendanan R&D untuk disetujui. Demi menciptakan desain rekayasa proyek pembangunan Circular Electron Positron Collider buatan China.

Kontruksi utama pembangunan infrastuktur di mulai tahun 2027. Diharapkan beroperasi perdana pada tahun 2035.

CIRCULAR ELECTRON POSITRON COLLIDER menjadi proyek mandiri CHINA tanpa melibatkan negara-negara lain. Artinya akses ini tertutup dan ilmu ini tertutup. Hanya CHINA yang boleh mengaksesnya.

Beberapa pengamat menilai tujuan pembangunan Circular Electron Positron Collider di China untuk memproduksi dan mengumpulkan satu juta ‘Higgs Boson’ sehingga ilmuwan dan peneliti dari China dapat mengukur ukuran penampang produksi ZH hingga akurasi 0.5%. 

Teknologi CEPC ini juga untuk meneliti lebih lanjut tentang materi gelap, antimateri dan massa neutrino.  

Walhasil temuan seperti senjata baru, teknologi baru, ilmu fisika baru, radiasi sinkrotron, fisika astro partikel, solid state baru, bahkan menciptakan matahari dan bulan buatan baru mungkin saja bisa tercipta, dan untuk agar meningkatkan proton-proton Collider mencapai energi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dapat tercapai dengan proyek CEPC tersebut.





IMPLIKASI PADA DUNIA DAN NEGARA LAIN :

Amerika Serikat diketahui menatap tajam setiap elemen-elemen perkembangan teknologi pesat yang terus bertumbuh di China.

Apabila CHINA benar-benar membangun infrastruktur CEPC seorang diri di tahun 2035.

Maka dipastikan Amerika Serikat menciptakan dan membangun kembali SuperConducting Super Collider (SSC) yang telah lama tertidur di bawah tanah.

Walhasil, akses ilmu pengetahuan fisika baru tertutup untuk dunia. Karena blueprint hanya terdapat pada pemerintahan negara itu saja.

Sehingga Implikasi pada dampak dunia dapat menciptakan kesenjangan teknologi mendalam kepada negara lain yang dipastikan kesulitan menyusul perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan yang ada di China dan Amerika Serikat.

Namun ada kemungkinan, negara lain seperti Rusia, Jepang, Uni Eropa, Korea Selatan, dll menciptakan mesin masing-masing untuk kepentingan pemerintahnya masing-masing.

The Japan Times dari ‘Masanori Masuoka’, Sekretaris Jenderal Asosiasi Akselerator dari Jepang yang terlibat di Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mengatakan bahwa :

Jepang harus memiliki sebelum China membangunnya. Jika tidak, maka Jepang kehilangan status. Sahut. Masuoka.

Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU