Amerika Serikat telah gagal membujuk negara kawasan Asia dalam pengaruhnya melawan China. Lalu apa langkah AS berikutnya ( 2024 )
Untuk Amerika Serikat dapat memenangkan sebuah pertempuran modern dikawasan Asia.
Maka AS membutuhkan lebih banyak rekan kerjasama bilateral yang solid untuk melawan musuh China.
Sejak tahun 2018 upaya ini sudah terus digalakkan oleh pemerintah Amerika Serikat.
Namun, rupanya setelah 7 tahun berlalu.
Ambisi negara Paman Sam itu nampaknya terlihat gagal membujuk beberapa negara negara lain di Asia agar ikut bersekutu dan bersatu padu dengan AS.
Dibelahan bagian Barat. Amerika Serikat hanya punya 1 sahabat saja yaitu India.
Negara lain diwilayah Barat seperti : Pakistan, Bangladesh, Afghanistan dan Tajikistan, semuanya memihak pro China.
Sedangkan dibagian selatan seperti Thailand, Laos dan Kamboja. Semuanya memihak pro China.
Tetapi untuk Myanmar belum diketahui. Apakah memihak AS ataukah China.
Terkhusus kepada negara Vietnam. Negara yang dulunya dianggap sebagai bangsa komunis, sama seperti komunis Tiongkok PKC. Para ahli dan peneliti militer di AS agak meragukan hubungan relationship antara AS dengan Vietnam. Apalagi di tahun 1955, AS pernah punya catatan sejarah buruk ketika perang melawan Vietnam yang menyebabkan sebanyak 58.315 tentara Us Army meninggal dunia dan 153.303 mengalami luka luka.
Disisi lain, sekalipun hubungan China dan Vietnam terlihat kurang baik karena sering cekcok urusan patokan wilayah garis perbatasan di laut, tetapi kehadiran presiden Tom lam telah mengubah situasi dinamika ini yang menunjjukkan tanda tanda keberpihakannya kepada China.
Jadi tak heran, mengapa peneliti AS memang sejak awal tidak yakin kepada Vietnam. Karena dimasa depan, Vietnam diprediksi bakal semakin mesra ke China. Toh mereka sama sama komunis yang menjijikkan.
Hal senada hampir mirip seperti yang terjadi di Jepang.
Amerika Serikat tetap perlu merespon dengan hati hati terhadap hubungannya kepada pemerintah Jepang. Walaupun saat ini sebagai salah satu sekutu AS, tapi Jepang tidak menutup kemungkinan dapat berubah mood. Namun tentu saja, sulit bagi Jepang untuk bermitra dengan China.
Sehingga situasi serba salah ini mampu dimanfaatkan oleh kecerdikan Amerika Serikat agar menjadikan Jepang sebagai sahabat yang dapat diandalkan di Asia untuk melawan pengaruh China. Terutama menempatkan ribuan persenjataan alustista canggih dengan mendirikan pangkalan militer AS dalam persiapan menggempur China.
Korea Selatan, Filipina, Papua Nugini dan Australia adalah markas bagi pangkalan militer Amerika Serikat. Selain di Guam. Di sana pula, pemerintah Amerika Serikat telah mendirikan pangkalan US Army yang menjadi akses untuk senjata mematikan seperti kapal perang, pesawat tempur, kendaraan lapis baja, truck peluncur rudal, dll sebagainya.
Pangkalan AS yang ada di Korea Selatan turut digunakan bagi militer Amerika Serikat untuk membendung, membentengi dan menghadang perilaku buruk dari Korea Utara, China dan Rusia sekaligus.
Namun, keadaan tidak selalu dapat sesuai dengan apa keinginan atau kemauan AS.
Beberapa negara lain, bersikap memilih untuk netral. Seperti Singapura, Malaysia dan Indonesia.
Dulu di Singapura ada pangkalan laut Amerika Serikat. Sekarang saat artikel ini ditulis kepada anda, sudah tidak ada lagi. Kapal induk AS sudah berpindah tempat ke posisi laut internasional. Ini terjadi mengingat ambiguitas Singapura.
Disatu sisi Singapura memihak AS, tapi disatu sisi yang lain, Singapura condong juga memihak ke China. Sehingga membuat AS menjadi bingung ???
Hal senada mirip seperti yang terjadi di Malaysia. Walaupun ketegangan Malaysia dengan China terhadap konflik LCS di wilayah perbatasan laut garis garis Malaysia.
Malaysia memilih tetap menjalin hubungan baik dengan China dan Amerika serikat.
Sehingga membuat psikologi pemerintah AS menjadi bingung ??? Malaysia selalu terlihat ingin mempermainkan AS dengan jebakan permainan tebak tebakan cinta segitiga.
Lalu bagaimana dengan Taiwan.
Kondisi Taiwan berada dipersimpangan sempit yang mengkhwatirkan. Jarak antara Taiwan dan China hanya 118 km. Dengan jarak yang sedekat ini, hampir tidak mungkin bagi AS mendirikan pangkalan militer di Taiwan dalam melindungi kepentingan Taiwan. Nanti markas AS bisa gosong kena rudal Dongfeng. Akibat respon anti reaksi tameng perisai rudal Patriot sulit menangkal sedekat itu.
Para pengamat, ahli dan peneliti di AS memprediksi. Taiwan tidak dapat eksis sebagai sebuah negara.
Invasi China hanya tinggal menunggu waktu saja...,
Pada saat itu terjadi, kedaulatan Taiwan bakal dicaplok, dikuasai dan diubah menjadi PKC China.
Dan orang orang rakyat sipil Taiwan bakal kocar kacir ke seluruh penjuru dunia mencari tempat untuk mengungsi.
Salah satu pengalang bagi China untuk mencaplok Taiwan, dikarenakan oleh alasan adanya aktivitas mondar mandir dari kapal perang AS yang berjaga jaga melindungi negara Taiwan.
China membutuhkan persiapan kapal perang yang lebih tangguh dan perlu membangun lebih banyak kapal induk guna mengimbangi kapal perang AS yang berjaga jaga di Taiwan. Ketika kondisi itu tercapai, maka langkah PKC China adalah siap menginvasi Taiwan.
Pemisahan jarak logistik dan rantai penyuplai pasokan kapal perang ke benua Amerika Serikat. Menjadi perhatian serius dan pertimbangan bahwa Amerika Serikat bakal gagal melindungi Taiwan.
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.