Pada artikel kali ini. Afrid Fransisco mengajak anda untuk kembali mengenang sejarah masa lalu.
Tepatnya pada September 2022. Mengulas sebuah dinamika hubungan buruk antara DPR dan TNI.
Khususnya kepada salah satu anggota DPR RI pada masa itu bernama Effendi Simbolon dari partai PDP-P.
Ketika rapat berlangsung di ruang sidang. Terlihat Effendi menyampaikan pernyataan kepada TNI.
Sontak saja, ada beberapa kata kata asal asalan yang keluar dari mulut beliau dengan ucapan yang membuat anggota TNI di seluruh Indonesia menjadi protes, marah dan sakit hati.
Effendi Simbolon menyebut bahwa TNI diibaratkan seperti ormas, organisasi yang sulit harmonis sehingga memberikan identitas bahwa lembaga institusi TNI sebagai sesuatu yang tidak teratur, TNI di adu domba dan dimiripkan seperti gerombolan.
Akibatnya TNI dianggap sebanding dengan perbandingan ormas. Ucapan itu dituturkan tepat di depan salah satu jenderal TNI Dudung abdurachman saat rapat berlangsung.
Sontak saja, pernyataan ini menyulut aksi reaksi keras dari berbagai anggota TNI di seluruh Indonesia.
Para prajurit di berbagai daerah merasa marah dan sakit hati. Karena merasa kehormatan mereka dan martabat institusi mereka direndahkan dengan ucapan salah satu anggota DPR RI tersebut.
DPR sebagai lembaga tertinggi di Indonesia, seharusnya menunjjukan karakter untuk menghormati rasa hormat dan persatuan.
Tapi justru salah satu anggotanya malah merendahkan institusi TNI.
Partai politik PDP-P dan anggota DPR lainnya kemudian merespon menuntut agar rekan kerjanya, Effendi Simbolon meminta maaf melalui pernyataan siaran pers publik.
Effendi menegaskan bahwa dirinya tidak pernah berniat untuk menyinggung atau merendahkan TNI sebagai sebuah institusi bangsa. Permintaan maaf tersebut ia sampaikan kepada seluruh prajurit TNI, mulai dari jajaran Tamtama, Bintara, hingga Perwira. Bahkan sampai sesepuh.
Effendi mengatakan :
Dari lubuk hati saya yang paling dalam ya, saya mohon maaf atas apapun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti, yang tidak nyaman dihati para prajurit. Sahutnya.
Pada akhirnya, TNI kemudian menerima permintaan maaf dari bapak Effendi Simbolon.
Kasus penghinaan TNI diakhir secara damai.
Memulihkan ketegangan antara lembaga legislatif ( DPR ) dan militer ( TNI ).
Terima kasih. Semoga bermanfaat ya. GBU.